bab 26

36.2K 3.5K 384
                                        

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsa yang mendengar ucapan bunda barusan berkata gusar, "bunda jahat!" jerit anak perempuan itu tak setuju jika Zifa di antar ke panti asuhan, ia tak bisa membayangkan bagaimana gadis itu menjalani kehidupan barunya di sana, bersama orang-orang y...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Salsa yang mendengar ucapan bunda barusan berkata gusar, "bunda jahat!" jerit anak perempuan itu tak setuju jika Zifa di antar ke panti asuhan, ia tak bisa membayangkan bagaimana gadis itu menjalani kehidupan barunya di sana, bersama orang-orang yang mungkin saja tak bisa menerima anak yang menderita tunawicara sepertinya.

"Diam! Gak usah ikut campur. Ini urusan bunda sama Zico!"

"Mikir bun, dia di buang gara-gara apa? Bunda yakin pemilik panti mau berbaik hati menerima dia? Bukan cuma bisu bunda sendiri yang bilang dia punya kekurangan." sela Salsa tak mau kalah menatap nyalang ibunya.

"Kamu gak ngerti kenapa bunda ambil keputusan ini," bunda menghela nafas sebelum melanjutkan ucapannya, "Zico, dia mungkin yang paling ngerti kenapa bunda harus buat dia ke panti."

"Bunda, please gak usah aneh-aneh. Aku gak tertarik sama anak itu, terserah bunda mau buang dia ke panti atau nyuruh dia tidur di gudang aku sama sekali gak peduli, bun. Aku masih waras, gak mungkin aku mau punya istri yang gak bisa berbicara, idiot dan mungkin gak pernah sekolah." sahut Zico sesantai mungkin, "menikah dengan gadis itu? Lebih baik aku mati daripada harus menikahi manusia idiot dan bisu sedari lahir."

"Bunda dengar sendiri kan? Kakak gak tertarik sama dia, bun!"

"DIAM!" bentak bunda marah, "masuk ke kamar!"

Salsa menangis, ia mengusap kasar air matanya, "kalian gak ngerti! Bunda gak ngerti!"

"Ke kamar bunda bilang!"

"Salsa, denger apa kata bunda! Ke kamar!" perintah Zico menatap tajam wajah sang adik.

"Kalian gak bakal ngerti kenapa aku bisa semarah ini, dia," Salsa menunjuk lantai dua dimana kamar gadis itu berada, "aku main-main tiap hari sama dia, aku bawain dia biskuit sepulang sekolah, dia nungguin aku tiap pulang sekolah biar kami nonton film bareng, dia ..." Salsa kesulitan mengungkapkan isi hatinya, "dia pernah menstruasi terus robek baju yang bunda beli buat di jadiin pembalut, aku tanya dia belajar darimana, bunda tau dia bilang apa?" gadis itu bertanya dengan suara serak, "dia di ajarin ibunya. Pembalut seharga sepuluh ribu mamanya gak bisa beli? Aku kasih pembalut sisa punya aku, aku ajarin dia make, bunda mau tau dia bilang apa?!" tanyanya lagi pada bunda, "adakah hal lain yang tidak aku ketahui?"

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang