XLII. Don't Look Back!

123 21 2
                                    

Rabu, 25 Juni

"Makasih ya udah mau anterin aku hari ini." ucap Nadila sambil mengulurkan tangannya.

"Eh apaan nih? Mau ngajak salaman atau minta uang jajan nih?" tanya Rachel keheranan.

Nadila langsung menarik tangannya, merasa malu karena melakukan hal yang bodoh ini. "Eh hmmmm maaf."

"Hahaha lo lucu deh, kocak."

"Ya maaf, kan aku belum pernah dianterin sama pacar gini. Pacaran aja belum pernah." Nadila kemudian menyadari sesuatu. "Eh pacar? Emang kita udah pacaran?"

"Bener-bener ya lo polos banget, tambah gemes gue." Rachel tertawa lucuk.

"Hiiih apaan sih." Nadila makin tersipu malu. "Kan aku tadi cuma mau ngucapin terimakasih, cuma ga tau aja gimana makanya malah ngajak salaman begitu."

"Hahaha gak usah lah, gue seneng kok nganterin lo gini mumpung gue bisa." Rachel masih saja tertawa melihat kepolosan gebetannya ini. "Kalo lo mau ngucapin makasih, lo bisa cium gue. Eh tapi sekarang belum saatnya."

"Kalo gitu aku kerja dulu ya." ucap Nadila seraya membuka pintu mobil. "Eh kamu gak mau mampir dulu sekalian, lihat suasana kantor gitu?"

"Enggak deh Nad, malah ganggu lo kerja nanti."

"Santai lah, masih setengah jam lagi kok jam kerjanya."

"Serius nih lo mau ngajakin gue main ke kantor?"

"Santai aja lah, aku juga udah izin Yupi kok kalo misal kapan-kapan bakal ajak kamu lihat suasana kantor."

"Hmm boleh deh mumpung gak ada kegiatan lain juga."

Rachel pun membuka pintu mobil dan menyusul Nadila, dan kemudian langsung memegang tangannya.

"Nah daripada ngajak salaman, mending pegangan tangan kayak gini."

"Idih modusnya bisa aja sih." ucap Nadila yang menyambut genggaman tangan Rachel.

"Kalo lo suka itu namanya bukan modus, itu tandanya saling sayang."

"Bisa aja sih omongannya, udah pengalaman ya?"

"Lo tau jawabannya."

"Nice answer." Nadila tersenyum. "Udah ah daripada kamu modus mulu, mending kita masuk."

Mereka pun berjalan dari area parkiran Stasiun Radio ini menuju ke pintu kantor sambil berpegangan tangan, seperti orang yang mau menyebrang jalan saja.

"Loh Yupi, kok udah dateng aja sih." ucap Nadila saat melihat Yupi keluar dari dalam Stasiun Radio.

"Iya nih, ada meeting sama klien habis ini." ucap Yupi yang terlihat sedang menenteng berbagai macam berkas di tangannya. "Eh hari ini Rachel mau ikutan kerja?"

"Enggak kok Yup, cuma nganterin doang dan lihat-lihat bentar. Boleh kan? Kalo ga boleh aku pulang nih."

"Iya iya, Nadila pernah minta izin mau ngajak kamu kok." Yupi manggut-manggut. "Eh aku duluan ya, gak enak kalo telat."

Yupi berjalan beberapa langkah sebelum kemudian ia membalikkan badannya.

"Oh iya Nad, nanti kamu lihat ya salah satu poster di papan pengumuman, aku yakin kamu suka deh."

"Emang ada apa Yup?"

"Udah nanti kamu lihat sendiri aja."

Tanpa menunggu ucapan Nadila, Yupi kembali berbalik dan berjalan menuju kendaraannya.

Nadila memandang aneh ke arah Yupi yang sedang berjalan itu. "Yaudah yuk, kita langsung ke ruangan kerja aku aja."

Nadila dan Rachel pun kemudian berjalan beriringan ke dalam kantor Stasiun Radio itu. Sambil berjalan bersama, Nadila menjelaskan berbagai ruangan yang tersedia hingga akhirnya mereka berdua sampai di ruang kerja Nadila.

Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang