SEKOLAH AJIEL

0 0 0
                                    

《《 Chapter 》》

★♡★

Bu Narti menarik nafas panjang. "Adikmu itu tadi memukul pipi gadis perempuan itu," Tunjuk bu Narti pada gadis kecil di sebelah Ajiel.

"Ajiel, Jelasin sama Abang." Geriel menyahut sembari memanggil Ajiel mendekat padanya, Adiknya dengan cepat menghampiri Geriel dan berdiri di sebelah lelaki yang sedang duduk itu.

"Dia gangguin Keyna pas istirahat tadi," Ajiel mulai memberi tahu dengan jelas kepada Geriel sembari menujuk Gadis kecil yang sedang duduk dengan, Kakaknya mungkin?

"Loh? Tadi Kera bilang kamu yang gangguin Keyna, Jiel."

"Dengerin penjelasan adik saya dulu lah bu, jangan cuma salah satunya saja yang ibu dengar dan langsung menyimpulkan begitu saja bahwa yang salah disini adik saya." Geriel menatap bu Narti dengan mata elangnya, Lalu kembali menatap pada Ajiel, Meminta agar adiknya kembali melanjutkan penjelasannya

"Ganggu kayak gimana?"

"Dia ngatain Keyna, Orang miskin, Suka minta uang sama Ajiel, Sok pintar, Banyak kata buruk yang dia bilang ke Keyna, Jiel gak suka perempuan kasar, Dia bahkan sampai dorong Keyna hingga hampir kena meja."

"Kamu bohong!" Gadis kecil yang awalnya duduk itu kini berdiri dan menghampiri Ajiel sembari menunjuk laki laki itu.

"Ibu masih tidak percaya Adik saya? Bukannya sekolah ini punya CCTV? Bisa di cek kan?" Ucap Geriel sembari mendorong pelan Ajiel menuju sisi badannya yang lain agar tidak berdampingan dengan gadis di depannya ini.

"Lo. Adek lo?" Tunjuk Geriel pada gadis yang duduk di pojok sembari memperhatikannya.

Gadis itu berdiri dan menghampiri adiknya. "Iya."

"Lain kali ajarin yang bener, Udah gede kan lo? Tau lah mana yang bener mana yang enggak, Adek lo ini udah termasuk dalam kasus pembullyan." Geriel berucap dingin, Ia menatap bu narti yang sudah selesai dengan urusan mengecek CCTV.

"Terbukti yang salah anak cewek ini kan? Adik saya ini sudah benar loh bu, Membela orang yang di rudung," Ucap Geriel lagi, Sepertinya Hari ini Geriel terlalu banyak bicara.

"Maaf sekali lagi Nak Geriel, Karena saya tidak mengecek CCTV terlebih dahulu." Bu Narti menunduk merasa bersalah.

"Kalau begitu saya pamit." Geriel berjalan lebih dulu, Dengan Ajiel yang ngekor di belakangnya.

Saat melewati Kedua kaka beradik itu, Ajiel memeletkan lidahnya pada Kera.

"Kasihan deh lo, Kena hukum wle wle wle!"

★♡★

"Keren Jiel!" Ucap Geriel saat berjalan menuju parkiran, Ia Terkekeh sembari menyodorkan tangannya untuk tos bersama Ajiel.

"Keyna udah sekolah hari ini?" Ajiel mengangguk menjawab pertanyaan Abangnya.

"Hari ini resmi masuk sekolah yang kelas dua, Dan baru juga tadi aku naik kelas tiga dan dapat kelas baru!" Semangat Ajiel menaiki motor Geriel.

"MOTOR ABANG TINGGI BANGET SIH!" Omel Ajiel kesal, Dia mau duduk saja rasanya jadi aneh, Ruang untuk pantatnya sangat kecil jika Abangnya memakai motor ini.

"Ye bodo amat, Derita kamu." Geriel memakai Helmnya, Dan bersiap mengstarter motornya.

★♡★

"Bang, Kok gak pernah bareng kak Ay lagi?" Tanya Ajiel, Belakangan ini abangnya itu selalu saja meninggalkan rumah hingga Ajiel yang berujung bermain di rumah sendirian, Ajiel sebenarnya tidak keberatan, Namun apakah harus se sering itu Abangnya pulang balik rumah terus menerus? Bahkan pernah Ajiel melihat Abangnya itu pergi mengendarai motornya dengan kecepatan kencang saat jam setengah satu malam.

Geriel tak menjawab pertanyaan Ajiel, Ia sedang tidak mau membahas tentang Aylona untuk sekarang ini, Sudah cukup lelah dirinya bermain dengan permainan Gila Kacey.

"Diem aja, Jiel tanyain juga." Sindir Ajiel meminum susunya di atas meja bar yang ada di dapur rumah mereka, Keduanya baru saja selesai makan siang tadi.

"Aylonanya sakit, Butuh waktu sendiri dulu." Balas Geriel, Yang mana pada kenyataannya tidak seperti itu. Aylona memang sakit, Tapi Aylona butuh Geriel. Tapi apa? Geriel bahkan enggan menjenguknya di rumah sakit. Namun Geriel sendiri punya alasan tertentu kenapa tidak menjenguk Aylona untuk sementara.

Drrt ...

Ponsel yang Geriel letakkan di atas meja bergetar dengan suara deringan yang sedikit terdengar, Geriel mengambil ponselnya dan melihat nama si penelepon.

Menghembuskan nafas gusar, Setelah membaca siapa yang meneleponnya itu, Geriel dengan tidak ada hasrat menekan ikon hijau di layar ponselnya itu.

Srrkk ..

"Oh, Hai Geriel." Sapa si penelepon di seberang sana dengan di selingi suara kursi yang terdengar di geser dan di dorong.

"Apa lagi?" Tanya Geriel, dengan nada sedikit cetus, Ia sama sekali tidak menyadari bahwa di sebelahnya masih ada adiknya yang menyimak obrolan Geriel dengan seseorang di telepon.

"Bokap lo, Udah balik? Hm?" Tanya seseorang di sebelah sana, Suara perempuan. Bertanya dengan nada yang terdengar mencurigakan di telinga Geriel.

"Lo apain bokap gue?" Geriel berucap langsung, Ingin rasanya ia berkata kasar dan mencaci maki gadis di seberang sana, Kenapa gadis ini selalu saja membawa bawa orang orang yang ia sayangi untuk di celakai dan mengancam Geriel.

"Eitss .. jawab dulu keleus pertanyaan gue, Seenaknya aja lo kacangin gitu aja, Elo pikir gak SAKIT??" Balas perempuan itu, dengan menekan kata 'sakit' di akhir kalimatnya, Seolah olah memberikan sebuah kode kepada Geriel.

"Kerja. Urusan apa lo, Sampai nanya nanya?" Tanya Geriel, setelah berucap demikian Gadis di seberang terkekeh dan kekehannya kini berubah menjadi tawa yang terdengar seram.

"Hmm, urusan apa ya? Kalau misal gue bilang kerjain urusan buat ... celakain bokap lo, Gimana? Ahahaha," Geriel mengepalkan tangannya menahan emosi, Ia harus tau satu hal. Gadis ini suka mengancam orang, Belum tentu hal yang di katakannya akan benar benar ia lakukan, Namun jika Geriel memberontak, Tak segan segan ia melakukan hal Gila itu.

"Berhenti, Cey." Ucap Geriel dengan suara lemah. "Berhenti bawa bawa orang tersayang gue cuman karena keobsesian lo sama gue."

"Apa lo bilang? Berhenti? Emang dengan gue berhenti, Gue bisa dapetin lo? Ada jaminan ga El?" Balas Gadis di seberang, Yang tak lain lagi adalah Kacey, Perempuan yang sudah benar benar terobsesi dengan Seorang Geriel Luvistra.

Geriel terdiam, Ia tidak bisa memastikan hal itu.

"Abang, Siapa?" Tanya Ajiel, Nampak raut wajah abangnya itu menahan emosi hingga urat uratnya dapat Ajiel lihat dengan jelas.

Geriel membolakan matanya menatap Ajiel, Ia seketika tersadar, bahwa sedari tadi ia bersama Ajiel. Geriel menyimpan jari telunjuknya di bibir, Meminta agar Ajiel tetap diam.

"OWHH .. LO PUNYA ADEK?" Shock Gadis di seberang, Mendengar pertanyaan dari suara anak kecil itu ia bisa langsung menyimpulkan bahwa Geriel memang memiliki seorang adik dan Geriel tidak sendirian di sana.

"Gue gak punya adek." Ucap Geriel sinis.

"Weh weh, Emosi? Bener dong berarti??"

"Bangsat lo, Gak denger? Gue bilang enggak ya enggak anjing."

★♡★

NARIEL [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang