《《 CHAPTER 》》
★♡★
Brother,
Dua hari sudah berlalu, Pekerjaan yang di berikan Luvian kemarin lusa pun sudah Geriel selesaikan beberapa jam yang lalu, Saat ini ia tengah bersiap siap memasukkan pakaian yang sudsh ia pilih untuk di masukkan ke dalam koper sedang berawarna hitam miliknya, Dengan telepon yang tersambung dengan Karelo, Lelaki itu sangat rutin meneleponnya menanyakan tentang dirinya apakah akan datang ke Pernikahannya besok.
"Lo gak tidur dulu? Ntar sampai sini kan sore." Ucap Karelo dari seberang sana, Lelaki itu mengkhawatirkan kerabatnya yang akan berangkat penerbangan pagi dari USA ke Indonesia, Sudah di pastikan jika lelaki itu tidur di pesawat tidak akan cukup nyaman.
"Aman gue, Tidur di pesawat aja." Balas Geriel sembari memasukkan jasnya yang sudah ia bungkus khusus untuk pernikahan Karelo besok Sore menjelang Malam.
"Naik pesawat 21 jam dan tidur di pesawat gak senyaman itu, El. Apalagi ada tetangga tempat du--"
"Gue naik Pesawat pribadi."
Empat kata, Satu kalimat membuat Karelo seketika bungkam, Hal itu membuat Geriel bertanya memastikan.
"Relo, Lo gak apa apa kan? Woi!"
"Iya el, Iya. Gue gak apa apa, Cuman shock aja." Terdengar suara Karelo yang bergetar, Hal itu membuat Geriel tertawa terbahak bahak, Nampaknya sisi dinginnya sudah sedikit memudar karena banyak melakukan Percakapan dan bertemu banyak orang disini.
"Jam keberangkatan lo masih setengah jam lagi kan? Terus kenapa udah siap siap mau pergi?" Tanya Karelo melihat Geriel sudah mengunci pintu dan memberi salam untuk berpamitan pada maid maid Papanya.
"Gue mau samper temen gue, Mau pamitan pulang." Ucap Geriel santai, Ia masih memegang ponsel di tangannya dan koper yang ia seret di tangan sebelahnya, Dengan Karelo yang tidak terlalu jelas melihat wajah Geriel karena banyak bergerak.
"Istri lo polwan ya?" Tanya Geriel saat sesudah menutup pintu mobil setelah memastikan Kopernya sudah aman di belakang.
"Iya polwan,"
"Udah dulu, Gue mau jalan."
"Sampai ketemu di indonesia bro!"
"Yo."
★♡★
"Kok cefat bangat bro?" Tanya si Bule dengan bahasa indonesia nya, Namun sangat sulit untuk di cerna karena Dirinya belum terlalu fasih.
"My friend is getting married, I probably won't come back here again, please let me know often." Ucap Geriel menepuk bahu teman satu satunya di USA itu, ia menampilkan senyuman yang sangat jarang ia perlihatkan pada orang orang.
"Don't worry, your Instagram is there, your WhatsApp is there, Line is also there, it's safe!" Ucapnya sembari terkekeh kecil, Ia menunjukkan ketiga jempol tangannya, Iya ada anak jempolnya di tangan kiri, Gemes.
"Hopefully he can make it to his hand surgery, I'll go first, See you soon." Ucap Geriel sebelum kakinya melangkah keluar dari sana dengan setelan yang tertutup.
Di sisi lain Harza tersenyum kecil menatap kepergian Geriel. "He's a good guy, I can't let my little sister be away from the only house where he comes home, Even I, as his older brother, can't be his place to go home." Ia terkekeh Getir menatap kepergian Geriel yang sudah memasuki mobil dan berlalu pergi.
Dengan segera Harza membuka ponselnya dan mengetikkan sebuah pesan untuk adiknya itu, Dan kembali fokus melayani pelanggan yang baru saja memasuki caffe miliknya.
★♡★
Aylona menatap pesan dari kakak tirinya itu, Anak dari Ayah tirinya yang beberapa tahun lalu menikah dengan ibunya saat dirinya berusia 9 tahun, Di umur itu ia bertemu untuk pertama kalinya dengan Harzaka Niscala, Laki laki tampan yang lahir di New York itu resmi menjadi abangnya saat Aylona berusia 9 tahun sedangkan Arzaka berusia 11 tahun, Jarak usia keduanya hanya berbeda 2 tahun.
Aylona yang sedang istirahat itu segera menekan ikon Video call di ujung chat, Tidak lama setelahnya panggilannya pun di angkat dengan ponsel yang Arzaka letakkan di suatu tempat, Yang terlihat seperti di dekat sebuah gelas kopi. Dengan Arzaka yang tampak tengah melayani pelanggannya.
"Bang Arz." Panggil Aylona setelah memastikan bahwa Kakaknya itu sudah tidak sibuk, Ia kini tengah bersantai di ruang kerjanya.
Arzaka menoleh pada kamera ponsel dan duduk di kursi yang langsung mengarahkannya kepada kamera, ia tersenyum manis menatap Aylona. "Why? Ada yang kamu mau bilang sama saya?"
Deg.
Hubungan keduanya saat ini adalah Kakak adik, Walaupun hanya tiri tapi keduanya sudah lama bersama, Namun kenapa keduanya tampak baru saling kenal saat ini? Mereka sudah kenal selama 17 tahun lamanya, Namun terpisah saat Aylona berusia 15 tahun dengan posisi Arzaka yang berusia 17 tahun.
"Are you okay bro? Lona lihat Bang Arz gak begitu baik." Ucap Aylona memulai topik karena Arzaka terus terusan hanya menatap kosong ke arahnya sembari tersenyum manis, Amat sangat manis. Sialnya kakaknya itu belum menikah sampai sekarang, Atau mungkin Aylona yang tidak tahu?
Arzaka mengernyitkan dahinya bingung. "Bro? Ahaha, We are bro?" Tanya Arzaka di selingi kekehan Kecilnya, Adiknya sudah berubah, Lagi pula sudah lama juga keduanya tidak bertemu.
Aylona tersenyum kikuk menggaruk keningnya yang tidak gatal. "Ya .. bro? Aduh apasih, Lona gak jelas!" Ucap Aylona pada dirinya sendiri saat merasa ucapannya begitu bodoh untuk di dengar.
"Kenapa abang tidak telepon lona? Kan lebih enak bicara seperti ini." Ucap Aylona, Niatnya ingin bertanya apa maksud dari pesan yang di kirimi Arzaka beberapa menit yang lalu melalui pesan WhatsApp padanya.
"Saya takut kamu sibuk, Jadi saya lebih baik chat, Saya takut menggangu kamu." Ucap Arzaka secara halus, Sudah lama Aylona tidak mendengar suara lembutnya yang selalu menyanyikannya lagu tidur saat dirinya kesulitan untuk menuju alam mimpi.
Aylona menipiskan bibirnya sebelum kembali membuka suara. "Lona gak akan terganggu, Apalagi bang Arz yang menelepon," Ucapnya yang membuat Arzaka meledakkan tawanya.
"Yasudah, Lain kali saya telepon saja ya." Ucap Arzaka di selingi senyuman manisnya yang tak kunjung luntur juga, Ia tersenyum menatap adiknya, Yang di balas kekehan oleh Aylona.
"Minta maaf untuk apa? Bang Arz gak ada salah sama lona, Bahkan Lona yang merasa bersalah, I'm so sorry," Aylona menundukkan kepalanya agar Arzaka tidak melihat matanya yang berkaca kaca, Ia ingat betul Arzaka sangat tidak suka jika Aylona menangis, Bahkan sekalipun untuk menjatuhkan sebulir titik air mata saja. Lelaki itu akan marah dan berujung mendiami Aylona seharian hingga mood lelaki itu membaik.
★♡★
KAMU SEDANG MEMBACA
NARIEL [ENDING]
Teen FictionCerita ini resmi di publish 10 januari 2022. Dan resmi selesai pada 5 januari 2023. TIN! TIN! "Berisik!" Aylona membiarkan motor yang mengklakson di sebelahnya. "Gamau bareng?" Suara tersebut membuat Aylona berhenti secara mendadak membuatnya hampir...