I.M : 2 ✔️

93.8K 6.5K 88
                                    

Episode 2.



"bagaimana nona Azulfa?"

Seorang pengacara handal sedang singgah di salah satu rumah sederhana yang minimalis.

Tapi jangan salah....pemilik rumah ini adalah ceo muda yang pernah ada dalam sejarah dan sangat cerdas.

Gadis yang di panggil 'Azulfa' itu terdiam sejenak, sehabis pulang dari perpustakaan kota ia langsung menghubungi pengacara pribadinya untuk bertemu dengannya.

"Anda benar-benar yakin tentang itu? Padahal masa depan Anda masih Panjang nona." ucap pengacara itu untuk meyakinkan.

Azulfa Athalira, gadis cantik itu mengangguk samar, entah kenapa perasaannya gelisah sehabis pulang dari perpustakaan kota.

entah kenapa ia berpikir tentang umurnya walau umur tak ada yang tau.

"saya benar-benar yakin." fixx Azulfa.

Pengacara itu menghelai nafas "baik, saya ulang lagi semua keputusan yang kita ambil selama ini."

Ia menghelai nafas lagi, membuka berkas yang tertutup dan Kembali terbuka menampilkan wasiat seorang Azulfa.

"Azulfa Athalira akan menyumbangkan semua hartanya untuk orang-orang yang membutuhkan, membangun sebuah masjid di tanah yang ia miliki dan membangun sebuah taman bermain di pinggir kota," pengacara itu menggigit bibir bawahnya gugup.

Harta Azulfa benar-benar tak main-main, jumlahnya yang sangat besar itu akan terbagi bila beliau tiada nantinya.

Taman bermain tak sembarang taman bermain, mereka akan membangun taman itu menjadi taman terindah dan terpopuler, akan ada banyak pengunjung nantinya.

Dan juga masjid yang amat besar akan terbangun suatu saat nanti bila waktunya tiba.

"entah kenapa Saya merasa berat utuk wasiat Anda, padahal semua nya punya Anda pribadi Azulfa." jujur pengacara tersebut.

"kenapa tak kau bagikan saja pada keluarga mu?" tanya pengacara itu lagi.

Azulfa tersenyum tipis "sudah cukup kedua orang tua saya merenggang nyawa hanya karna mereka semua yang berebutan harta, saya tidak ingin harta yang saya kumpulkan dengan jeri payah saya jatuh ke tangan orang yang salah, Lebih baik saya sumbangkan semuanya, dan membuat bangunan yang benar-benar di butuhkan."

Pengacara itu mengangguk sekilas, semua nya benar.....selama ini Azulfa selalu belajar dan kerja sepanjang hidupnya, bahkan baru hari ini dirinya melaksanakan kata 'berlibur' walau hanya ke perpustakaan kota.

Selama ini Azulfa meneruskan perusahaan orang tuanya yang mereka bangun secara sembunyi-sembunyi dari para saudara mereka yang haus akan harta.

Karna itu...Azulfa harus banting tulang dan bekerja keras untuk membuahi semuanya.

pengalaman itu mahal, karna itu sering kali Azulfa mengalami kegagalan dan keberuntungan.

Yang tadinya mereka semua acuh dan tak ingin merawat Azulfa. Perlahan-lahan semua nya mendatangi Azulfa dengan air mata buaya mereka, hanya karna Azulfa sudah terkenal dan menjadi ceo muda pertama yang membangun semuanya dengan jeri payahnya.

"baiklah kalau bagitu, kau nikmati saja liburan mu dan jangan mengurus berkas kantor, kau harus bersantai walau hanya di rumah."

"baiklah...kau akan pergi sekarang?"

"yaa, klien saya bukan hanya kamu saja Azulfa."

Azulfa terkekeh "baiklah baiklah."

Ia mengantar pengacaranya sampai depan dan memasuki mobilnya, baru lah Azulfa menutup pagar tinggi itu dan memasuki rumahnya.

its me {LENGKAP}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang