"Jangan terlalu memikirkan tentang apa yg menyakitkan."
- Sabian Mahatma -
•
.
•
.10. Kemenangan dan Kehilangan.
"CURANGGG!"
"CURANGG LO YEUU! MAIN KASAR!"
"GA BISA INI GA BISAA! PELANGGARAN-PELANGGARAN!
Sorakan-sorakan tak terima terlontarkan begitu saja dari mulut penonton, mereka semua tidak terima anggota tim idola mereka, yaitu Abi dikasari seperti itu.
Walau sudah bermain kasar, Eren tetap melanjutkan permainannya, seusai dirinya menabrak Abi, itulah kesempatan untuknya untuk merenggut bola itu dari Abi.
Abi sedari tadi hanya meringis, ia merasakan sedikit rasa ngilu di sekitar kakinya.
Devano dan Gavin menghampiri laki-laki itu, ia berjongkok didepannya lalu melihat dengan detail keadaan laki-laki itu sekarang.
"Lo gapapa?" tanya Devano.
"Kaki gue sakit sedikit, kayaknya keseleo," jawabnya sambil memegangi kaki kanannya yang masih terasa sedikit ngilu.
Devano melihat kaki Abi, ia memegangnya perlahan lalu memaju mundurkannya. Hal itu bertujuan untuk mengurangi rasa ngilu yang dirasakan Abi saat ini, setelah itu, tangan kekarnya mulai memijat area lutut Abi.
Abi sedikit meringis merasakan itu, dirinya melihat suasana sekeliling. Sungguh terlalu, saat dirinya sedang cedera tetapi pertandingan masih saja berjalan?
"Udah lumayan nggak sakit Van, udah, mending lo lanjut main," ucap Abi.
Devano menatap wajah Abi, lalu menoleh melihat mereka yang masih terus melanjutkan pertandingannya.
Devano menggeleng, ia kembali melanjutkan kegiatannya yang sedang memijat kaki Abi. Dirinya sudah tidak peduli pasal ia akan menang atau tidak, yang terpenting sekarang adalah menolong Abi yang sedang cedera.
Abi menekuk kakinya kembali, guna agar laki-laki yang memijat kakinya itu segera berhenti memijatnya. Dirinya menepuk pundak Devano, lalu berkata, "Udah, cepat balik ke lapangan."
"Lo udah gapapa?"
Abi mengangguk mengiyakan pertanyaan Devano.
"Iya, sana lo balik aja ke lapangan, biar Abi sama gue," ujar Gavin.
Devano menatap Gavin, lalu beralih menatap Abi. Abi mengangguk, kode agar Devano tetap melanjutkan pertandingan itu.
Devano tersenyum tipis, sangat tipis, sehingga senyumnya itu hampir tidak terlihat sama sekali.
Ia berdiri melihat Gavin dan Abi, lalu berkata, "Gue balik ya."
Abi dan Gavin mengangguk menanggapi itu, Devano pun segera berlari kembali masuk ke lapangan.
"AYOO DEVANO SEMANGATT!"
"SEMANGAT SEMANGATT"
Sorakan-sorakan itu kembali terdengar, mereka semua tidak ada lelahnya berteriak untuk menyemangati Devano.
Gavin membantu Abi agar dapat berdiri, lalu bertanya, "Ini udah ga sakit?"
Abi menggeleng. "Ngga, gue udah biasa keseleo gini," jawabnya sambil tertawa kecil.
Abi menepuk pundak Gavin. "Yaudah ayo balik," ujarnya sambil sedikit berlari kembali memasuki lapangan. Gavin pun mengikutinya dari belakang.
Saat ini bola basket itu sedang dikuasai oleh Ariel. Gibran dan Kenzie yang sedari tadi mengejar laki-laki itu masih juga belum berhasil untuk merebut bola yang dipegangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANO [ On going ]
Genç KurguLeak: BERAWAL DARI KEBENCIAN BERAKHIR 24 JAM Semua berawal ketika lelaki yang pada sore itu baru menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Indonesia. Yang tak lain lelaki itu bernama DEVANO. SAMUDRA DEVANO ALFAREYZA PUTRA ARDION cowok berperawak...