Kamis, 7 Agustus
Rachel bangun dari tidurnya dan menggeliatkan tubuhnya, merenggangkan otot-otot yang mengencang saat tidur. Matanya belum benar-benar terbuka, ia pun mencoba untuk duduk sambil mengumpulkan kesadarannya.
Saat matanya sudah bisa terbuka, ia melihat adiknya sudah tak lagi di sampingnya. Ya sudah jadi kebiasaan sih jika adiknya ini lebih rajin dibandingkan dirinya.
Namun ia lantas terkejut kala melihat jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 8 lewat, yang berarti ia sudah telat masuk sekolah. Tanpa berlama-lama dan secara tergesa-gesa, Rachel langsung mengganti piyama tidurnya menjadi pakaian seragam dan kemudian langsung mengambil tas dan berlari keluar.
"Mam, kok gak bangunin sih?!" ucap Rachel kesal saat melihat Mamanya di ruang keluarga.
"Mana ada, kamu aja yang susah dibangunin daritadi."
"Aku gak ngerasa dibangunin yaaaaaa."
"Terserah kamu mau percaya apa enggak." ucap Mama Ade malas.
"Udahlah daripada ribut mending Rachel berangkat sekarang."
"Lah beneran mau berangkat sekolah?"
"Ini ibu-ibu, anaknya semangat sekolah malah dipertanyakan."
"...." Mama Ade masih menatap anaknya itu dengan tatapan aneh.
"Dahlah, Rachel berangkat dulu."
Tanpa berlama-lama lagi karna memang sudah terlalu terlambat, Rachel pun bergegas untuk menuju sekolah. Memang sih dia bisa saja membolos hari ini, tapi hari ini adalah hari pengumuman hasil kompetisi band yang diikuti Nadila, jadi ia ingin sekali berada di samping pacarnya itu.
Namun yang namanya datang telat tentu ada konsekuensinya, dan Rachel sudah siap akan hal ini saat melihat Bu Wati, guru BK yang terkenal galak se-sekolah, telah menanti di gerbang sekolah.
"Kamu tau ini jam berapa?!"
"Tau bu." ucap Rachel pelan.
"Kenapa kamu terlambat?"
"Kesiangan bu."
"Kok bisa? Murid yang lain aja gak ada yang terlambat."
"Ya saya juga gak tau kenapa saya kesiangan bu."
"Yaudah berarti kamu tau kan harus ngapain?" tanya Bu Wati dan langsung dijawab anggukan kepala oleh Rachel. "Apa emang?!"
"Hukuman kan Bu?"
"Oke kalo kamu minta hukuman. Sekarang taroh tas kamu di Pos Satpam, terus kamu berdiri di tengah lapangan sambil hormat ke tiang bendera 15 menit."
Rachel ngedumel dalam hati, tapi ia sangat yakin apapun jawaban yang ia berikan tadi, ujung-ujungnya juga sama hasilnya.
"Ini udah jam segini masih aja nungguin gerbang sekolah, gabut apa gimana sih si Ibu?" gerutu Rachel dalam hati saat dirinya berjalan menuju tengah lapangan.
Baru 5 menit berdiri sambil hormat, tak henti-hentinya Rachel menggerutu dalam hati. Ia sedikit menyesal memilih untuk tetap berangkat sekolah, karna seharusnya ia bisa santai saja di rumah pura-pura sakit.
Sebenarnya ia tidak terlalu mempermasalahkan mendapat hukuman, tapi ia tidak mengerti esensinya hukuman berdiri sambil hormat di tengah lapangan seperti yang ia lakukan sekarang. Kondisinya saat ini adalah ia datang terlambat karna bangun kesiangan, bukannya karna menghina negara dan tidak menghormati Pancasila. Terus kenapa hukumannya malah seperti ini?
Ia sadar jika mungkin maksudnya untuk mendidik supaya disiplin, tapi kan ini bukan pendidikan militer! Lebih baik kasih solusi gimana caranya agar tidak terlambat lagi, daripada memberikan hukuman yang niatnya cuma menyiksa saja.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Remaja
RomanceNadila, seorang siswi SMA asal Bogor rela pindah ke Jakarta supaya lebih dekat untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat dan juga musisi. Di SMA Eno 48 Jakarta inilah kisah barunya dimulai, bertemu dengan orang-orang baru yang mengajarkan d...