Jumat, 16 Mei
"Iiiiiiih aku mau duduk di sebelahnya Vino!" rengek Yupi.
"Oh tidak bisa, aku duluan wleeeee." Hanna menjulurkan lidahnya mengejek Yupi.
"Apaan sih, kamu di belakang aja sana yang longgar! Cocok kan sama badan kamu?!"
"Berarti kamu cocoknya duduk di bagasi dong?"
"Iiiiiihhh awas ya kamu!!!"
"Astagaa kenapa sih ini berdua ributtt mulu!! Udah lah Vino kan duduk sama gue." Lidyo berusaha menghentikan pertikaian tidak penting antara Yupi dan Hanna ini.
"Dyo kan udah sering sama Vino, sekarang giliran akuuu." ucap Yupi pedenya.
"Enggak, Vino jatahnya sama aku!" ucap Hanna tak kalah pedenya.
"Ini bocil sama bayi bongsor kumat deh halunya. Vino gak mau sama kalian, dia udah sama Shani!" ucap Lidyo.
"Apaan sih om, sok galak deh." sindir Yupi.
"Tau nih. Kan mereka belum resmi jadian, paling nanti Vino maunya sama aku." tambah Hanna.
"Hadeeehhh pusing gue ngomong sama bocah. Vin, urusin noh!" Lidyo berbicara kepada Vino yang baru saja naik dalam bis.
"Astagaa ini kalian berdua masih ribut daritadi? Kan udah dibilang aku duduk sama Dyo." Vino tak habis pikir karena sedari tadi kedua teman sekelasnya itu masih saja berebutan.
Menyadari Vino yang sudah menaiki bis, Yupi langsung menghampirinya dan memeluk lengan Vino. "Vinooooo, duduk sama aku yaaaa."
Hanna tak mau kalah, ia pun memeluk lengan Vino yang satunya. "Sama aku aja, dijamin gak rewel sepanjang perjalanan. Aku juga udah bawa banyak makanan dan obat-obatan."
"Aku tetep sama Dyo. Kalo kalian gak mau nurut, aku bisa loh minta kalian diturunin dan gak jadi ikut." ancam Vino.
"Kok Vino jahat sih." rengek Hanna.
"Vino gak mungkin kan ngusir aku yang lucu dan imut ini?" goda Yupi.
"Oke kalo kalian gak mau, aku aja deh yang turun kalo gitu." Vino melepaskan pelukan kedua temannya itu dan bersiap untuk menuruni bis. "Selamat menikmati liburan ya kalian, jangan lupa oleh-oleh."
Mendengar ancaman dan melihat keseriusan Vino, Hanna dan Yupi saling melempar pandang dan sepakat untuk mundur.
"Iya deh iya." ucap Hanna.
"Tapi nanti pas udah di Jogja, aku mau sama Vino terus aaaahhh." ucap Yupi seraya menuju ke tempat duduknya.
Sore ini anak-anak kelas XI SMA Eno 48 Jakarta akan melakukan Darmawisata ke Jogja setelah tadi pagi mereka menerima rapot semester 1 mereka. Dalam bis itu memang belum semuanya naik, namun keributan tadi tentunya jadi perhatian mereka yang sudah naik.
"Hadeeeeeh gue capek ngadepin mereka kalo lagi kumat gini." keluh Vino saat sudah duduk di kursinya.
"Baru kali ini gue gak iri ngelihat lo lebih populer dibanding gue Vin." ledek Lidyo yang duduk di sebelahnya.
"Sialan emang!" Vino meninju bahu Lidyo. "Gue belum jadian sama Shani aja mereka masih gitu, waktu nanti udah jadian gue takut kalo malah Shani jadi ikutan kena. Arrrgggghhh gimana sih caranya ngusir mereka, makin dibilangin malah makin nekat!!!"
"Ya namanya juga masih kayak bocah kan mereka. Lo tau kan kalo bocah, semakin dilarang ya malah semakin menjadi-jadi? Lagipula ada kan yang meski ditolak justru makin merasa tertantang dan makin gak mau nyerah?"
"Iya juga sih.... tapi kalo misal gue iya-in mereka, ya mereka malah seneng. Bener-bener gak ada jalan keluarnya arrggggghhh!" gerutu Vino.
"Sekali lagi, itu derita lo sih Vin." Lidyo tergelak sendiri mendengar keluh kesah sahabatnya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Remaja
RomantikNadila, seorang siswi SMA asal Bogor rela pindah ke Jakarta supaya lebih dekat untuk mewujudkan mimpinya menjadi seorang diplomat dan juga musisi. Di SMA Eno 48 Jakarta inilah kisah barunya dimulai, bertemu dengan orang-orang baru yang mengajarkan d...