Leak: BERAWAL DARI KEBENCIAN BERAKHIR 24 JAM
Semua berawal ketika lelaki yang pada sore itu baru menginjakkan kakinya di negara kelahirannya, Indonesia. Yang tak lain lelaki itu bernama DEVANO.
SAMUDRA DEVANO ALFAREYZA PUTRA ARDION cowok berperawak...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sambungan telepon masih tersambung sejak jam tujuh malam sampai kini jarum jam menunjuk pukul sepuluh malam. Cowok bermarga Samudra itu sampai jengah dan meninggalkan ponsel yang masih tersambung di meja belajar sedangkan dirinya asyik bermain play station.
Pertanyaannya tadi tak berhasil dijawab oleh Edrea, maka dari itu selesai party ia memutuskan untuk mencari tahu sendiri lewat Gibran.
"Pan, Depan, halo haloo"
"Yeoboseyo? Wéi? Are you still here?"
"Woi Depano! Gue matiin nih telponnya."
Itu suara Gibran. Devano sendiri sudah merasa jengah karena dibuat menunggu selama tiga jam.
"GUE MATIIN NIH YA. SATU... DUA... TI--"
"Berisik lo ah!" ujar Devano bernada tinggi sambil melompat turun dari kasur.
"Lo dari mana aja bagong, lama banget," sewot Devano. Cowok itu merebahkan kembali tubuhnya diatas kasur empuk sambil melanjutkan bermain play station.
"Hehehe ya maaf, Pan. Gue abis disuruh buat nasi goreng tadi, sekalian makan, sekalian pergi ke pasar malem sama bocah tetangga."
Devano mengumpat kecil. Perasaannya semakin dibuat dongkol saat mengetahui telponnya diangguri dengan alasan pergi ke pasar malam.
"Sadis lo, telpon gue ditinggal ampe ke pasar malem," protes Devano. Gibran hanya menanggapinya dengan tawa ringan.
"Eh iya, lo ada apa telpon? Tumbenan bener."
Devano menaruh stik psnya ke sembarang tempat, ia mengubah posisinya menjadi tengkurap. "Lo gak ada info tentang sekolah selama gue gak masuk?"
Gibran diam. Cowok itu terbatuk hebat, entah cuma akting atau benar ia batuk.
"Woi jawab," cecar Devano.
"Gak ada info, Pan. Emang lo mau tau tentang apa?"
"Edrea."
"Ehmm... Gimana ya, Pan. Gue mau cerita tapi posisi gue serba salah nih."
Alis Devano mengkerut. "Serba salah gimana maksud lo?"