bab 4

39.5K 3.8K 170
                                    

aku hanya memiliki seorang ibu, namun dia seakan tak sudi menerimaku...lalu apa yang harus aku syukuri sebenarnya?

playlist ruth b superficial love

🐰🐰🐰

Zico mencoba melupakan perbuatan 'kurang ajar' gadis liar di lantai bawah, pria itu memijit pelipisnya yang berdenyut sakit.

Bundanya benar, ia tak pernah bertingkah sekasar ini sebelumnya, kadang kalau rasa kesalnya sudah berkobar-kobar ia hanya mendiami pelaku yang merusak moodnya. Tadi itu di luar kendalinya, ya mungkin saja.

Zico membawa kaki jenjangnya ke meja kerjanya, ia harus memeriksa laporan anak ajarnya apa sudah sempurna sesuai yang ia minta.

Hampir satu jam ia berkutik di meja kerja dengan tumpukan kertas kepalanya juga mulai pusing seperti biasa, ia perlu istirahat belakangan ini ia selalu sibuk, maklum sekarang ia mulai sibuk mengajar di kampus sebagai dosen pengganti di jurusan kedokteran universitas Jakarta menggantikan dosen senior yang sedang di rawat di rumah sakit karena penyakit jantungnya kumat.

Zico menyenderkan punggungnya di sandaran kursi, tak sengaja saat tirai gorden di kamarnya bergoyang akibat tertiup angin, matanya menangkap punggung seseorang yang duduk di tangga halaman belakang yang mengarah langsung ke kamar pria itu di lantai dua.

Gadis itu? Sial! Dia belum pergi juga dari sekitar rumah mereka.

Zico beranjak dari kursi dan bergegas keluar kamar, apa yang di inginkan bundanya sebenarnya dari anak urakan kotor seperti gadis itu, bahkan ia tak layak di sebut manusia melihat penampilannya yang hampir mengimbangi anak jalanan.

Bundanya tak berniat mengadopsinya bukan?

"Apa yang kamu lakukan?" tanya Zico nada suaranya lebih ke menegur, untunglah ia datang secepat yang ia bisa hampir saja anak liar itu merusak bunga milik bundanya.

Gadis itu berbalik menghadap dirinya, ekspresi wajahnya tampak kaget sehingga secara refleks kakinya mundur ke belakang, dan hampir saja kaki sialan itu menginjak pot bunga janda bolong milik adiknya.

"Belum kapok juga kamu saya kasari, eh?" tanya Zico mengabaikan raut ketakutan di wajah gadis itu, "suruh orangtuamu membawamu dari sini."

"KAK ZICO!" teriakkan nyaring seseorang dari arah pintu belakang membuat Zico segera berbalik badan.

Salsa terlihat berlari kecil mendekati mereka, "tumben banget udah pulang, gimana enak nggak ngajarnya?"

"Berisik kamu. Dari mana aja kamu?"

"Kalo di tanya itu harus jawab, malah nanya balik, kebiasaan kakak mah, ih." Salsa memonyongkan bibirnya lucu, "eh kalian ngapain di sini? Ayo, pada ngapain berduaan di sini?" goda Salsa seraya menyenggol pelan lengan kanan kakaknya.

"Ngomong sekali lagi kakak jewer telinga kamu, Sa."

"Galak bener pak dosen. By the way kakak udah kenalan sama Zifa?" Salsa melangkah mendekati Zifa yang mencuri-curi pandang kearah mereka berdua.

"Bunda bilang mamanya nitipin dia sama bunda, Salsa gak kesepian lagi dong kak tiap di tinggal di rumah,"

"Sejak kapan kamu kesepian?" decak Zico geleng-geleng kepala, "ayo masuk ke dalam, kamu udah makan?"

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang