DEVANO - 14

1.1K 40 24
                                        

"Menginginkan sesuatu yang tidak bisa digapai itu sulit."

- Mega Mustika -

.

.

14. Awal Baru.

Masih dalam keadaan yang sama, Devano belum menyadari dirinya sedang berbicara dengan siapa saat ini.

"Lo gak takut keluar malam-malam?" tanya Devano.

"Takut apa?" gadis itu kembali bertanya kepada Devano.

"Takut begal? Takut ada orang jahat?"

"Gue bisa bela diri," ucap gadis itu terlalu enteng.

"Kalau lo kalah?"

"Ya, pasrah."

Devano terkekeh. "Gila juga ya, lo."

Gadis itu menoleh melihat Devano, lalu ikut terkekeh.

"Eh iya, lo bisa bantu gue?" tanya gadis itu.

"Bantu apa?" tangan Devano bergerak merogoh saku celananya, mengambil sebuah benda pipih yang tersimpan di sana. Ia menyalakannya lalu membukanya.

"Gue lagi nyari kerjaan, lo tau tempat kerja yang ada lowongan kerja?" tanya gadis itu.

"Lo mau kerja?" Devano bertanya dengan posisi jari yang asyik menekan-nekan layar ponselnya.

"Iya. Kalau gue nggak kerja, gue mau makan apa," ucapnya.

Gadis itu kembali menatap Devano. "Ah iya, lo kenal..," ucapnya menggantung.

"Kenal siapa?" kata Devano, penasaran.

"Siapa ya tadi namanya, Sam.. Sam.." gadis itu nampak sedang mengingat-ingat nama seseorang.

"Sampah?" tanya Devano.

"Kok sampah sih? Bukan, dia itu manusia," protes dirinya.

Devano hanya ber-'oh' saja mendengarkannya. Sedangkan gadis ini? Ia masih berusaha mengingat-ingat nama seseorang itu.

"Sampurno!" finally! Gadis itu sudah ingat sekarang, tumben sekali otaknya ini dapat berpikir dengan cepat.

Devano terkejut, mengapa gadis yang disampingnya ini tahu soal Sampurno. Apa jangan-jangan?

Devano menoleh, ia mengamati gadis itu. Tepat saat dirinya tengah mengamati wajah gadis itu, tiba-tiba saja ia menoleh, membuat Devano terkejut kedua kalinya. Untungnya saja jantungnya ini sangat kuat.

"Elo?!" Devano menunjuk Edrea. Ya, gadis yang sedari tadi ia ajak bicara ialah Edrea.

"Lo baru sadar?" Jadi? Berarti tadi Edrea sudah tahu kalau yang di ajak bicara olehnya itu adalah Devano? Mengapa dirinya tidak menegurnya!

Devano mengusap wajahnya gusar, ia mendekatkan posisi duduknya dengan Edrea. Edrea yang didekati pun segera sedikit bergeser, guna untuk menjauhkan dirinya dengan Devano.

"Kenapa keluar?" tanya Devano tegas.

"Gue bosan dirumah, gak ada siapa-siapa," jawabnya.

Devano berdeham, lalu kembali menatap layar ponselnya.

"Lo jadi, nyari kerja?" tanya Devano.

Edrea mengangguk. "Ya, jadi lah."

"Gue udah nemu nih lowongan kerja," ucapnya.

"Dimana?"

"PT. Samudera Indonesia," jawabnya.

Edrea terkejut. "Itu, bukannya perusahaan terbesar dan tersukses di Indonesia, ya?"

DEVANO [ On going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang