SAKIT

2 0 0
                                    

Mungkin perihal kemarin terlalu banyak bahagia yang ia dapat, hingga pada akhirnya ia berakhir disini.

Tempat yang di penuhi wangi obat obatan, Dan ruangan yang serba putih. Jujur saja, Aylona menyukai wangi rumah sakit, Karena terasa lebih tenang dan damai saja rasanya jika menghirup wangi ini.

"Gue kenapa bisa disini?" Tanya Aylona kepada Jeyya, Entah kenapa semenjak kemarin ia bangun dari tidurnya, Aylona tidak melihat batang hidung Geriel sama sekali, Bukankah lelaki itu seharusnya menjenguknya? Aylona saat ini sedang sakit, Kata Dokter Aylona memakan makanan yang dimana makanan tersebut sudah di campur dengan racun yang memiliki kapasitas yang lumayan bahaya untuk tubuh manusia, Dan untunglah Badan Aylona masih sehat dan bugar, Alhasil racunnya tidak gampang menyebar keseluruhan tubuh Aylona.

"Keracunan." Ucap Jeyya sinis, Ia duduk di sebelah kasur Brankar Aylona sembari bersedekap dada menatap perempuan yang kini juga menatapnya bingung.

"Apa deh jey! Natap gue santai aja kenapa," Gumam Aylona sembari mengibaskan sekilas tangannya di depan wajah Jeyya.

"Lo kemarin makan apa aja? Sampai bisa keracunan gitu, Ga hati hati apa lo?!" Semprot Jeyya.

"Duh na, Kemarin gue khawatir banget tau ga, lo??!"

"BONYOK GUE SAMPE RELA RELAIN BALIK KE INDO KARENA DENGER KABAR LO MASUK RUMAH SAKIT AYLONAA, TERUS MUKA LO BISA DENGAN SANTAI KAYAK GITU NANYA GUE KENAPA SIH???!! GILA LO YA!" Jeyya berdiri dari duduknya sembari berjalan bolak balik karena terlalu gemas dan emosi.

Setelah puas mengomel Jeyya kembali mendudukkan dirinya di kursi dan menatap Aylona.

"Gue aja yang anak kandungnya ga pernah tuh di sayang banget kayak lo, gue kayak ditiriin," Komentar Jeyya, niatnya hanya becanda, Dirinya pun pernah di berikan hal yang lebih dari ini dari kedua orang tuanya.

Aylona hanya diam, Sembari kepalanya celingak celinguk menatap pintu ruangannya, Berharap ada orang yang akan memasuki pintu itu, Namun nihil. Tidak ada siapapun disana, Orang yang ia harapkanpun tidak menjenguknya sedari awal ia di rumah sakit.

"Cari apa lo? Geriel? Ngapain sih masih nyariin dia?? Dia udah ga peduli sama lo tau ga? Dia kemarin aja pas racun mulai nyebar di tubuh lo dia ngilang, Bukannya ngerawat dan bawa lo kerumah sakit, Gak akan ya gue izinin lo dekat lagi sama dia, Na. Mau gimanapun nanti, pokoknya tetap jawaban gue pasti Engg-"

"Shtt! Gue ga nyariin Geriel jugaan, Sok tau lo." Potong Aylona, Telinganya terasa begitu panas mendengar celotehan tidak berfaedah Jeyya, Lagi pula Keadaan Aylona sudah membaik, Aylona juga tidak mati kan? Racunnya sih memang masih ada sedikit di tubuhnya, Namun bisa dibilang lumayan lah .. sembuhnya kira kira masih perlu beberapa minggu lagi.

★♡★

"Apa?" Geriel menaikkan sebelah alisnya sembari menjawab tepukan Gojora di bahunya.

"Lo .. Gak mau jengukin Aylona?" Tanya Gojora pelan, Sedari minggu lalu Ia selalu melihat Geriel sendiri, Tidak ada sama sekali tanda tanda lelaki itu berkomunikasi dengan Aylona beberapa minggu belakangan ini.

"Ngapain gue?" Geriel terkekeh, Menatap sekilas Gojora lalu kembali menghirup Kopi hitam miliknya di cangkir kecil.

"Karena makanan yang lo kasih kali tuh," Sindir Gojora, Yang ia ketahui dari Jeyya pun, Aylona terakhir memakan jajanan yang Geriel belikan di pinggiran pantai dengan pembayaran menggunakan via fotbar.

"Kenapa bisa cuma Aylona yang keracunan ya?" Gumam Gojora sembari menumpukan dagu di atas tumpuan tangannya, Gojora menatap Geriel.
"Sedangkan setelah di cari tahu, orang yang udah sering beli disitu masih sehat wal'afiat sampai sekarang." Lanjutnya.

"Curiga gue, Itu orang yang emang sengaja ngasih racun di makanan yang Aylona pingin." Ucap Geriel mulai angkat suara tentang kenapa bisa Aylona sampai harus di rawat di rumah sakit selama berminggu minggu.

Ini sudah terhitung minggu ke 3 Aylona di Rumah sakit, Entah Geriel akan kesana atau tidak untuk menjenguk, Itu pilihan dari Geriel sendiri.

Belakangan ini juga terasa sangat berat bagi Geriel, Karena banyaknya masalah yang tiba tiba datang menghampirinya.

Baru saja kemarin lusa ia mendapat surat dari sekolah adiknya, Ajiel. Anak bontot Ayahnya itu banyak berulah sekali, Sehingga Ajiel harus di tangani oleh Guru guru di sekolahnya, Dan harus memanggil orang tua walinya.
Dikarenakan Ayah Geriel yang badannya sedang tidak enak dan pekerjaan kantor Ayahnya yang menumpuk, Terpaksa Geriel yang harus turun tangan menangani Ajiel.

Dan baru saja beberapa jam yang lalu, Ia kembali mendapat surat panggilan dari sekolah Ajiel, Entah apa yang di perbuat bocah tengil itu lagi, Sebentar lagi Geriel akan menuju sekolah Ajiel jika sudah waktu pulang Sekolah Dasar.

"Harus di curigain emang, Lagian yang jajan di situ oke oke aja, Lah ini Aylona dapat dari itu cewe hampir sakaratul maut di rumah sakit." Ucap Gojora.

"Mulut lo ya, anjing!" Sinis Geriel menatap Gojora sinis, Ia melihat jam di pergelangan tangannya kemudian berdiri dari duduknya.

"Mo kemana bro?" Tanya Gojora mendongak menatap Geriel.

"Sekolah Jiel, Problem dikit."

"Walah, Gue kirain mau langsung nyamperin Aylona, Kali aja lo nyadar," Ucap Gojora sembari terkekeh

Geriel menunjuk kopinya yang masih lumayan banyak. "Habisin, Biar lo ga haus kasih sayang." Ucapnya dan berlalu pergi setelah berpamitan dan tos dengan Gojora.

★♡★

Geriel berjalan santai di koridor sekolah Ajiel, dengan masih menggunakan celana hitam panjangnya dan baju batik sekolahnya, Tak lupa helm full face yang ia genggam selama berjalan di koridor sekolah ini. Sudah pasti jelas helm yang di pegang Geriel ini harganya mahal, Sampai di bawa menuju ruang guru lho! Padahal di parkiran depan sudah ada satpam yang menjaga.

Bagi Geriel, Lebih baik motornya yang hilang di bandingkan helmnya. Namun tetap saja Geriel sayang kepada dua benda berharga itu.

"Assalamu'alaikum." Salam Geriel membuka Pintu Ruangan Guru wali kelas Ajiel, Disana juga sudah ada Ajiel yang duduk bersama seorang gadis kecil seumuran Ajiel dan .. Ada perempuan seumuran Geriel juga.

"Adik saya kenapa?" Geriel dengan santai mendudukkan dirinya di kursi yang berada tepat di depan meja guru tersebut.

"Ajiel belakangan ini kenapa ya Nak Geriel? Sudah hampir terhitung tiga kali Ajiel memasuki ruang BK dan berurusan dengan beberapa guru." Ucap Guru wanita tersebut, Dari Name tag yang Geriel lihat nama guru ini bu Narti.

"Adik saya oke oke aja bu, Lagian Adik saya ga akan mulai duluan kalau ga di usik." Ucap Geriel dengan sedikit tekanan pada nada bicaranya.

Bu Narti menarik nafas panjang. "Adikmu itu tadi memukul pipi gadis perempuan itu," Tunjuk bu Narti pada gadis kecil di sebelah Ajiel.

NARIEL [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang