Sabtu, 17 Mei
"Fokus, Rachel!" Vino melambaikan tangannya ke depan muka Rachel.
"Katanya lo gak mau jadi player! Pilih satu aja woyyy!" tambah Lidyo.
Rachel bergantian melirik ke arah kiri dirinya dan melihat Nadila yang sedang duduk sendirian dan di sisi kanan terlihat Ivan sedang bersama Sonia, Sakti, dan yang lainnya sedang bermain dengan gelombang ombak.
"Kalo gue gak mau sama dua-duanya gimana?" tanya Rachel.
"Ya itu terserah lo. Kalo emang itu yang lo mau ya kita berdua bakal dukung." jawab Lidyo.
"Gini deh gue tanya, lo nonton gak episode baru series yang waktu itu gue kasih tau?" tanya Vino.
"Oh jelas dong, gue langsung nonton 2 hari lalu. Jadi ceritanya itu...." Rachel menghentikan ucapannya. "Oh gue ngerti apa maksud lo."
"Eh gimana?" Lidyo terlihat kebingungan.
"Ya bisa dilihat kan kalo Rachel ini gabut banget. Gue belum sempet nonton karna gue sibuk chat dan telfonan sama Shani, dan gue yakin lo juga sama kan bareng teh Melody?" jelas Vino.
"Oh iya iya, gue paham." Lidyo mengangguk mengerti.
"Tapi kalo gue bahagia gini gimana?" ucap Rachel.
"Ya gak masalah sih, karna hidup ga cuma soal cinta doang. Kalo lo ngerasa bisa bahagia sendirian ya gak masalah, semua punya cara bahagianya masing-masing." Vino kemudian menatap tajam Rachel. "Tapi gue kenal lo Hel, lo itu orang yang suka bareng-bareng sama orang lain, setidaknya bareng sahabat kayak gue sama Dyo. Gue yakin lo sendiri paham kalo emang lo udah siap ngerasain jatuh cinta lagi, entah itu sama Nadila atau balik sama Ivan."
Rachel berpikir sejenak dan merenungi apa yang dikatakan Vino barusan. "Iya sih lo bener banget."
"Gila, lo bener-bener ngerti Rachel, Vin! Jangan-jangan kalian jodoh kali." ucap Lidyo.
"Ya kagak gitu juga kaliiiii." ucap Vino cepat.
"Oke deh kalo gitu, sesuai rencana awal gue bakal deketin Nadila dulu. Eh tapi gue masih gak yakin kalo dia masih mau deket sama gue." ucap Rachel.
"Makanya lo sekarang samperin dia sendirian, biar gue sama Dyo sembunyi. Gue rasa dia lagi ada masalah sama kita berdua, atau setidaknya satu diantara gue atau Dyo." ucap Vino.
"Oke deh kalo gitu." ucap Rachel.
"Kalo gitu kita berdua pamit dulu biar kagak kelihatan sama Nadila." pamit Vino.
"Semangat sis! Nanti cerita-cerita ya!" ucap Lidyo memberi semangat seraya mengikuti Vino untuk bersembunyi.
Setelah kepergian kedua temannya, Rachel kemudian berjalan menuju tempat Nadila yang sedang duduk sendirian.
"Hai Nad." sapanya.
"Eh Rachel. Sendirian aja?" tanya Nadila seraya melihat ke sekeliling.
"Iya nih, tadi lagi jalan-jalan sendiri kebetulan lihat kamu."
"Oh gitu. Yaudah duduk sini aja bareng aku kalo mau, kita lihat sunset bareng."
"Oke boleh deh." ucap Rachel penuh suka cita, karena memang itu adalah tujuannya.
Rachel pun mencopot kedua sandalnya dan menjadikannya alas untuk duduk di pantai itu. Mereka berdua pun menikmati udara sejuk dan indahnya pemandangan matahari terbenam.
"Lo suka banget sama Pantai ya?" tanya Rachel mencoba basa-basi.
"Iya, kok kamu tau?"
"Kan lo pernah cerita waktu gue ajakin lo ke Taman waktu itu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Remaja
RomanceNadila, seorang siswi SMA asal Bogor rela pindah ke Jakarta supaya lebih dekat untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat dan juga musisi. Di SMA Eno 48 Jakarta inilah kisah barunya dimulai, bertemu dengan orang-orang baru yang mengajarkan d...