Menumpang hidup di rumah orang asing membuat gadis penyandang disabilitas yang di buang ibunya merasa semua orang memiliki jiwa dan hati yang tulus karena di perlakukan layaknya manusia oleh Dian, wanita yang membawanya masuk ke dalam hunian wanita...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
nah, dah update nih bab 39, yang kemarin ngga sabaran awas kalo ngga mau vote + komen
moga kamu yg di gantung sama doi 😔
***
Pria yang baru menaiki ranjang itu menoleh kearah ponselnya yang tergeletak tak jauh dari kakinya, tangan besar itu menggapai ponsel yang kembali berbunyi bukti bahwa ada notif pesan masuk dari seseorang, membuka cepat layar ponsel kiranya ada hal penting yang ingin di sampaikan si empunya pengirim pesan.
Pagi, pak Zico Benar ini nomor bapak?
Iya, ini siapa
Saya anak ajar bapak, Haru Bapak kenal sama wanita yang di poto?
Haru? Haru?
Pria itu mengerutkan keningnya mencoba mengingat-ingat siapa kiranya manusia bernama Haru tersebut, "oh, anak gadis yang pernah ngajak makan malam!" serunya setelah mengingat gadis yang mengiriminya pesan, kali ini keningnya kembali mengerut setelah melihat poto yang gadis itu kirim padanya.
Knpa
Jelas wanita di dalam poto yang gadis itu kirim Divia, calon ibu mertuanya, ada hubungan apa anak ajarnya ini dengan Divia? "Divia ngga jual diri sama bapak anak ajarku juga, kan? Gila aja siluman satu itu!"
Bisa ketemu pak Ada yang mau saya bahas tentang wanita di poto
Zico keluar dari dalam kamar sembari sesekali melirik layar ponselnya yang menampilkan room chatnya dengan seseorang, "mau berangkat sekarang, Zic?" ia berpapasan dengan bunda di ruang tamu tampaknya bunda hendak berangkat ke mall bersama gadis yang kini tak lagi memakai crop top sialan saat tadi mereka sarapan, "masih jam delapan, tumben?"
"Iya, ada janji sama temen sebelum ke kampus." sahutnya melangkah menuju rak sepatu di samping pintu utama, "kamu belum mandi?" tanya bunda menyadari anak lelakinya masih memakai pakaian yang sama saat mereka berkumpul di meja makan.
