bab 48

28.3K 2.9K 953
                                    

Jangan tanya bagaimana dongkolnya pria yang mengenakan kaos hitam yang sedang memeluk erat pundak gadis yang sesenggukan di depannya, pertama dia sudah mulai murka terhadap sang ayah yang memaafkan begitu saja pemuda-pemuda penikmat selangkangan y...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jangan tanya bagaimana dongkolnya pria yang mengenakan kaos hitam yang sedang memeluk erat pundak gadis yang sesenggukan di depannya, pertama dia sudah mulai murka terhadap sang ayah yang memaafkan begitu saja pemuda-pemuda penikmat selangkangan yang hampir saja memperkosa gadisnya, kini dia di buat murka oleh kedua wanita yang memaki habis-habisan gadis yang bahkan dunia saja anak perempuan itu tak mengerti.

Ingin sekali ia memuntahkan semua kemarahan yang sudah menghimpit di dada melihat gadis kesayangannya menangis sembari mengemis maaf berkali-kali kepada wanita yang sekalipun tak sudi menoleh kearah anak kandungnya sendiri.

Zifa sangat menyayangi ibunya sekejam apapun wanita itu memperlakukannya ia akan selalu menyayangi ibunya. Sehingga semurka-murkanya Zico pria itu mencoba menumpuk semuanya di rongga dada, ia hanya tak mau gadis itu memilih pergi bersama ayahnya hanya karena tega balas memaki-maki ibu gadis itu sebab meskipun gadis itu masih tak mau berbicara sampai kini bukan berarti dia memang anak idiot yang mana tak peduli orang manapun mencaci maki orangtuanya, untuk itulah mengapa sedari tadi Zico hanya berdiam diri di belakang anak perempuan itu takut sewaktu-waktu kakinya malah berlari kearah Divia kelepasan menghajar wajah sialan itu.

Bibirnya berkali-kali meringis mendengar teriakkan Salsa, berharap besar semoga ayah mereka tak menjewer kedua telinga gadis nakal itu sampai putus mendengar kalimat-kalimat luar biasa kasar yang mengalir dari mulut adiknya.

Hosea sendiri punya alasan mengapa tak membawa keempat pemuda itu ke kantor polisi terdekat, ada banyak yang harus keluarga mereka urus mengingat pernikahan putranya bulan depan.

Hosea tak mengerti harus berbuat apa, keluarga mereka tak pernah seheboh dan segila ini sebelumnya, sebutan kebun binatang yang keluar dari mulut putrinya saja membuat pria itu melongo tak percaya, anak gadis mereka bisa sekasar dan seganas barusan demi membela anak perempuan yang di peluk erat-erat oleh putranya. Pria itu memijat dahinya yang rasanya mau meletus melihat kedua anaknya bisa gila dalam satu waktu bila Zifa di senggol orang lain, bahkan ibu gadis itu sendiri.

"Sa, tenang. Ngeri ayah lihat kelakukanmu barusan." hanya kalimat itulah yang mampu ia ucapkan guna memenangkan putri mereka yang sedang melotot tak suka kearah gadis yang mendengus geram pada putrinya.

"Kita kasih mereka waktu untuk minta maaf sekarang, besok belum tentu ayah buka pintu buat mereka." saat mengatakan kalimat tersebut atensinya menoleh kearah gadis yang masih saja menangis tersedu-sedu di pelukan putranya, takut ucapannya menyinggung perasaan anak perempuan itu mengingat ada ibunya berdiri di sana.

"Minta maaf tuh nggak gini, orang mana yang minta maaf maki-maki bilang-bilang lonte, perek!"

"Sa," kali ini ibunya yang menegur gadis itu, "hargai ayah sama bunda, tolonglah, nak." pinta ibunya dengan nada memelas, yang di tegur malah mengerucutkan bibir ke depan.

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang