Sabtu, 12 Juli
Sabtu pagi hari di Stasiun tidaklah seramai ketika hari kerja di mana akan dipadati mereka-mereka yang komuter. Di antara mereka yang hari ini datang, nampak 2 orang gadis muda yang membawa ransel masing-masing. Memang tidak penuh tas yang mereka bawa, tapi jelas ini lebih banyak dibanding mereka yang biasanya hanya membawa tas kecil ataupun Totebag.
"Nad ini lo serius ngajakin gue?" tanya Rachel kepada Nadila, padahal mereka sudah siap dan bahkan sudah sampai Stasiun.
"Loh kan kemarin aku udah bilang ke kamu dan kamu bilang mau ikut." ucap Nadila memandang kekasihnya itu aneh.
"Gue waktu kemaren denger lo bilang 'mau ikut aku gak?' gue sih ayo aja, gak penting itu kata selanjutnya apaan bodo amat gue gak dengerin."
"Dih bisa gitu."
"Pokoknya asal sama lo, gue mau ikut kemanapun."
"Kalo masuk ke kawah Gunung Berapi?"
"Kalo lo emang mau ke sana, gue bakal ikutin."
"Antara romantis sama bodoh beda tipis ya."
Rachel terkekeh. "Kan kata orang cinta itu bikin bodoh."
Mereka sudah sampai stasiun 30 menit sebelum jam keberangkatan KRL yang akan mereka tumpangi, yang berarti mereka datang terlalu pagi. Namun beginilah Nadila, lebih baik menunggu daripada terlambat dan nantinya kesal sendiri. Beda dengan Rachel yang ingin Sabtu paginya masih terlelap dalam tidurnya, untuk alasan ini jugalah ia sengaja tidak mengambil ekskul apapun di sekolah agar hari Sabtunya senantiasa damai.
"Hooooaaammmmm." Rachel menguap dan merasa ngantuk sekali. "Gue mau beli Kopi Susu dulu deh biar gak terlalu ngantuk, lo mau gak?"
"Hmmm aku gak biasa minum kopi susu, tapi boleh deh."
"Oke gue beliin."
Rachel pun berjalan ke minimarket yang ada di Stasiun untuk membeli 2 gelas kopi susu dan juga beberapa camilan serta roti untuk sekadar mengganjal perut dan menemani mereka selama perjalanan nanti.
Kemarin setelah pulang dari tempat Vino untuk menyelasaikan masalah temannya itu, Nadila mengajak Rachel untuk ke Bogor. Ia merasa 2 minggu setelah mereka resmi berpacaran, belum sempat untuk menikmati waktu bersama. Maklum saja karena mereka sibuk karena kesulitan yang menimpa Vino serta kesibukan Nadila sendiri bersama teman-teman bermain musiknya.
Saat mereka berdua sudah di dalam KRL menuju Bogor, ternyata kantuk Rachel belum mereda meski ia sudah menghabiskan segelas Kopi Susu yang sudah ia beli tadi. Ia pun tertidur di pundak Nadila selama sisa perjalanan, membuat Nadila tersenyum sendiri.
Ia tidak menyangka gadis seperti Rachel bisa membuatnya merasakan apa yang namanya jatuh cinta. Diri Rachel yang receh dan sering tertawa ini sangat bertolak belakang dengan Nadila yang terlalu serius. Namun anehnya ketika bersama Rachel, Nadila juga jadi manusia yang gampang tertawa. Bahkan bagi Nadila, suara tertawaan Rachel seakan sudah menjadi candu.
Namun Nadila belum yakin apakah nanti ia akan memperkenalkan Rachel kepada Mama Juwita sebagai kekasih atau hanya teman. Ia tidak ingin membuat Mamanya itu berpikiran jika ia jauh-jauh sekolah di Jakarta hanya mencari cinta dan pacaran saja, padahal itu jauh dari kenyataan sebenarnya.
Setelah KRL yang mereka tumpangi berjalan selama sekitar 1,5 jam akhirnya mereka sampai di stasiun Bogor. Nadila pun langsung membangunkan Rachel yang masih nyaman tidur di pundaknya. Saat Rachel terbangun, ia hanya menunjukkan senyumnya yang khas saat ia sadar ternyata ia sedari tadi tertidur.
"Biasanya sih aku dari sini kalo gak jalan kaki ya naik ojek." Ucap Nadila saat keduanya sudah berada di luar stasiun.
"Yaudah jalan kaki aja. Gak mungkin kan naik ojek, emang mau bonceng tiga sama abangnya? Cabe-cabean dong." ucap Rachel sambil terkekeh.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Remaja
RomanceNadila, seorang siswi SMA asal Bogor rela pindah ke Jakarta supaya lebih dekat untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat dan juga musisi. Di SMA Eno 48 Jakarta inilah kisah barunya dimulai, bertemu dengan orang-orang baru yang mengajarkan d...