DEVANO - 12

1.1K 42 19
                                        

"Hidup itu seperti Ayah dan Ibu. Kadang diatas, kadang dibawah."

- Adela Zahra -


.

.

12. Suasana baru.

"Tunggu sebentar, gue masakin mie nya dulu," Edrea pergi meninggalkan Devano menuju dapurnya.

Devano mengangguk, ia melihat suasana sekitar dalam rumah Edrea. Isi dalam rumah itu sangatlah indah, semuanya tersusun dengan rapih, tidak ada satu sisi pun yang terlihat berantakan.

Berbeda lagi dengan suasananya, suasana rumah Edrea sangat sepi, hening, dan ya seperti itulah.

Devano berkeliling melihat-lihat beberapa foto yang terpampang apik didinding rumah itu. Foto di sana kebanyakan hanya menampilkan wajah Edrea dan Ayahnya saja, lantas kemana Ibu nya Edrea?

Devano mengambil satu buah bingkai yang berisikan foto Edrea waktu balita dulu.

Devano terkekeh melihatnya, sungguh menggemaskan sekali gadis ini saat dirinya masih beranjak balita

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Devano terkekeh melihatnya, sungguh menggemaskan sekali gadis ini saat dirinya masih beranjak balita. Jangankan saat masih balita, saat sudah remaja saja gadis ini masih menggemaskan, eh?

"Mau pak-- eh!" ucap seorang gadis yang berasal dari dapur, ia terlihat terkejut melihat Devano yang sedang memandangi foto kecilnya sambil terus terkekeh di sana.

Edrea mendekati Devano, ia melihat bingkai yang dipegangnya. "Ngapain lo?" tanyanya.

Devano menoleh, lalu menunjukkan foto itu kepada Edrea. "Ini foto lo?" tanya balik Devano.

Edrea mengangguk lalu segera mengambil foto itu dari genggaman Devano, dan menaruhnya di laci mejanya.

"Kenapa di taruh? Itu lucu tau," ujar Devano.

"Iya lucu, aib gue," jawab Edrea seraya merotasikan kedua bola matanya.

"Kalau aib kenapa di pajang?" tanya Devano, kepo! Devano sungguh kepo!

"Itu yang masang bukan gue, tapi Ayah gue. Kemarin pengen gue copot, tapi gak boleh sama dia," jawab Edrea.

"Terus kenapa di copot?"

"Ya suka-suka gue," balas Edrea lalu kembali pergi menuju dapur.

Devano menggeleng, ia kembali melihat-lihat foto-foto yang terpampang di dinding.

"MAU PAKE TELOR GAK!?" teriak Edrea dari dapur.

"TERSERAH!" tanggap Devano.

Selang sepuluh menit kemudian, Edrea keluar dari dapur sambil membawa dua piring yang berisikan mie instan goreng dengan topping telur mata sapi diatasnya, dan sepiring nasi hangat.

Edrea menghidangkan itu di meja dekat sofa ruang tamu, dirinya duduk di sofa itu lalu melihat Devano yang masih asyik melihat-lihat foto-foto nya.

"Nih, makan," ucap Edrea.

DEVANO [ On going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang