LII. Sekarang Ku Bersama Denganmu

115 19 5
                                    

Jumat, 11 Juli

"Gimana bisa sih Kakak 4 hari ini bolos sekolah dan Ebi gak tau dia kemana dan ngapain!" gerutu Febi.

"Apa maksud adek kalo kakak 4 hari ini bolos sekolah?" tanya Mama Laura yang muncul tiba-tiba.

"Ma.. Mama....?' ucap Febi terbata. "Kok mama udah pulang, katanya sampe malem?"

"Mama mau ambil sesuatu dulu baru pergi lagi, dan pas mama cari kalian kok gak ada dan ternyata kamu di sini." jelas Mama Laura. "Tapi itu gak penting, apa maksudnya tadi kamu ngomong kakak 4 hari ini bolos? Kan Mama selalu nganter kalian sampe sekolah."

"Eh... hmmmm...." Febi kebingungan harus menjawab apa.

"Dek, maksud kamu apa tadi?" tanya Mama Laura sekali lagi. "Kan tiap pagi mama selalu anterin kalian berdua sampai depan sekolah."

"Enggak kok Mah, Ebi lagi kesel aja dan ngomong ngawur." kilah Febi.

"Beneran?"

Febi terdiam sejenak, berpikir.

Bisa saja dia mengiyakan dan Mama Laura tidak akan tanya lagi, tapi ia perlu bercerita soal ini. Namun jika ia bercerita, ia akan dianggap jadi tukang cepu.

"Adeekkkk...?"

Febi pun berpikir dengan cepat dan karena memang ia tidak bisa menyimpan beban ini sendirian akhirnya ia pun bercerita ke Mama Laura soal Vino yang hanya masuk di hari pertama sekolah, sisanya selama 4 hari ini ia selalu pergi entah kemana.

Febi sedikit merasa bersalah karena telah menceritakan rahasia ini, namun ia yakin hal ini adalah hal yang tepat karena tidak mungkin jika hal ini terus berlangsung.

>><<

"Assalamualaikum."

Vino membuka kunci pintu rumahnya dan kaget ternyata Mama Laura dan Febi duduk di kursi ruang tamu. Perlahan ia kemudian kembali menutup pintu itu.

"Walaikumsalam." jawab Mama Laura sedikit datar. "Habis kemana aja kamu? Mama telfon daritadi gak bisa."

"Eh...hmmm... abis kerja kelompok mah dan HP kakak lowbat" bohong Vino sambil berjalan mendekat.

Mama Laura bangkit dari tempat duduknya, membuat Vino menelan ludahnya. Ia sebenarnya sudah merasa tidak beres ketika melihat adik dan mamanya itu duduk berdua di ruang tamu, tapi ia tetap saja nekat untuk berbohong.

"Sejak kapan kamu belajar bohong sama Mama?!"

"........"

Vino terdiam, ia tahu jika ia sudah melakukan kesalahan karna telah berbohong. Keringat mulai bercucuran dari keningnya, selain karna memang dia kelelahan tapi juga karna takut dengan apa yang akan terjadi.

"Adek kamu udah cerita ke Mama soal apa yang kakak lakuin 4 hari ini."

Vino melirik ke arah Febi, yang kemudian adiknya itu langsung menunduk merasa bersalah.

"Jangan kamu ancem dia, kamu itu yang salah!" tegur Mama Laura. "Mama yang minta dia cerita ke mama. Jujur mama kecewa banget sama kakak, selain udah jago bohong, kamu juga ngajarin adek kamu buat ikutan bohong!?"

Vino kini menunduk, ia benar-benar merasa tidak ada gunanya lagi mengelak.

"Papa kamu belum ada 2 minggu gak ada, tapi kamu udah jadi anak bandel gini! Kamu mau bikin orang-orang nganggep kalo mama gak becus ngerawat kalian berdua sendiri?!"

"Bukan gitu maksud kakak ma..." ucap Vino lirih dan masih dalam keadaan menunduk.

"Terus ngapain kamu 4 hari ini bolos sekolah padahal Mama udah anter kamu ke sekolah!"

Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang