Leak: BERAWAL DARI KEBENCIAN BERAKHIR 24 JAM
Semua berawal ketika lelaki yang pada sore itu baru menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Indonesia. Yang tak lain lelaki itu bernama DEVANO.
SAMUDRA DEVANO ALFAREYZA PUTRA ARDION cowok berperawak...
Ah iya, biar lebih seru bacanya. Putar lagu diatas ya😉
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
44. Kembali
"Devano gimana, Bu?" tanya Gibran dengan tatapan mengarah ke dalam ICU tempat Devano dirawat.
Tak berbeda dengan Edrea yang terus menatap Devano yang masih tertidur lelap didalam sana. Tanpa lelah ia terus berharap agar Devano bisa segera bangun dari koma nya.
"Masih seperti biasanya nak Gibran," balas Elsa. Raut wajah wanita itu terlihat jelas sekali sudah kelelahan, wajahnya kini tak seperti biasanya. Elsa yang biasanya selalu ori dan segar kini berubah menjadi keruh. Kantung matanya pun membengkak dan mulai sedikit berwarna kecokelatan, itu menjadikan faktor kurangnya tidur Elsa.
Gibran mengangguk. Tangannya beralih mengusap pundak Elsa dengan lembut. "Sabar ya Bu, Gibran yakin Devano bakal bangun," kata Gibran berusaha menenangkan.
Edrea menatap kosong ranjang Devano didalam sana. Tiba-tiba saja ia merasakan rasa hangat menyelimuti tangannya, lebih tepatnya itu mengarah ke seseorang yang menggenggamnya dengan erat.
"Kak..." Itulah Vina. Adik kelas Edrea yang selama ini sering bersikap baik dengannya.
Vina ikut Edrea ke rumah sakit untuk menjenguk Devano, selain Edrea gadis itu juga lumayan dekat dengan Devano. Hatinya tak sengaja jatuh pada Devano sejak cowok itu sempat membantunya saat ia dirundung.
Menurut Vina, Devano itu spesial. Dia punya wajah yang tampan dan hati yang sempurna. Walau sedingin es, tapi ia masih menaruh perhatian pada sesiapa saja disekitarnya.
Dengan izin dari Bu Elsa tadi Vina masuk ke dalam ICU untuk menemui Devano. Dia menangis disana berharap agar cowok yang matanya terpejam itu segera bangun dari masa koma nya.
Sedikit keterkejutan sempat hinggap di benak Vina saat ia melihat wajah tampan Devano yang dihiasi banyak luka memar, terlebih dengan perban yang melingkar di kepalanya.