DIA KEMBALI

0 0 0
                                    

"JIANJING LO DI PANGGIL JUANDRA BUDEG!" Teriak Karelo spontan, Kesal karena Jian tidak menjawab sama sekali, Ini sedang keadaan genting lelaki itu malah lemot.

"Relo tolol, jangan berisik!" Umpat Gojora.

"Shut the fuck up relo!" Juandra segera menarik teman temannya agar bersembunyi di tempat aman.

"WOI SIAPA YANG TERIAK??! SIALAN LO YA!!" Teriakan suara tak asing itu masuk ke pendengaran Juandra dan teman temannya yang lain.

"BERANI BERANINYA LO MASUK KAWASAN GUE ANJING!!" Lagi, suara perempuan berteriak terdengar lancang dan semakin dekat, Hingga mereka dapat melihat perempuan itu dari tempat persembunyian mereka.

"Ngumpet cok ngumpet," Gojora semakin menutupi akses temannya yang sedikit terlihat, Gojora memilih berpindah tempat secara kilat.

Namun sialnya, Kacey mungkin menyadari kehadirannya disini.

Seketika tawa besar terdengar. "KALIAN LAGI YA TERTANYA?"

Kacey terkekeh sinis, Melihat sekitarnya dengan sinis, Termasuk dimana Gojora bersembunyi.

"KELUAR SEKARANG SEBELUM GUE SAMPERIN LO PADA SATU SATU."

"Kalau lo gue dapet, Abis lo di tangan gue bangsat." Kacey berjalan keliling lantai satu itu, Pura pura tidak mengetahui keberadaan Gojora.

Dari awal Kacey sudah sadar, Pasti Teman teman Geriel akan menyusul kesini, Maka dari itu ia memilih hotel terbengkalai ini di bandingkan tempat biasanya. Kacey tak mau tawuran, Kacey mau bermain main.

"Anjing! Anjing! Jangan kesini ngentot." Maki Gojora saat melihat Kacey mendekat ke arahnya.

"Oh, hai! Gojora? Lama gak berjumpa ya .. ahaha," Sapa Kacey lembut, Namun tampak menyeramkan di mata Gojora, Lelaki itu berdiri dan menatap datar Kacey.

"Gak usah sksd, Gue najis sama orang kayak lo." Reflek, Sialan! Mulut sialan! Maki Gojora dalam hati, Bukan. Bukan ini yang ingin dirinya ucapkan.

"Duh, jangan gitu dong ... lo berani banget sama gue ya? Kalau gitu terusin deh, Tapi .. teman lo jadi bayarannya yah?" Lagi, Ucapan Kacey membuat Gojora mengepalkan tangannya disisi kiri dan kanan, Di tambah tawa menyebalkan perempuan ini.

"Temen lo nanti bakal habis di tangan gue, Hehe."

"Gak segampang itu, lo gak tahu apa yang ada dipikiran gue, right?" Ucap Gojora, Menaikkan alisnya sombong.

"Yap, Gue emang gak tahu apa yang lagi lo pikirin, Tapi gue tahu .. Apa yang mau lo lakuin disini." Kacey membalas dengan tak kalah sombong, Kacey membuang muka sembari bersedekap dada, Mencari letak teman Gojora yang lainnya.

"Jangan lo cari temen gue, Mereka udah pasti nyari Geriel." Kacey menoleh sinis menatap Gojora.

Kacey yang hendak menelepon seseorang tertahan oleh Gojora yang tiba tiba berkata.

"Gue bakal bantuin lo habisin Geriel dan Aylona." Gojora memasang smirknya, Smirk yang jarang dirinya keluarkan.

"Really? Ini semua bukan rencana lo sama temen lo itu kan?" Kacey menyipitkan matanya, Menatap sedikit curiga pada Gojora.

"Are you crazy? Gak mungkin temen gua buat rencana yang bakal ngerugiin mereka." Ucap Gojora. Yang langsung membuat Kacey luluh dan percaya padanya.

"Oke!"

"Gojora bangsat!" Umpat Juandra dan segera mengarahkan teman temannya untuk mencari letak keberadaan Geriel.

"Cabut!"

★♡★

M

ereka bertiga berjalan menyusuri setiap sudut kamar di lantai sepuluh. Entah kenapa mereka sama sekali tidak mengecek kamar 23 dan 12, mereka merasa Geriel tidak akan berada di ruangan tersebut, Alhasil mereka memeriksa kamar kamar di lantai sepuluh tanpa mengecek kamar 23 dan 12.


"Ini ruangan terakhir, Pelan pelan." Ucap Karelo, Meminta agar teman temannya was was dengan ruangan ini, Karena inilah ruangan terakhir. Jika tidak ada Geriel di dalam pupuslah harapan mereka.

"Gue yang buka, Takutnya di kasih jebakan sama kacey." Juandra mendorong pelan teman temannya dan berdiri di depan pintu ruangan 49 itu.

"Minggir, Ngejauh dari depan pintu lo pada." Mereka menurut, Menjauh dari hadapan pintu tersebut dan berdiri di sisi kanan dan kiri pintu.

"Gue takut anjir, Vibesnya berasa hadepin psycho." Sahut Jian, Yang di balasa peletakan oleh Karelo.

"Bukan psycho, Tapi orang stress." Balasnya.

Juandra dengan cepat membuka pintu tersebut setelah teman temannya menjauh dari pintu.

Sret!

Pintu nomor 49 terbuka, dan pada detik yang sama pisau yang terlihat tajam tiba tiba terbang dan menancam sadis di tangan kanan Juandra.

"Bangsat!"

Jian yang melihat itu segera menghampiri Juandra, Jian merobek baju kaos yang tengah dirinya kenakan, Setelahnya menarik pisau yang tertancap di tangan Juandra dan melilitkan kain tersebut dengan erat agar tidak terjadinya pendarahan pada Juandra.

"Gak bakal tambah banyak kan, Darahnya yang keluar kalau misal gue cabut pisaunya, bang?" Tanya Jian khawatir.

Juandra tersenyum melihat Jian, Yang semakin hari perhatiannya semakin terlihat untuk Juandra. Juandra benar benar tidak bisa berhenti tersenyum, Bahkan ia sampai lupa rasa sakit di tangannya itu. Juandra merasa Jian sudah berubah, Jian yang dulu sudah kembali.

"Aman."

Sedangkan Karelo, lelaki itu sudah memasuki kamar 49 tersebut sedari tadi, di dalam kamae ada Geriel yang berusaha memotong tali tebal itu dengan pisau yang terjatuh di lantai. Dan ada pula luka luka sayatan dan goresan di wajah leher, dan rahang Geriel.

Dapat di pastikan, Sebelum mereka sampai disini, Geriel sudah disiksa terlebih dahulu oleh Kacey.

Karelo dengan segera membantu Geriel memotong tali di kaki lekaki itu, Tali ini lumayan kuat.

Setelah tali putus, Karelo membantu Geriel berdiri. "Lo oke bro?"

Geriel menarik nafas panjang, Sial. Seharusnya ia memberi kode kepada teman temannya untuk tidak membuka pintu secara tiba tiba.

Lihat sekarang? Pisau yang sudah di rangkai Kacey sedemikian rupa mendarat tiba tiba kearahnya, dan untungnya Geriel bisa menangkis beberapa pisau yang mengarah ke arahnya, dan ada beberapa juga yang mengenai wajah maupun lehernya, Namun bukan luka dalam.

"Lo gak apa apa kan, El?" Tanya Juandra saat kedua temannya itu keluar dari kamar 49 dengan wajah Geriel yang tidak 100% sempurna.

"El asli, Serem anjing ini tempat, Buruan cabut ah!" Jian berjalan lebih dulu, Namun tangannya memegang tangan Juandra, Takut.

"Muka lo jelek." Sahut Karelo, Membuat  teman temannya terkekeh.

"Diem lo curut!"

Mereka berempat berlari mengendap endap meninggalkan tempat ini, Herannya tidak ada tanda tanda kehadiran anak buah Kacey.

DOR!

"KACEY TOLOL!"

"Apa? Lo gak ada niatan buat pelesetin tembakannya kan?" Kacey memasang smirknya, Menatap Sasarannya yang tengah di tumpu oleh teman temannya sembari memegang perutnya yang baru saja terkena tembakan.

NARIEL [ENDING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang