Leak: BERAWAL DARI KEBENCIAN BERAKHIR 24 JAM
Semua berawal ketika lelaki yang pada sore itu baru menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Indonesia. Yang tak lain lelaki itu bernama DEVANO.
SAMUDRA DEVANO ALFAREYZA PUTRA ARDION cowok berperawak...
Warning! Bukan gemas gemas unyu, tapi gemas karena kesal melihat orang makan sambil bicara modelan Gibran.
"Kenapa, kenapa?" beo Devano sebelum bibirnya menempel di gelas dan menyeruput es jasjus mangga miliknya.
"Ditanya malah nanya balik." Gibran memasang ekspresi datar di wajahnya. "Itu pas nelpon semalem gue denger bunyi debugh! Itu apa? Gak mungkin tangan lo nonjok tembok 'kan?" Mata Gibran langsung tertuju pada balutan perban yang melingkar rapi di tangan kanan Devano.
"Pas lo nelpon gue gak sengaja jatoh dari kasur, terus tangan gue kebentur lantai. Ya gitu deh," jelasnya walau tak terlalu jelas.
"Wah parah, malah di sukurin Pan!" adu Reynal. Padahal dirinya sedang asyik menyantap nasi goreng pak Jarot yang selalu mangkal didepan gerbang cuma buat nungguin Reynal beli. Walau beli nya secara ilegal, ya tau lah, para siswa tidak diperbolehkan keluar sekolah pada jam istirahat.
Gibran menggeleng cepat. "Enggak njing!"
"Wah, Pan lo dikatain anjing, Pan!"
"Elo yang anjing ya bangke!"
"Sebenernya gue anjing apa bangke, kentut!" Reynal berdiri sambil mencondongkan tubuhnya menantang Gibran.
Tak mau kalah, cowok dengan nama belakang Aldelard itu juga melakukan hal yang sama dengan Reynal. Keduanya kini saling berdekatan mengadu dada, padahal tepos.
Devano yang melihat itu hanya bisa menggeleng pasrah, sulit, mereka sudah tak bisa diselamatkan.
"Kentat kentut, mulut lo bau kentut tuh!" sosor Gibran sambil menempeleng keras kepala Reynal.