LXII. Tsundere

128 18 2
                                    

Minggu, 14 September

Mendengar suara langkah kaki yang berhenti di depan pintu kamar kosnya dan kemudian dilanjutkan suara kunci yang memasuki lubang kunci, Nadila langsung menutup buku bacaannya dan melompat ke tempat tidur dan pura-pura sudah tidur.

Kenapa demikian? Karena ia tidak mau bertemu apalagi mengobrol dengan orang yang akan memasuki kamarnya ini, siapa lagi kalo bukan Della teman sekamarnya.

Memang sudah 2 minggu semenjak kejadian putusnya Nadila dan Rachel, tapi masalahnya masih saja belum selesai. Nadila masih belum bisa meminta maaf langsung kepada Della mengenai perkataannya soal hubungan Della dengan Gaby yang telah melukai perasaan Della itu. Della pun demikian, melihat Nadila yang cuek ia pun juga tidak mau meminta maaf karena telah membocorkan berita putusnya Nadila dan Rachel.

Nadila masih dalam keadaan pura-pura tidur karena merasa ini adalah langkah paling mudah untuk menghindari percakapan ataupun sekadar saling pandang. Namun entah kenapa ia sedari tadi tidak kunjung mendengar suara pintu yang terbuka.

Apakah Della menghilangkan kunci? Tapi bukankah tadi ada suara kunci yang membuka knop pintu kamar itu?

Baru lah sekitar 30 detik kemudian suara kamar itu akhirnya terbuka juga.

Pura-pura tidur adalah salah satu kegiatan yang menyusahkan karena tiap bagian tubuhmu seperti memberontak ingin bergerak dan membuka kedok berpura-pura mu. Belum lagi pikiranmu yang tiba-tiba jadi penuh pikiran hingga akhirnya mengirimkan sinyal di sekujur tubuhmu hingga tiba-tiba badanmu gatal atau kesemutan.

Di tengah mati-matian untuk tetap berpura-pura tidur, telinga Nadila jadi sensitif dan kemudian merasa jika yang masuk ke dalam kamarnya saat ini bukanlah Della.

Memang mereka berdua belum lama jadi teman sekamar, tapi Nadila sudah semacam hafal akan kebiasaan temannya itu. Namun suara langkah kaki yang baru saja masuk ini bukanlah suara langkah kaki Della, Nadila yakin sekali soal ini.

Terus siapakah gerangan sosok ini? Keluarganya kah atau keluarga Della? Atau justru jangan-jangan ternyata dia adalah pencuri dan tidak sadar jika di dalam kamar sedang ada penghuninya?

Perasaan deg-degan Nadila makin terasa karena sosok yang baru saja memasuki kamarnya itu hanya terdiam dan tidak mengeluarkan bunyi apapun selama semenit ini. Dengan perasaan yang takut tapi mau tidak mau karena survival instinct-nya bekerja, Nadila membalikkan tubuhnya dengan tangan mengepal siap menghajar orang tersebut jika diperlukan.

"ASTAGA!" pekik Nadila yang sudah siap meninju orang tersebut.

Nadila bukan teriak karena sosok itu adalah orang asing, justru karna sosok itu sangat ia kenali.

"Hehee."

Orang tersebut hanya tersenyum seperti tidak ada rasa bersalah.

Nadila masih tertegun dengan sosok yang ada dihadapannya ini. Sebenarnya banyak hal yang ingin ia ucapkan atau sekadar menyapa saja sepertinya juga cukup, terlebih mereka berdua sudah lama tidak saling sapa.

"Ngapain?" pertanyaan itu kemudian yang muncul dari mulut Nadila.

"Gue sebenernya cuma mau balikin kunci cadangan ini. Pasti lo lupa ya udah pernah kasih ini ke gue?"

Nadila menerima sodoran kunci cadangan kamar kosannya itu dari sosok tersebut, yang tak lain dan tak bukan adalah Rachel.

"Kenapa harus begini? Kan bisa balikin di Sekolah atau seenggaknya hubungin aku dulu lah bukannya main sembarangan masuk kamar orang kayak gini!"

"Gimana mau begitu kalo lo 2 minggu ini selalu ngehindarin gue terus Nad."

"...." Nadila terdiam karena ya sedikit ada benarnya juga perkataan Rachel. Bukan berarti dia membenarkan apa yang dilakukan Rachel juga sih.

Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang