《《 Chapter five》》
★♡★
"Hidup suka gak jelas, tapi tetap berkelas."
- Jeyya Ravukha AganistPensil,
"Maksudnya kayak gitu apaan coba?!" Jeyya mendengus sebal karena Gojora barusan memakinya hanya karena hal sepele, seperti pensil Gojo yang sudah super pendek ia sapu dan sudah menjadi salah satu sampah di tong sampah.
"NA! LONAAA! PENSIL LEGEND GUE DI BUANG TEMEN LO!!!" Gojora duduk di bangku kosong sebelah Aylona, kursi Aylona sendiri, Sedangkan Aylona sekarang duduk di kursi Jeyya.
Melihat Gojora yang merasa sedih itu, Aylona mengusap bahunya prihatin.
"Udah tenang, nanti suruh satpam kebersihan cariin aja," Ucap Aylona dengan menatap teman teman sekelasnya yang berkerumun di meja miliknya karena kepo dengan Gojora yang tiba tiba gundah gulana hanya perkara pensil.
"Kenapa ngumpul? Udah istirahat lho, kalian gak mau ngantin?" Ucap Xiren lalu meminta agar semua nya bubar, Biarkan Gojora galau sesuka hatinya karena pensil legend itu, Tidak Heran mereka semua kepo Gojora histeris jam segini, Toh Gojora lebih sering menjaili teman temannya jika galau di bandingkan Galau begini.
BRAK!
"LONAAA NGANTIN!" Aylona memejamkan matanya karena di kagetkan sekaligus, Suara pintu yang di dorong dan juga teriakan melengking Jeyya. Atau mungkin yang kaget bukan cuman Aylona? Teman temannya pun sama hal sepertinya, Kaget karena kedatangan Jeyya.
"LO BERISIK DUGONG!" Balas Gojo, menatap Jeyya sengit layaknya ingin adu jatos dengan perempuan itu.
"NAPA?? GA SENANK?" Jeyya mengangkat dagunya sombong, Melihat tingkah Jeyya Gojo memutar bola matanya malas. Malas meladeni Gadis itu untuk sekarang ini. Ceritanya Gojora mode ngambek.
"Udah sana ke satpam kebersihan minta tolong cariin Pensil lo, Gue duluan mau ngantin, dadah joraaa!" Gojo membulatkan matanya kesal karena panggilan Aylona kepadanya, Seperti banci.
"GOJO, NOT JORA, KAYAK CEWEK EW HUWEKK!"
★♡★
"WOI BROK!" Teriak kacey dari kejauhan di belakang mereka, Aylona dan Jeyya menoleh ke arah belakang dan dapat dilihat, Kacey tengah berlari kecil ke arah mereka.
Aylona dan Jeyya saling menatap sedetik setelahnya mereka berlari menuju kantin, Membuat Kacey berteriak.
"WAH ASU, KURANG AJAR LO BERDUA YE!" Kacey mempercepat lariannya hingga kini ia sudah menahan bahu kedua temannya itu, dan disitulah ketiganya tertawa entah karena apa.
"Ngakak banget komuk lo pas lari ngejar kita WHAHAHAHAHA!" Tawa Jeyya menular kepada Aylona membuat orang yang berada di antara keduanya mendengus sebal.
"Lo berdua sih ah! Gamau nunggu nunggu," Balas Kacey dengan nafas masih ngos ngosan.
"Naa, asal lo tau," Kacey bersiap akan memulai ceritanya, Namun Aylona membalas dengan kekehan.
"Sebentar, Gue masih ngakak njir, lo- EHH JEYY SEKALIANN YAA." Jeyya membalas dengan ancungan jempol, dan berlalu menuju dagangan mie ayam langganan mereka di kantin
"Apa tadi cey?"
"Jadi tadi gue minta jeyya nemenin boker di toilet kan, DAN LO TAU?? dia malah bilang, 'Cey, Gue ke kelas dulu deh ya, Sekalian manggil lona,' pas gue udah selesai, gue lihat di depan kamar mandi gak ada orang, dan pass tuh lo bedua lewatt, settt ... gitu, KAN SETAN, ga nungguin dedekk cey." Kacey menidurkan kepalanya lemas dengan menatap Aylona.
"Yaudah maapin, Nanti balas dendam aja Sama Jeyya."
★♡★
"Gojo, Uang kas." Tagih Jeyya ke meja dimana lelaki itu berada, Namun Tidak ada respon sama sekali oleh Gojora yang tengah berbaring di atas kursi di pojok paling belakang.
"Jo!" Panggil Jeyya lagi, Ia meletakkan buku kasnya di atas meja dan menggerakkan kaki lelaki itu agar bangun.
"Gue tahu lo cuman nutup mata pake lengan, Gak tidur." Pancing Jeyya, Namun Gojora tidak bergeming di tempatnya.
"Jo! Jangan ngejauh," Ucap Jeyya. "Dari tagihan uang kas." Lanjutnya, Bersiap menabok lelaki itu dengan bukunya jikalau tidak bangun lagi.
"Gue hit--"
"Berisik! Gue bayar besok, Gue belum bawa motor ke bengkel." Gojora bangun dari tidurnya, Berucap demikian tanpa menatap Jeyya dan berlalu pergi.
"Harus banget hari ini?" Tanya Jeyya sedikit berteriak sebelum akhirnya punggung Gojora menghilang dari balik pintu kelas yang di tutup.
Jeyya menghembuskan nafasnya, Tumben tumben Gojora seperti ini, Biasanya lelaki itu akan tetap membayar seribu jikalau dia sedang butuh dengan uang. Tidak pernah jika menagih uang kas Gojora tidak bayar, Lelaki itu selalu bayar walaupun hanya seribu setiap penagihan.
"Marah kali, Jey." Sahut Murid laki laki disana sembari memainkan game di ponselnya, Ia teman Gojora. Tidak terlalu akrab juga sih, Tapi teman lah ya.
"Marah? Karena apaan deh? Gue aja gak ngelakuin apa apa ke dia." Bingung Jeyya, Masih berdiri di tempatnya sembari memegang buku uang kas di depan dadanya.
"Pensilnya, Lo buang."
"Gitu ya?" Jeyya berlalu pergi meninggalkan tempat itu dan berjalan menuju bangkunya sembari berfikir fikir, Apakah benar Gojora marah padanya? Gojora itu bukan type ngambekan, Tergantung juga sih .. dari hal apanya.
"Tapi kayaknya iya deh .." Gumam Jeyya kecil yang nyatanya di dengar oleh Aylona, Gadis itu menoleh bingung.
"Kenapa jey?" Tanya Aylona, Ia menutup buku tulisnya dan menatap Jeyya yang kini menoleh menatapnya pula.
"Gojora marah ya? Marah besar sama gue, Karena pensil legendnya gue sapu?" Tanya Jeyya meminta kepastian dengan Aylona, Sahabatnya.
"Iya mungkin, Soalnya dia balik dari istirahat tadi mingkem mulu, Jarang ngomong, Malah langsung tiduran tadi dia di belakang sama Jer." Balas Aylona menatap sekilas Jer, Yang beberapa menit lalu mengobrol bersama Jeyya.
"Gue harus ngapain dong? Ini Dia sampai gak nyicil uang kas tau," Jeyya cemberut, Merasa Gojora yang dulu hilang.
"Ya lo minta maaf sama dia lah, Salah lo ngilangin pensil kesayangannya." Ucap Aylona, Ia membuka buku kas yang ada di atas meja dan mulai menghitung uang disana yang rata ratanya uang 20 ribu.
"Gue ganti pensilnya na?" Aylona menoleh dan menoyor kepala Jeyya setelah mendengar ucapan ngawur temannya itu.
"Malah dia tambah marah kali, Lo malah ganti pakai yang baru, Pensilnya yang kecil itu dia galauin juga kan karena banyak kenangannya."
"Terus gue harus gimana donggg," Bingung Jeyya merasa putus asa, Tidak tahu harus melakukan apa lagi agar Gojora mau memaafkannya dan menyicil uang kasnya.
Pokoknya uang kas kelas tetap penting.
"Sana pergi ke satpam kebersihan, Minta tolong bantu cariin pensil kecil Gojora, Tapi kemungkinan ketemunya sih kecil ya." Ucap Aylona menyarankan dengan tidak yakin, Itu kan pensil kecil super mungil.
"Ih na, Gue jadi nambah takut, Kalau beneran gak ketemu gimana??" Jeyya berucap lesu, Menghembuskan nafasnya gusar.
"Lo udah kayak orang paling stress sedunia ini, Jey."
★♡★
KAMU SEDANG MEMBACA
NARIEL [ENDING]
Teen FictionCerita ini resmi di publish 10 januari 2022. Dan resmi selesai pada 5 januari 2023. TIN! TIN! "Berisik!" Aylona membiarkan motor yang mengklakson di sebelahnya. "Gamau bareng?" Suara tersebut membuat Aylona berhenti secara mendadak membuatnya hampir...