DARI GERIEL, UNTUK AYLONA

0 0 0
                                    

《《 Chapter Twenty 》》

★♡★

Dari Geriel untuk Aylona,

Layaknya bir yang menjadi minuman favorite ku, kamu adalah satu satunya wanita yang bisa menarik diriku jauh kedalam atma mu. layaknya bir yang selalu ku minum, kamu adalah halaman terbuka yang aku gemari untuk dibaca.

Kamu gadis yang bisa menghibur ku dikala badai sedang berada pada puncaknya, kamu gadis hebat yang bisa membuat aku bahagia hanya karena senyuman manis yang mampu mnghilangkan rasa resah, lantas bagaimana mungkin aku menyebut mu sebagai gadis gagal sedangkan hampir setiap detakan jantung bekerja namamu yang selalu brhasil membawa rasa damai itu hadir?

Amarah ku bukan tanggunganmu tapi ketenangan ku selalu karena kamu, gadis manis yang bersedia menjadi milikku tanpa ragu sedikit pun. lukamu adalah luka ku walaupun menyakitimu pernah disebabkan oleh ku tapi saat ini tolong biarkan aku untuk menyembuhkan goresan yang pernah aku torehkan.

Untukmu .. Aylona Quenisha
yang ingin kucintai dengan baik, kau tau aku mengabaikan mereka yang menatapku, hanya untuk menatap dirimu. Mereka yang tak ku beri celah walaupun sedikit, hanya memberikan seluas-luasnya untukmu.

Karena bagiku yang pantas bertahta didalam hati hanya satu, tidak ada bilangan kedua atau seterusnya. Maka masuklah agar kau tau dengan utuh apa yang ada didalam pintu.

Aku sudah menyiapkan sambutan terbaik versi ku, maka masuklah tanpa membawa ragu. Disana aku akan berusaha menjadi rumah, Rumah yang teduh agar kamu nyaman saat berlabuh.

Aku akan terus menanti dibalik pintu ini, Kini kau adalah titik-titik samar yang sedang berusaha aku perjelas.

"Niat awal mau langsung meluk, tiba tiba di hadirkan hama menyebalkan." Ucap Geriel melihat tingkah laku kacey yang menyebalkan belakangan ini, Dan terus terusan mengintilinya. Membuat risih.

"Jauh jauh lo jamet." Geriel menghempaskan Tangan Kacey yang mengalungkan tangannya di lengan Geriel.

"Ih Geriel kok lo gitu sih? Tanggung jawab lo mana? Tangan gue masih sakit, belum sepenuhnya sembuh lo gak bisa lepas gitu aja dari tanggung jawab lo, lagipula ini salah lo ya!!" Ucap Kacey, Ia menatap Aylona dengan pandangan sayu, Meminta pembelaan pada temannya itu.

"Ck Cey, Banyak tingkah banget sih lo!" Jeyya menyahut, Sudah gedeg dengan Tingkah kacey yang awalnya baik kini malah bermuka dua.

"Lo emang sengaja kan deketin Geriel? Ngaku aja sih." Jeyya menarik Kacey menjauh dari Geriel, Ia tahu Aylona cemburu melihatnya.

"Apaan si jey?! Salahin Geriel tuh! Dia buat luka tangan gue dan dia harus tanggung jawab lah." Jeyya menaikkan sebelah Alisnya kesal.

"Tanggung jawab dengan biarin lo gelayatan kayak ulet sama dia?" Ucap Jeyya sinis membuat Aylona yang melihat keduanya terus adu mulut menyahut untuk melerai keduanya.

"Udahlah, Lagian itu bentuk tanggung jawab Geriel sama Kacey," Jeyya menatap Aylona tidak percaya, Bagaimana bisa perempuan ini masih bersikap baik pada Kacey padahal dari tingkah kacey saja perempuan itu seperti ingin merebut Geriel dari genggaman Aylona.

Geriel yang melihatnya tersenyum masam, Kenapa gadis cantik satu ini masih saja bersikap baik padahal Miliknya tengah di gelayati oleh Kacey si manusia gatal.

Terlalu baik gadisnya ini.

★♡★

"Kasihan jey, Di bawa pulang ya? Please .."  Jeyya mendengus kesal, Mengangguk dan membngkus badan anak kucing yang sedikit kotor itu dan memberikannya di gendongan Aylona.

"Lo bisa rawat?" Aylona mengangguk, "Bisa." Jeyya Membuang nafas lelah.

"Kalalu hamster lo mati di makan nih kucing jangan nangis ye, Gamau tanggung jawab gue pokoknya."

"Dih? Kok gitu? Lo kan baik, Nanti beliin hamster baruuu," Balas Aylona tidak setuju, Ia memasang wajah imutnya agar Jeyya luluh dan membelikannya hamster baru jika hamster di rumahnya mati.

"GAK! GAMAU GUE!!" Jeyya berhenti di parkiran dan segera naik motornya, Di susul Aylona yang always nebeng dengan Jeyya setiap pulang sekolah.

"Cing, kita naik brum brum, di boncengin sepi jeyya." Ucap Aylona polos, Ia menatap kucing di gendongannya yang tengah menatap nya juga.

"Oke siap siap, Tu .."

"Wa .."

"Miaw,"

"GOO!!"

"MIAWW!"

Si kucing turut menghitung dan nampak senang naik brum brum bersama jeyya dan aylona, Sialnya mereka bonceng tiga.

"Cok cok cok! Pemeriksaan, Duh mana kita bonti anjir, mati dah mati!" Ucap Jeyya menatap kedepan yang mana jalan disana sangat ramai dengan beberapa polisi yang memberhentikan sebagian pemotor.

"YAK BERHENTI!" Jeyya menekan rem saat polisi berbadan tegap dan kekar itu menghalang jalannya dan segera menghampiri motornya.

Polisi tersebut mengecek jeyya, kemudian mengecek di bagian tengah. "Kalian bonti?!" Gas polisi tersebut.

"Miaw miaw miaw miaw!!" Amuk kucing itu sembari melayangkan tangannya ingin mencakar cakar polisi tersebut.

"Pak kita bawa kucing jalanan loh, tega ya biarin kucingnya kelaperan gini? Cuma kucing doang masa di hitung juga sih??" Ucap Aylona panjang, Polisi tersebut diam sebelum akhirnya mengangguk membiarkan, Salah sasaran becanda.

★♡★

"Masalahnya dimana?" Tanya Aylona pada jeyya, Jeyya sendiri sudah mencak mencak sedari tadi menjelaskan kekesalannya tentang kacey pada Aylona.

Aylona sendiri bingung kenapa bisa Jeyya tiba tiba tak suka dengan Kacey? Padahal awalnya keduanya begitu dekat hingga Aylona sedikit terasingkan.

"Ish lo gak tau aja dia gimana," Aylona menaikkan sebelah alisnya, Menatap Jeyya yang sudah terduduk di sebelahnya dengan melipat tangan sebatas dada.

"I think she's okay, Nothing problem." Sahut Aylona pada akhirnya, Jeyya hanya mengehela nafas pasrah.

Jika saja bukan karena larangan Geriel, Sudah pasti ia memberitahu Aylona tentang Kacey.

"Nanti juga lo tau sendiri dari Geriel."

"HIH?!! GERIEL MULU, MALES!" Aylona melemparkan bantal di pahanya ke wajah jeyya, Kenapa begitu sering ia mendengar nama sialan lelaki itu di sekitarnya.

★♡★

NARIEL [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang