" Di tahan sesak, diungkapin bisa merusak."
-Reynaldo Chandra
6. Freak.
"Edrea? Edrea bangun Edrea," ucap Devano sambil menepuk-nepuk pipi sang gadis, Edrea.
Edrea pingsan ditengah lapangan tadi, sudah sepuluh menit ia pingsan dan tak kunjung bangun juga sampai sekarang.
Devano menoleh dan mendongak menatap ketiga sahabatnya itu. "Ini gimana?"
"Angkat aja, bawa ke UKS. Kasian kalau dibiarin disini," jawab Kenzie.
"Nah iya tuh!" Sambung Gibran dan Reynal bersamaan.
"Aaaaa Edrea!" Teriak seorang gadis yang tak jauh dari kerumunan, gadis itu terlihat sedang berlari bersama satu gadis lainnya.
"Edrea kenapa?" Tanya Cindy yang memasuki kerumunan, dan segera menghampiri Devano, lalu berjongkok di samping laki-laki itu.
"Lagi tidur," cetus Kenzie.
"Iihh yang bener dong! Dia kenapa?" tanya Cindy kesal.
"Pingsun sindiii," jawab Reynal yang geram dengan Cindy.
"Owalaaa, kenapa nggak diangkat! Kenapa dibiarin disini aja!?" tanya gadis itu kembali, sambil melihat keempat laki-laki yang disekelilingnya.
"Tau, kasian tau," sambung seorang gadis lugu yang berada disebelah Gibran, Dela.
Devano menatap wajah cantik Edrea, ia tak tega melihat gadis itu terbaring ditengah-tengah lapangan. Namun, ia juga tidak ingin menggendong gadis itu dan membawanya ke UKS.
Devano kembali menatap Kenzie, memberi kode agar laki-laki itu saja yang menggendong Edrea. Kenzie mengerti, lantas ia menggelengkan kepalanya, yang berarti ia tidak bisa.
"Udah, lo aja pann..," Jujur, Gibran sangat geram kepada Devano. Bisa-bisanya laki-laki itu berpura-pura tidak ingin menggendong Edrea, padahal menurut Gibran, sebenarnya Devano ingin sekali membawa Edrea ke UKS. Gibran bisa melihat itu dari nanar Devano, laki-laki itu sedang gengsi berat sekarang, sehingga ia menjadi seperti ini.
"Kenapa harus gue?"
"Kalo Lo semua ga mau, yaudah gue aja yang bawa dia ke UKS," ujar salah satu laki-laki dari balik kerumunan.
Laki-laki itu perlahan masuk memasuki kerumunan siswa-siswi yang ada di sana.
Seluruh mata melihat kearah laki-laki itu. Mereka terkejut, karena ternyata laki-laki tersebut adalah Ariel.
Wajar saja jika mereka semua terkejut akan kehadiran Ariel di sana. Pasalnya, Ariel yang mereka kenal, tidak pernah perduli dengan orang lain.
Maksudnya, Ariel yang biasanya sangat-sangat cuek pada keadaan yang ada disekitarnya, entah mengapa Ariel yang saat ini sangat berbeda, mengapa ia perduli kepada Edrea?
Ariel mengukir senyuman miring di bibirnya, ia mendekati Edrea lalu berjongkok disebelah gadis itu.
Devano menatap sinis Ariel, lalu ia memutuskan untuk berdiri dan menyaksikannya saja.
Ariel tersenyum melihat Edrea yang sedang terbaring tidak berdaya, ia mengelus pelan kepala Edrea.
"Aduhh, angkat cepetan, kasian Edrea nya kepanasan tuh!" geram Cindy.
Ariel menoleh, lalu mengangguk sambil terus tersenyum. Ia segera mengangkat Edrea, lalu berdiri perlahan. Ariel berbalik menatap Devano, ia tersenyum bangga kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO [ On going ]
Novela JuvenilLeak: BERAWAL DARI KEBENCIAN BERAKHIR 24 JAM Semua berawal ketika lelaki yang pada sore itu baru menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Indonesia. Yang tak lain lelaki itu bernama DEVANO. SAMUDRA DEVANO ALFAREYZA PUTRA ARDION cowok berperawak...