Leak: BERAWAL DARI KEBENCIAN BERAKHIR 24 JAM
Semua berawal ketika lelaki yang pada sore itu baru menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Indonesia. Yang tak lain lelaki itu bernama DEVANO.
SAMUDRA DEVANO ALFAREYZA PUTRA ARDION cowok berperawak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
16. Kembali.
Bel pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu. Namun, masih ada beberapa siswa yang masih berada di dalam kelas mereka untuk tetap menjalankan piket.
"AHAHHA KUPING LO MERAH BANGET SUMPAH!" seru Gibran menggelegar ke seluruh koridor sekolah SMA Pelita Bangsa. Laki-laki itu tak bisa berhenti tertawa karena melihat telinga sahabatnya yang merah.
Devano. Ya, telinga laki-laki itulah yang berwarna merah. Telinga Devano menjadi merah, lantaran saat di kelas tadi Edrea berhasil menangkapnya dan memberinya hukuman yang tak tanggung-tanggung. Ya, seperti menjewer telinga Devano salah satunya.
Devano mengusap-usap sebelah telinganya yang terlihat merah. "Perih sumpah," ucapnya meringis.
Reynal menepuk pundak laki-laki itu, ia juga tak bisa menghentikan tawanya seperti Gibran. "Lagian, lo apain tuh cewek tadi?"
"Gue tempeleng doang kepalanya," ujar Devano dengan gelagat yang masih merasa tak bersalah.
"Bego emang lo, pantes aja lo di jewer," balas Gibran tak berhenti tertawa.
Reynal pun ikut tertawa mendengarnya. "Berani banget lagian anjir," ucapnya tak menyangka.
"Dia nya aja yang baperan," memang benar-benar, laki-laki ini sungguh sangat tidak mempunyai rasa bersalah sekali.
"Lo goblok!" Gibran menoyor kepala laki-laki yang barusan bicara tadi.
Devano menghentikan langkahnya, ia menoleh menatap Gibran yang masih tertawa dengan santai. Gibran mulai terdiam saat melihat Devano yang sedang menatapnya dengan tatapan yang tak biasa, ia meneguk salivanya susah payah, dirinya baru sadar apa yang ia lakukan tadi.
Devano tertawa singkat, ia menggelengkan kepalanya samar lalu kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan kedua sahabatnya itu.
"Huhh.." Gibran menghela nafasnya lega. Dirinya benar-benar sangat deg deg an bila melihat Devano menatapnya seperti tadi.
"Selamat, lo," Reynal tertawa lepas, ia merangkul Gibran dan mengajaknya berjalan beriringan dengannya.
°°°°
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.