Aylona berjalan dengan gelisah di koridor rumah sakit matjha, ia tak menyangka beberapa menit lalu geriel masih mengirminya pesan dan berusaha menenangkannya, dan sekarang? Lelaki itu berada dalam ruangan oprasi.
Seharusnya geriel menurut padanya saat ia melarang, kenapa lelaki itu sangat keras kepala sih?! Menyebalkan.
"Gue gak akan maafin lo geriel." Gumam Aylona di perjalanan menuju ruangan Geriel. "Bener bener Gak akan."
Sesampainya aylona di depan ruangan Geriel, Ia bisa melihat dengan jelas ketiga teman geriel yang sedang adu mulut, terlihat sangat serius.
"Lo tolol tau ga?" Yang pertama Aylona dapati setelah berdiri di dekat mereka adalah Juandra yang tengah marah marah dengan Gojora.
"lihat kan sekarang? geriel disini karena lo jo, karena lo!" Juandra menyudutkan Gojora, Terlalu emosional hingga rasa marahnya karena Geriel terluka ia lampiaskan ke Gojora.
"LO DENGER GUA GAK BANGSAT??!!"
Juandra hendak melayangkan bogeman, Namun terhenti oleh Jian yang tiba tiba menghalangi."Minggir Jiandrazha." Jian menggeleng, Menentang ucapan Juandra yang tangannya sudah terkepal emosi sehingga menimbulkan urat uratnya.
"Ah pasti ganteng." Pikir readers, padahal aslinya juandra serem.
"Bang tenang bang." Ucap Jian, Mendorong dada Juandra perlahan agar sedikit menjauh dari Gojora.
Juandra menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya, Menatap kalang kabut Gojora di kursi tunggu depan ruangan Geriel, Sedangkan Juandra duduk di kursi tunggu dekat pintu ruangan.
"LO SANTAI AJA BISA GAK??" Gojora mebalas berteriak, Ikut tersulut emosi karena Juandra yang menyudutkannya, Disini bukan seratus persen (100%) salah Gojora.
"DENGERIN DULU PENJELASAN GUA!"
Gojora kembali duduk, Menarik nafas lalu dia hembuskan."Udah udah, jelasin jo, kita berdua dengerin." Ucap Jian, Ia ikut duduk di sebelah Gojora, Sedangkan Aylona memilih untuk tetap berdiri di depan Jian.
"Gue juga dengerin." Sahut Aylona, Membuat Gojora segera menolej kearahnya dengan tatapan lesu, Bersalah.
"Na ..."
"Udah jo, belakangan lo ngomong, jelasin dulu, gue disini butuh penjelasan dari mulut lo langsung." Terang Aylona, Ia penasaran kenapa semuanya terjadi secepat ini.
"Assalamualaikum, sorry cui, Gua baru nyampe." Salam Karelo, Di belakang Karelo terdapat Luvistra yang segera di salimi oleh Aylona, Gojora, Dan Jian.
"Bang." Panggil Jian, Namun Juandra tidak menoleh sama sekali, Ia fokus menatap Gojora dengan emosi yang masih meluap.
Luvistra tersenyum tipis melihat Juandra, Sepertinya lelaki itu sangat terpukul. Sama halnya dengan Luvistra, Dirinya Kaget mendapati anaknya tiba tiba masuk rumah sakit sampai di oprasi seperti ini.
"Om ..." Lagi, dan Lagi. Gojora merasa bersalah untuk yang kesekian kalinya.
"Karelo sudah berbicara dengan saya, saya percaya sama kamu gojora, ini kamu lakukan demi teman teman kamu kan?" Luvistra berucap tenang.
"Gojora jelasin dulu om, banyak yang salah paham disini."
"Di awal Gua ketangkap basah sama kacey, itu semua gak ada dalam benak Gue sama sekali. tapi tiba tiba kelintas ide yang kemarin kita buat tapi gak jadi, alhasil gua dengan reflek ngucap ucapan itu .. gak tau kenapa gue yakin banget disitu, Gue yakin kita pulang bakal bawa kemenangan, waktu Gue tau lo semua udah pergi buat nyari Geriel, Gue sama kacey pergi ke lantai bawah, disana Gue sama dia merhatiin gerak gerik kalian, tahu kan alasannya kenapa anak buah kacey gak ada yang gerak dan muncul buat lawan kalian? Gue hasut dia buat nembak lo pada kalau udah kelar ngurus Geriel, dan ya dia mau. tapi waktu Gue lagi atur pelatuk buat di tembakin ke lengan Geriel, kacey tiba tiba narik tangan Gue dan nembak tepat di perut Geriel, titik utama tembakan kacey sebenarnya ada di jantung Geriel, tapi gua berusaha buat tahan dan arahin pistol ke perut Geriel, Gua tau gua salah disini, karena Gue lalai, Maaf banget .."
"Kamu aman gojora, saya bakal sogok mereka biar nutup kasus ini." Gojora yang mendengar ucapan Luvistra menoleh, Ia tersenyum kecil.
"Tapi, Sama saja halnya Gojora melarikan diri dari masalah kan, Om?"
"Disini kamu tidak seratus persen salah, Jora." Gojora menunduk, Benar kata Om Luvistra, Ini semua bukan murni kesalahannya semata.
"Bahaya banget tau ga yang kalian semua lakuin?! harus banget pakai kekerasan gini?" Aylona menyahut, nada suaranya naik satu oktaf membuat Jian reflek mengusap bahunya agar tenang, Ini rumah sakit.
Luvistra yang sedari tadi melihat Juandra kini menghampiri Juandra dan duduk di sebelah lelaki itu, Melihat sekilas tangan Juandra yang dililit kain putih yang sudah memerah.
"Pisau ya?" Juandra menoleh mendengar pertanyaan Luvistra, Juandra mengangguk menjawabnya.
"Obatin, Nanti bahaya kalau ga segera di obatin." Juandra menggeleng, ia tidak akan mengobati tangannya sebelum melihat Geriel benar benar sadar.
"Geriel masih kesakitan om, Saya juga mau ngerasain sakitnya, Walaupun Gak sebanding sama yang dia rasakan." Ucap Juandra tenang, Masih menatap kebawah dengan tatapan kosong.
Ucapan Juandra barusan membuat Hati Luvistra tersentuh, Ia menarik perlahan tangan Juandra, melepas Kain yang melilit tangan lelaki itu dan mengambil tissu basah di tas yang sedari tadi melingkar di dadanya.
Juandra yang melihat Papa Luvistra mengeluarkan tissu itu menatap bingung. "Tissu baby?" Tanya Juandra, Penasaran.
"Jangan di tanyakan, Saya malu menjawabnya." Luvistra dengan perlahan mulai membersihkan darah yang mulai mengering di tangan Juandra.
"Jian, Tolong belikan perban di Apotek depan ya," Jian mengangguk, Menerima uang pemberian Papa Luvistra dan berlalu menuju Apotek di depan.
Luvistra kembali memberishkan darah kering di tangan Juandra, Walaupun luka tusukannya masih sangat amat basah disana. "Perih?" Juandra mengangguk. "Sedikit, Tapi Geriel lebih sakit di dalam."
"Saya paham, Juandra." Luvistra menerima Perban yang baru saja di beli Jian, dan melilitkannya di luka tusukan Juandra.
"Terimakasih, Om." Luvistra mengangguk dan tersenyum tanda terima kasih kepada Jian.
"Kalian semua tidak usah terlalu memikirkan Geriel, Terutama Aylona, Jangan khawatir ya cantik? Geriel itu lelaki kuat, Dia akan bertahan demi orang yang dia cintai."
★♡★
KAMU SEDANG MEMBACA
NARIEL [ENDING]
Teen FictionCerita ini resmi di publish 10 januari 2022. Dan resmi selesai pada 5 januari 2023. TIN! TIN! "Berisik!" Aylona membiarkan motor yang mengklakson di sebelahnya. "Gamau bareng?" Suara tersebut membuat Aylona berhenti secara mendadak membuatnya hampir...