LVIII. Air Mata Perasaan yang Tak Tersampaikan

125 19 7
                                    

Minggu, 17 Agustus

Suasana di seputaran Stadion Utama Gelora Bung Karno nampak padat. Setelah mengikuti upacara peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia, kini banyak orang yang berkumpul di parkir timur untuk menonton kompetisi band.

Febi yang memang menyukai pertunjukan band ini tentu datang dengan penuh antusias. Selain karna untuk mendukung sahabat kakaknya yang lolos seleksi dan akan manggung hari ini, ia datang karna ingin menyenangkan dirinya sendiri.

"Kak Febi.....?" ucap seorang bocah perempuan menepuk pundak Febi.

Febi pun berbalik dan melihat siapa gerangan yang menyapanya, tapi ia tidak mengenali gadis itu. "Eh, maaf siapa ya?"

"Oh iya, maaf kak. Nama aku Zahra, tapi kakak boleh panggil aku Putri atau Puwel kak." ucap bocah perempuan itu.

"Lah kocak, namanya Zahra kok panggilnya Puwel." ucap Febi sambil tertawa.

"Nama lengkap aku Putri Elzahra kak soalnya."

"Oh gitu." ucap Febi mengangguk-angguk. "Eh kok lo kenal gue?"

"Aku murid SMP Eno 48 kak, kelas 9C. Aku follow semua akun kakak kelas aku, termasuk kak Febi, jadinya aku tau kak Febi."

Febi mengangguk paham.

"Oh iya kak ngomong-ngomong, aku suka sama video cover di Instagram kakak." lanjut Puwel.

"Seriusan? Makasih loh." Febi tersenyum bahagia. Ia senang mengingat video yang diambil berulang-ulang tersebut ternyata ada yang suka.

"Aku udah like sama komen kok kak, apalagi aku suka sama temen kakak yang itu." ucap Puwel sambil menunjuk Rifa yang sedikit ada di belakang Febi.

Febi lalu berbalik dan menatap Rifa, sementara Rifa yang sedari tadi tidak begitu memperhatikan pun kaget karna ia ikut terseret pada perbincangan ini.

"Jadi lo cuma suka sama dia nih di video itu?" tanya Febi iseng.

"Enggak kak, aku suka semua kak. Tapi sama kakak yang itu aku lebih suka."

"Kalo beneran suka, jangan panggil kakak yang itu dong. Siapa coba nama dia?"

"Kak Rifa kan ya?" ucap Puwel sedikit ragu.

"Eh diem aja nih bocah daritadi. Ada fans lo nih!" ucap Febi menyadarkan Rifa yang masih saja terdiam sedari tadi.

"Eh iya, hmm... makasih ya." ucap Rifa yang tidak tau harus berkomentar apa.

"Kenapa lo bilang suka sama dia di video itu? Kenapa gak gue atau Dey?" tanya Febi kepada Puwel lagi.

"Aku baru lihat kak Rifa di video yang sama kak Febi itu, dan langsung suka aja."

"Lah padahal dia udah sering ada di story bareng gue."

"Gak terlalu memperhatikan kak." ucap Puwel sambil tertawa kecil. "Tapi waktu di video itu, aku lihat kak Rifa ini lucu banget gitu, cantik. Baru pertama kali lihat aku langsung jatuh cinta."

Mendengar pengakuan polos Puwel ini otomatis membuat kaget Febi dan tentunya Rifa.

"Gimana, gimana? Jatuh cinta?" tanya Febi memastikan apa yang ia dengar.

"Iya kak, aku jatuh cinta sama kak Rifa setelah nonton video cover dance kalian."

Setelah ia yakin ternyata apa yang ia dengar memang benar, ia langsung menyikut pelan Rifa, dengan ekspresi yang meledek. Tentu Rifa makin salting mendengar pengakuan Puwel ini.

"Cieeeee, ada yang jatuh cinta sama lo nih Rip."

"Apaan sih Bi." ucap Rifa yang makin malu digoda Febi seperti ini.

Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang