bab 23

33.9K 3.4K 229
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bantu koreksi typo juseyo 😔

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

bantu koreksi typo juseyo 😔

Zico mengumpati dirinya selama mengajar di kampus, bisa-bisanya kejadian mengerikan semalam masih berputar bagai kaset rusak di dalam kepalanya, celana dalam gadis itu yang berwarna merah benar-benar menganggu sesuatu dalam dirinya.

Zico bersumpah ia tak membayangkan sesuatu yang di tutupi celana dalam itu, ia hanya ... sedikit.

Zico mengepalkan kedua telapak tangannya, sial. Gadis bodoh itu benar-benar berhasil mengusik hati nuraninya, ia berhasil menarik simpati dari dirinya.

Zico berjanji, kali ini sepulang dari sini, ia tidak akan peduli terhadap gadis itu, bahkan kalau bisa ia akan mengusirnya hari ini juga atau kalau bisa lagi ia tidur di gudang saja bersama kecoa di sana, ya keputusan itu terdengar lebih baik.

Zico mempercepat langkahnya memasuki rumah, ia membuka sepatu kerjanya dengan gerakan terburu-buru, saat akan melempar sepatunya ke rak sepatu telinganya sudah dapat mendengar suara judes Salsa.

"Tiap hari. Noh depan rumah juga banyak pohon!" dan dari jarak sedekat ini ia dapat melihat wajah sumringah gadis itu saat bertanya pada Salsa yang sibuk menonton sesuatu melalui ponselnya yang di miringkan.

"Apa kamu pernah melihat matahari terbenam?"

Salsa berdecak kesal sebelum menyahut, "pernah!"

"Bagaimana rasanya?"

"Bagaimana rasanya paan dah?! Di kira matahari bolu kali. Stop nanya nanya gue mau fokus nonton!" dengus Salsa.

Zico mengamati wajah murung itu, telapak tangan yang di penuhi bekas luka itu hendak menutup buku mewarnai ...

Sial. Dari mana gadis itu mendapatkan buku mewarnai tersebut, bodoh kamu Zico! Bukan hanya dirimu bahkan gadis itu juga bisa menarik simpati orang lain.

"Kenapa gak nanya saya lagi?" nada suaranya terdengar dingin dan kesal?

Ya. Harusnya ia berikan saja buku mewarnai pemandangan sialan itu, seharusnya buku pemberian darinya yang detik ini gadis itu warnai!

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang