I.M : 21✔️

43.1K 4.2K 21
                                    

Episode 21.




Pagi ini Acavella Bersama semua osis dan beberapa guru bersangkutan sedang melaksanakan rapat untuk ujian akhir / ujian kenaikan kelas.

Mereka membahas tentang setiap guru yang mengawasi satu kelas dan juga lainnya.

"menurut saya, kurang bila hanya satu guru yang berjaga di satu kelas"ucapan Acavella membuat atensi semuanya tertuju padanya.

Kepala sekolah yang tadi sudah menetapkan satu kelas satu guru kini menatap Acavella sinis, karna kejadian kemarin belum ia lupakan.

"lalu berapa yang anda mau?"tanya kepala sekolah dengan nada sedikit sinis membuat mereka yang tak tau saling pandang karna bingung.

"empat...untuk siapa-siapa saja yang berjaga itu bisa anda atur sendiri dan bagi sendiri."

Kepala sekolah berdiri dari duduknya menatap Acavella nyalang "empat anda bilang? Bukankah itu terlalu banyak?"

Acavella menoleh dengan pelan ke arah kepala sekolah, ia menaiki satu alisnya "why?...menurut saya itu bagus, dari pada hanya satu guru di satu kelas dan yang lainnya hanya bersantai di ruang guru, bukankah itu sama aja mendapat gaji buta?"

Kepala sekolah Kembali duduk, ia menghelai nafas... dulu-dulu dirinya masih terima perilaku Acavella, tapi sejak kemarin entah kenapa ia kesal sendiri terhadap ketua osis sekolah ini.

"itu terlalu banyak!"tekan kepala sekolah.

"no problem, itu malah bagus..saya tidak ingin anak-anak tertentu yang orang tuanya banyak uang malah menyogok dan mendapat akses mudah untuk menjawab soal."

"empat guru yang berjaga itu bagus, membuat para murid tidak ada cela untuk menyontek dan membawa contekan, selama waktu ujian, empat guru itu berkeliling di meja-meja murid."

"bukankah itu yang harusnya terjadi? Bukan hanya masuk, membagikan soal dan bermain ponsel, sedangkan para murid yang ingin berkonsentrasi malah terganggu dengan suara berisiknya"lanjut Acavella membuat beberapa guru yang pernah melakukan itu terdiam.

"saya setuju atas pendapat ketua"ujar Alvin dan di angguki osis-osis lainnya.

Iyalah setujuh..orang para osis juga anaknya pinter-pinter!

"agar orang seperti inggrid juga engga bisa mendapat peluang yang besar"lanjut eliza membuat osis-osis itu mengangguk lagi.

"baiklah! Akan saya pikirkan lagi nantinya, rapat selesai.Kembali ke-kegiatan kalian "kepala sekolah langsung keluar tak memedulikan acavella yang terus menatapnya dengan datar.

"matematika kapan?"tanya Felicia.

Alvin yang memegang jadwal ujian, mencari pelajaran matematika "hari terakhir di jam terakhir juga."

Ucapan Alvin membuat para osis misuh-misuh, kenapa matematika engga di jam pertama aja? Kan kalo di jam pertama otak mereka masih fres dan belum koslet karna pelajaran lain.

"Kembali ke kelas kalian"ujar Acavella membuat kerumunan itu bubar dan Kembali ke kelas mereka masing-masing.

Acavella berjalan beriringan dengan Felicia dan juga Eliza menuju kelas mereka, jam kedua sudah berbunyi dan mungkin sekarang sedang terlaksanakan.

Ketiga osis itu terhenti karna melihat Rafael dan Hanna yang jauh di depan mereka, apa mereka sedang bertengkar?

Eliza dan Felicia saling tatap lalu menatap Acavella dengan kompak "pisahin gak? Rafael loh itu"ucap Eliza.

its me {LENGKAP}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang