《《 Chapter 》》
★♡★
Amerika,
"Gimana keadaan disana, El?" Tanya seseorang diseberang sana dengan suara bariton yang sedikit lemah, Terdengar seperti orang sakit.
Geriel menghembuskan nafasnya berat, Ini hari kedua ia berada di Amerika untuk mengurus dan kembali mendirikan perusahaan Luvian, papanya. Yang hampir saja tumbang.
Berat bagi Geriel untuk meninggalkan Aylona yang berada di indonesia, Ia khawatir akan terjadi apa apa pada gadisnya itu, Di tambah banyak sekali musuh musuh Geriel yang masih mengincar lelaki itu. Tapi Dapat Geriel jamin, Mereka tidak akan berani macam macam dengan Aylona.
"Gak terlalu baik, Riel masih sibuk buat mengajak beberapa perusahaan yang sempat menolak perusahaan kita, Ternyata mereka lebih susah di bujuk." Ucap Geriel, Tampak dari suaranya lelaki itu benar benar stress mengurus perusahaan di Sini, Sedang di Indonesia ia tidak pernah sampai bergadang seperti hari hari kemarin saat ia baru saja sampai di Amerika.
"Jangan terlalu di paksakan ya, Berusaha sebisa kamu, Jangan sampai mengulang kejadian minggu lalu." Balas Luvian, Diseberang sana ia tersenyum kecil.
"Iya pa, Geriel selalu berusaha sebisa Riel."
"Ya sudah kalau begitu, Kamu lanjut kerjanya, Papa matiin telepon ya." Balas Luvian masih dengan suara baritonnya yang lemah.
Geriel mengangguk kecil, Walaupun Luvian tidak dapat melihatnya disana.
"Iya, Papa jaga diri ya, Titip salam sama Ajiel."Tut.
Telepon di matikan. Geriel berjalan menuju kursi kebangsaannya dan menhempaskan dirinya disana, Ia menyenderkan badannya di sandaran kursi dengan pikiran yang melayang layang tentang perusahaan yang saat ini ia bimbing, Geriel tidak yakin bisa mengembalikan Perusahaan ini seperti awal.
"Kalau yang gue lakuin gak sesuai harapan papa gimana?" Tanya nya pada diri sendiri, Menatap atap atap ruangannya melamun.
Tok! Tok! Tok!
Ketukan dari pintu besar nan tinggi itu berbunyi nyaring dan membuyarkan lamunan Geriel, Lelaki itu membenarkan posisi duduknya dan kembali sibuk menandatangani berkas berkas disana.
"Come in." Ucap Geriel.
Sedetik setelahnya pintu terbuka dan menampilkan seorang gadis yang tingginya ideal dengan badan yang tergolong sexy.
Ah itu Maneger Geriel, Jeila Maghazine. Gadis itu melangkah mendekati meja Geriel dan memberikan lelaki itu sebuah dokumen dan duduk di depan meja lelaki itu. "By the way, Mr Geriel, I'm studying Indonesian so it's easier to talk to you." Ucap Jeila terswenyum manis, Berharap bossnya itu akan membalas senyuman yang ia berikan, Namun apalah daya. Bossnya ini sangat tidak gampang terbuka terhadap seseorang.
"Oh, Good." Balas Geriel singkat, Tanpa menoleh sama sekali kearah Jeila. Ia saat ini sibuk membaca dokumen yang di buat manegernya ini, Melihat apakah ada yang harus di revisi.
"Do you want to hear it, Mr?" Tanya Jeila menawarkan, Siapa tahu Bossnya mau mendengar bahasa indonesianya yang belum lama ia pelajari. Sebelum kedatangan bossnya, Ia sudah mempelajari bahasa indonesia agar gampang untuk berkomunikasi dengan bossnya itu. Karena yang ia dengar dari Mr. Luvian Adratama, Kemampuan bahasa inggris Geriel sangatlah sedikit. Tidak dapat Jeila sangka ternyata bahasa inggris Geriel begitu fasih dan lancar saat berbicara.
Geriel menoleh menatap Jeila. "No, Thanks." Dan kembali menunduk membaca dokumen.
Setelah mengamati dokumen milik Jeila sedikit lama, Geriel mengangkat kepalanya dan mendorong dokumen kembali ke arah gadis itu. "Revisi, In this paragraph." Beritahu Geriel agar gadis itu bisa membenarkan agar lebih baik lagi Dokumen yang akan diberikan kepada Clien mereka besok.
Jeila menerima Dokumen yang diberikan Geriel, Gadis itu tersenyum manis. "Ah, thank you Mr Geriel, By the way tomorrow we have a meeting with a client?" Tanya Jeila memastikan, Karena kemarin meeting mereka dengan clien tertunda dikarenakan clien mereka ada urusan dadakan, Dan jadilah Ditunda sampai besok meeting mereka.
"Yes, you said you can speak indonesian right?" Tanya Geriel pada Jiela yang di balas anggukan semangat dari Jiela.
"Yes, Mr. I can." Balas Jiela tersenyum
Geriel menatap gadis itu dan mengangguk, Apakah benar gadis bule di depannya ini bisa berbahasa indonesia? "Try to say." Ucap Geriel memerintah.
"Ah I can only be a little like, Halo bos, Nama saya Jeila Maghazine, Bos bisa memanggil saya Jeila atau Magha,"
"And I can also say bad words like, Anjir, Bangsat, Anjir lo, Anjay, Bangsat, kontol, Memek--"
"Stop! Kamu kelewatan Jeila." Tegas Geriel, Kenapa bisa gadis ini sangat blak blakan, Bahkan di depan bossnya sendiri? Tidak Geriel sangka.
Jeila menundukkan kepalanya, Gadis itu berulang kali mengucapkan kata maaf. "Sorry Mr, I promise I won't say that again, I'm really sorry Mr Geriel." Ucap Jeila penuh penyesalan.
"You can talk like a friend with me when you are outside the office, But if you are in the office area and about work, Don't ever expect to talk like that and be friends with me." Ucap Geriel penuh penekanan pada Jeila.
Mata Jeila berbinar, Apakah Dia bisa berteman dengan bossnya yang cuek ini??
"Can we be friend?" Tanya Jeila semangat yang mendapat Gelengan dari Geriel.
Wajah Jeila yang semula semangat seketika berubah, Namun tak urung gadis itu tetap tersenyum. Menyusul langkah Geriel yang keluar dari ruangannya.
"Mr Geriel, Where are you going?" Tanya Jeila di ambang pintu ruangan Geriel, Sedangkan lelaki itu sudah berlalu pergi meninggalkan Jeila tanpa menjawab pertanyaannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NARIEL [ENDING]
Teen FictionCerita ini resmi di publish 10 januari 2022. Dan resmi selesai pada 5 januari 2023. TIN! TIN! "Berisik!" Aylona membiarkan motor yang mengklakson di sebelahnya. "Gamau bareng?" Suara tersebut membuat Aylona berhenti secara mendadak membuatnya hampir...