Minggu, 12 Oktober
Apakah kalian termasuk deretan orang yang percaya akan adanya takdir? Atau kalian termasuk yang merasa jika garis kehidupan kalian sudah diatur sejak lahir adalah sebuah omong kosong?
Kehidupan memang mempunyai misteri yang tidak bisa dijawab begitu saja, tapi itu yang membuatnya jadi sedikit lebih menarik. Seberapa kita melakukan persiapan, terkadang ada saja cara semesta untuk mengejutkan kita.
Siang ini Febi masih nampak nyenyak tertidur di kasur kamarnya, meski sinar Matahari sudah masuk lewat celah di gorden kamarnya. Bahkan saat Mama Laura membuka pintu kamarnya itu, ia masih saja terlelap.
Mama Laura hanya menggeleng melihat kelakuan anak bungsunya itu. Ia lalu menghampiri jendela kamar anaknya itu untuk membuka gorden lebih lebar lagi, membiarkan sinar Matahari makin menerangi kamar ini.
Perlahan Mama Laura duduk di samping putrinya yang masih tertidur itu lalu mengusap rambutnya sejenak.
"Dek bangun, udah siang sayang." ucap Mama Laura lembut.
"Hmmmmm....." Febi masih nampak enggan untuk bangun.
"Bangun sayang, katanya mau pergi?"
"Masih ngantuuuuuukkkkkkkk."
"Salah siapa semalem malah begadang nonton bola." sindir Mama Laura.
"5 menit lagi. Mama bangunin abang dulu, dia juga katanya mau pergi kan."
"Kakak kamu udah pergi setengah jam lalu."
"Emang iya? Kan semalem nonbar bareng aku." ucap Febi meski masih nampak terpejam.
"Udah nonbar kok pake bareng segala."
"Kan nonbar itu nonton Barça."
"Ada ada aja." ucap Mama Laura. "Udah cepetan bangun, kasian pacar kamu udah nungguin."
"EH DEY KE SINI?!" ucap Febi terkaget dan langsung buru-buru duduk.
"Loh kok Dey sih, Rifa dong."
"Ih mamah, Rifa bukan pacar aku." ucap Febi bete.
"Loh bukan? Mama kira waktu kamu cerita udah punya pacar, pacar kamu itu Rifa."
"Ih bukaaann... kan aku bilang pacar aku namanya Dey."
"Ya maaf, abisnya Mama seringnya liat kamu berdua sama Rifa. Bahkan Mama belum ketemu sama yang namanya Dey ini."
"Abisnya Mama kan sibuk, tiap Dey main ke rumah selalu gak ada Mama."
"Ya samperin Mama dong ke tempat syuting. Anaknya tante Tara, si Jinan, aja sering tuh ngajak pacarnya ke tempat syuting."
"Iya kapan-kapan deh. Males soalnya nanti kalo ke tempat syuting malah diajakin main film nanti."
"DIh pede banget kamu." Mama Laura mengacak-acak rambut anaknya yang memang masih berantakan karna baru bangun itu. "Udah sana buruan mandi, kasian Rifa daritadi nungguin."
Mama Laura pun bangkit dan berniat keluar dari kamar itu.
"Mama mau pergi juga?" tanya Febi saat melihat dandanan Mamanya yang rapi.
"Iya."
"Kemana?"
"Arisan."
"Mana ada arisan siang-siang gini."
"Ya kamu tau Mama mau kemana, pake nanya segala."
"Oh iya ya mau shooting." ucap Febi.
Mama Laura hanya menggeleng kemudian akhirnya keluar dari kamar itu. Namun belum lama berselang, ia kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Remaja
RomanceNadila, seorang siswi SMA asal Bogor rela pindah ke Jakarta supaya lebih dekat untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat dan juga musisi. Di SMA Eno 48 Jakarta inilah kisah barunya dimulai, bertemu dengan orang-orang baru yang mengajarkan d...