bab 12

32K 3.2K 80
                                    

playlist teenage mona lisa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

playlist teenage mona lisa

Seakan tak memiliki sedikit sisi kemanusiaan Zico melajukan motornya menjauh dari warung itu, membuat beberapa orang yang ada di sana meneriaki meminta pria itu berhenti dan membawa istrinya pulang, mereka memang tak tau apa yang terjadi kepada dua sejoli yang tiba-tiba saja membuat keributan, di mana pria itu tak mengakui bahwa gadis ini istrinya, seolah mereka memang tak mengenal satu sama lain.

Setelah membayar uang ganti rugi Zico segera angkat kaki mengantongi berlipat-lipat ganda kemarahan, ia butuh pelampiasan untuk meluapkan emosinya saat ini.

"Mas, kasihan istrinya, di tunggu atuh mas!" teriak wanita yang punya warung tak kuasa melihat gadis itu mengejar motor Zico dari belakang.

Peduli setan! Umpat Zico kesal melirik sekilas gadis itu melalui kaca spion motor, benar saja ucapan wanita pemilik warung tersebut gadis itu nekat sekali mengejar motornya.

Zifa terlihat kesusahan mengimbangi laju motornya, beberapa kali ia terjatuh dan memegangi lututnya, kejadian itu membuat ibu dan anak gadis pemilik warung meneriaki dan menyumpah serapah perbuatan tak terpujinya yang meninggalkan istrinya tanpa belas kasih.

Zico sudah tak tahan, ia berhenti, "APA LAGI?" tanyanya sekaligus membentak mengabaikan lirikan orang-orang pada mereka.

Gadis itu mencoba mengatur pernafasannya hal itu membuat Zico berdecih sinis padahal jarak mereka tak sampai sepuluh meter dari warung tadi nafas gadis itu sudah terengah-engah, keliatan banget jarang olahraga, tapi terserah deh apa pedulinya, mau dia maraton juga bukan urusannya.

Zico masih mengamati tingkah Zifa, menunggu apa yang akan ia katakan kali ini dengan gerakan isyaratnya.

"Kamu bilang aku hanya boleh pulang ke rumah kamu." kedua alis Zico menukik ke atas menunggu kalimat selanjutnya yang akan ia gerakan dengan kedua tangannya.

"Kenapa kamu biarkan aku di sana?"

"Pede banget mau saya bawa pulang!"

Gadis itu menggaruk kepalanya dengan canggung, ia melirik takut-takut ke arah pria itu, "baiklah kalau begitu kamu pulang saja."

"Aku akan menunggu ibuku di sini."

"Ibumu?!" tanyanya dingin, "sampai kamu di lecehkan orang jahat di sinipun ibumu tak akan datang menjemput anak yang sudah ia buang!"

"Dia pasti kembali."

"Terserah." ucapnya acuh hendak menyalakan motornya kembali memancing gadis itu supaya mengemis ia bawa serta bersamanya, dan sepertinya usahanya akan berakhir sia-sia kali ini melihat yang di lakukan gadis mulai terlihat sibuk mengamati jalanan di sekitar mereka seolah-olah ibunya benar-benar akan datang menjemputnya.

"Naik." ia bersumpah ini hanya sisi manusiawi dalam dirinya saja, ya semacam itu.

Ia menoleh ke arah gadis itu lagi, kali ini ia di suguhkan pemandangan ekspresi wajah kebingungannya, seakan menanyakan apa maksudnya kali ini.

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang