Nadila, seorang siswi SMA asal Bogor rela pindah ke Jakarta supaya lebih dekat untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat dan juga musisi. Di SMA Eno 48 Jakarta inilah kisah barunya dimulai, bertemu dengan orang-orang baru yang mengajarkan d...
(Catatan penulis: Part ini terjadi dalam waktu yang bersamaan dengan part sebelumnya)
Di bangku kantin yang letaknya cukup strategis, sekumpulan murid kelas X-I sedang mengobrol bersama. Well lebih tepatnya mereka sedang menggosip sih, membicarakan sesosok murid yang merupakan kakak kelas mereka.
Ya, sekumpulan murid ini sedang membicarakan Vino yang sedang mengobrol dengan Febi adiknya di bangku halaman sekolah.
"Udah kali ci jangan dilihatin terus." tegur murid bernama Gracia kepada temannya yang memang ia panggil dengan sebutan Cici itu.
"Emang ci Shani ngelihatin siapa sih?" salah seorang lagi yang bernama Anin pun membalikkan badannya dan mencari ke arah mana temannya itu memandang. "Oooohhh paham paham."
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apaan sih kalian." ucap murid bernama Shani yang sedari memperhatikan ke arah Vino.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kalo suka samperin lah ci." goda Gracia.
"Enggak." tolak Shani singkat.
"Bilang enggak tapi cici Shani salting sendiri." ledek seorang lagi yang bernama Feni.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apaan deh Mpen." ucap Shani tambah malu.
"Eh itu ngomong-ngomong kak Vino sama siapa sih? Bukannya itu seangkatan juga ya sama kita?" tanya Frans yang merupakan pacar dari Gracia.