Dosen & Gadis Idiot

bab 1

kehidupan ini ... terlalu menyakitkan

playlist ash island ft loopy eror

🐰🐰🐰

"Makan!" wanita yang akan memasuki usia kepala lima itu menaruh sepiring nasi di hadapan seorang gadis.

"..." tanpa banyak protes gadis berpenampilan urakan itu langsung melahap nasi tanpa lauk dan sayur tersebut, sesekali ia mendongak dan tersenyum ke arah wanita paruh baya tersebut.

"Merepotkan!" decaknya memandang nyalang gadis yang sedang menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.

"..." gadis itu hanya tersenyum senang, akhirnya perut kosongnya berisi selama hampir setengah hari ia menahan lapar.

Nasi ini... meskipun tanpa lauk benar-benar enak di mulutnya.

🐰🐰🐰

"Saya lelah! Harusnya kamu sadar, saya lelah menafkahi anak cacat sepertimu! Saya lelah, Zifa!" dengusnya seraya melempar bantal sofa kearah anak perempuan yang meringkuk tak jauh dari sofa yang ia duduki.

Divia memijit kuat dahinya yang berdenyut sakit, kepalanya serasa akan pecah hanya memikirkan anak yang kehadirannya tak pernah ia inginkan ini.

Ia menyesal sudah melahirkan gadis ini, harusnya ia menuruti kemauan bajingan sialan itu mengaborsinya sedari dulu.

"Setidaknya kenapa kamu gak lahir dengan normal?!" tanyanya frustasi memandang murka gadis yang hanya menangis sesenggukan di hadapannya.

"Saya benci kamu! Saya membencimu!!" Divia kembali melempari gadis itu dengan bantal sofa dan kini tepat mengenai keningnya yang memar.

"Kamu bodoh, ngomong aja gak bisa! Taunya cuma minta makan! Mau saya kasih makan apa kamu kalo begini terus, hah?!"

"Kenapa harus saya? Dari sekian banyak manusia kenapa harus saya, Zifa?" murkanya pada dirinya sendiri.

"Dasar anak haram gak tau malu! Lebih baik kamu mati, mati!" Divia mendekati gadis tersebut, menarik rambutnya yang di pangkas asal.

Zifa hanya menangis, bibirnya hanya bisa mangap-mangap seolah-olah mengatakan 'ini sakit, tolong berhenti'

"Mati kamu! Mati sialan!" Divia menghajar kepala anak perempuannya tanpa ampun mengabaikan telapak tangan memar yang menggapai-gapai lengannya seakan memintanya untuk menghentikan penganiayaan itu.

Andai saja ... ia bisa mengatakan sesuatu, ia ingin mengatakan ini semua terlalu sakit ...

Zifa hanya bisa menerima semua amukan ibunya, ia tak bisa menghentikan atau meminta wanita itu berhenti memukuli sekujur tubuhnya.

🐰🐰🐰

Zifa menangis meratapi kepergian sang ibu, ia tak tahu lagi harus melakukan apa supaya wanita itu mau membawanya, namun yang jelas ia tak bisa hidup tanpa ibunya.