LIX. Seesaw Game Penuh Air Mata

112 19 6
                                    

Sabtu, 30 Agustus

Nadila duduk di kursi belajarnya di dalam kamar kosannya ini. Terasa sangat familiar dan biasa sekali. Ya namanya juga anak kos, pilihannya ya kalo gak di kasur, ya di meja belajar yang masih dalam satu ruangan yang sama. Sesekali memang sih bisa keluar kamar, tapi karna Nadila ini orangnya malas bersosialisasi ya gitu deh.

Namun dalam duduknya kali ini, Nadila sedang berpikir sambil mengetuk dan memandangi sebuah amplop berisikan uang. Hari ini ia rencananya akan mengembalikan uang yang ia pinjam dari temannya untuk membiayai dia dan juga rekan bandnya untuk ikut kompetisi musik.

Lah bagaimana dia bisa mendapatkan uang untuk mengembalikan pinjaman tersebut? Oke kita balik ke kejadian beberapa hari lalu.

*flashback 17 Agustus*

"Udah, lo ikut kita aja Nad." ucap Lidyo. "Gak usah pikirin hasil tadi, dan gak usah pikirin gimana caranya balikin duit yang udah gue sama Rachel pinjemin."

Nadila terdiam. Memang ia masih kecewa karna gagal mendapatkan hasil maksimal di kompetisi ini, yang bahkan masih kalah dengan hasil yang didapatkan dari band adik kelasnya.

Namun ini bukan satu-satunya alasan ia menolak ajakan merayakan hari ulangtahun Lidyo. Sampai saat ini ia masih dalam mode menjaga jarak dengan yang lainnya, yang sepertinya memang belum disadari oleh yang lain.

"Lah malah kesel gitu muka lo." ucap Lidyo melihat ekspresi grumpy Nadila. "Udah ah gue gak mau denger alasan dan gak mau lihat sedih-sedihan, anggep aja itu hadiah ulangtahun buat gue."

Mendengar ini membuat Nadila tidak punya alasan untuk menolaknya, karena bagaimanapun ia tidak ingin membuat kecewa lebih jauh orang-orang di sekitarnya.

"Yuk lah, keburu malem dan keburu gak dapet tempat nanti. Gue kirim lokasinya ke chat lo ya Vin, gue tau lo gak bawa kendaraan." ledek Lidyo yang memang paham betul sahabatnya itu tidak bisa mengendarai kendaraan bermotor apapun.

"Bacot anjir." ucap Vino kesal, yang lagi-lagi langsung dihadiahi cubitan manja dari Shani yang makin membuat pinggangnya penuh kenang-kenangan membekas.

Namun belum jauh mereka melangkah, tiba-tiba ada 2 orang laki-laki yang menghampiri mereka.

"Eh maaf ya, bisa minta waktunya sebentar?" ucap seorang laku-laki yang kiranya berumur 30an tahun dengan jenggot ala goatee itu.

"Ada apa ya kak?" tanya Vino saat teman yang lainnya nampak masih kebingungan.

"Gue mau ngomong sama temen lo." jelas laki-laki itu sekali lagi.

"Ada apa kak?" ulang Nadila yang yakin jika teman yang dimaksud adalah dirinya, atau setidaknya salah satu dari orang yang dimaksud.

"Gini gue tadi lihat penampilan kalian dan gue suka banget." ucap laki-laki itu.

"Kakak siapa?" tanya Nadila.

"Oh iya bodoh banget gue belum kenalin diri. Oke nama gue Fay dan ini temen sekaligus rekan bisnis gue, Andre." ucap laki-laki yang mengaku bernama Fay ini. "Kita berdua pernah kerja di salah satu label, tapi sekarang udah keluar sih dan lagi mau bikin label sendiri."

Nadila mendengar sangat antusias dan sedikit banyak mengerti arah pembicaraannya, meski ia tidak ingin terlalu berharap.

"Kita berdua suka sama 2 grup kalian ini. Gimana kalo kalian semua join ke label kami?"

"Seriusan kak?!" tanya Frans antusias.

Bukan hanya Frans dan Nadila saja yang antusias, Rona, Aurel, Keisya, Ume, dan Vany yang untungnya belum pulang ini juga nampak antusias mendengar tawaran ini.

Cinta RemajaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang