masih ada yg nungguin cerita ini update?
Sepanjang perjalanan menuju ke hotel yang akan mereka gunakan tangan pria berkemeja hitam bergaris-garis itu tak henti-hentinya menggenggam jemari gadis yang sibuk menikmati makanan dengan tangan kirinya, "masih laper?" Zico bertanya seraya melirik sekilas gadis yang sedang menikmati kentang goreng di sampingnya dan dengan lugunya gadis manis itu mengangguk mengiyakan.
"Kamu mau makan apa? Kebetulan saya juga lapar maunya makan nasi uduk sih, lidah saya kurang pas makan makanan hotel." gadis itu tak tahu harus menjawab apa, ia tak di perbolehkan menanggapi perkataan Zico dengan bahasa isyaratnya itu sebabnya jemarinya di genggam seerat mungkin oleh pria tersebut.
"Beli sate aja gimana? Kita makan di hotel, saya udah gerah banget ini mau mandi."
Zico membeli empat bungkus nasi dan enam potong lauk, jaga-jaga kiranya istri menggemaskannya itu kelaparan setelah ia garap malam ini, ia juga membeli beberapa cemilan dan aneka rasa minuman.
Sesampainya di hotel mereka makan terlebih dahulu, Zico meminta gadis itu makan banyak karena mereka akan menghabiskan banyak tenaga, dengan polosnya gadis itu tersenyum manis dan mengangguk senang dengan kedua tangan sibuk mengambil tusuk-tusuk sate yang ada di atas piring.
"Mau mandi bareng?" Zico beranjak dari atas kursi, tangannya meraih handuk yang tergeletak di atas ranjang.
Zifa menggeleng dengan mulut penuhnya, di setiap sudut bibirnya ada bumbu sate kambing yang sedang ia nikmati. Zico menunduk sejenak mencium sudut bibir gadis itu membuat empunya pemilik bibir terkejut hingga punggungnya mundur ke belakang.
"Kamu ngga perlu mandi, toh nanti bakalan mandi lagi."
Gadis itu menukik tajam tak senang mendengar ucapan pria yang baru saja mencumbu sudut bibirnya, raut wajah itu tentu saja membuat Zico panas dingin ingin menyeret gadisnya ke kamar mandi lalu menggenjotnya di dalam bathtub.
"Ak-ku harus mandi, kenapa hanya kamu yang mandi?" meskipun agak gugup ada nada tak senang dari suara Zifa. Hampir saja kedua tangannya menurunkan tusuk sate untuk menggerakkan telapak tangannya.
"Saya ngga terbiasa ngga mandi sehabis beraktivitas seharian, gerah."
"Aku, aku juga tidak pernah tidak mandi, aku perlu membersihkan diri." gadis dengan dress bunga-bunga berwarna merah muda itu beranjak dari atas kursi ia menaruh kembali sate yang akan dinikmatinya ke dalam piring.
Zico menahan pundak itu agar kembali duduk ketempatnya semula, "nanti aja, keramas dua kali ngga baik bisa sakit kamu."
"Nanti bareng saya mandinya." lanjutnya berbisik nakal, dengan jahil ia meniup telinga kanan yang di beri anting tersebut.
"Aku harus mandi, Zico." Zifa mencicit ketakutan, tangannya yang mungil menimpa telapak tangan besar yang berada di atas bahunya, meremasnya dengan perasaan amat cemas takut sewaktu-waktu pria tampan itu melempar piring berisi beberapa sate yang masih tersisa ke wajahnya.
Zico menahan sudut bibirnya agar tak kelepasan tersenyum, sebisa mungkin ia memasang raut wajahnya pura-pura jengkel, "kita mau melakukan kegiatan berkeringat, kalo kamu mandi sekarang ngga usah keramas, keramasnya nanti aja setelah kita berkegiatan." setelah mengucapkan kalimat tersebut Zico memberikan handuk yang akan ia gunakan untuk di pakai sang istri, sebelum Zico berubah pikiran Zifa buru-buru melesat ke kamar mandi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen & Gadis Idiot
RomanceMenumpang hidup di rumah orang asing membuat gadis penyandang disabilitas yang di buang ibunya merasa semua orang memiliki jiwa dan hati yang tulus karena di perlakukan layaknya manusia oleh Dian, wanita yang membawanya masuk ke dalam hunian wanita...