bab 41

30.6K 3.4K 1K
                                    

playlist ash island 24

Haru menghempas kasar pintu kamar Divia dan kini atensinya dapat melihat sosok wanita sialan yang ingin sekali ia cekik mati, "aku sudah menduga, ada darah daging papa selain aku." ia mengucapkan kalimat tersebut dengan nada amat sarkas, membuat Divia yang tadinya sibuk memakai berbagai macam skincare bermerek berbalik kearah anak nakal yang baru pulang tengah malam begini, pulang-pulang bikin rusuh batinnya berdecak kesal.

"Kamu ngoceh apa malam-malam kamu mabuk? Abis dari club?" tanyanya segera beranjak dari kursi rias melangkah mendekati anak perempuan yang belum mengganti sepatutnya dengan sendal rumahan.

"Alisie. Dia anakmu darah daging papa yang  kau sembunyikan di rumah orang lain!" teriak Haru meledak-ledak, kepalanya seperti di timpa sesuatu yang besar ia ingin meneriaki siapa saja ingin memukuli apa saja, melampiaskan semua amarah yang menimbun hatinya. Ia tak mau ada anak lain selain dirinya, tak cukupkan hanya ada ibu baru? Kini ia harus memiliki saudara dari ibu baru tersebut.

Divia sungguh amat kaget mendapat pertanyaan barusan dari Haru, benaknya mulai bertanya-tanya apa keberadaan Zifa sudah di ketahui?

Menggeleng pelan karena seingatnya tadi Haru menyebut nama Alisie, siapa pula gadis bernama Alisie ini?

"Aku tak mengenali orang yang kamu maksud, kamu lapar? Mau mama Masakin sesuatu, pulang-pulang ngoceh yang nggak jelas." tudingnya tak senang namun mencoba tenang, supaya gerakannya tak terlihat mencurigakan.

Haru tertawa sinis, tersenyum menyeramkan membuat nyali Divia sedikit menciut, "jangan pura-pura, aku baru saja dari rumah di mana kau selama ini menyembunyikan anak haram itu, anak sialan yang seharusnya ngga pernah ada!" Divia mulai merasa ada sesuatu yang tak beres di sini.

"Kamu abis darimana?"

"Kau ngga perlu tau! Sekarang jelaskan kenapa kau sembunyikan keberadaan anak sialan itu! Karena dia cacat? Anak itu bisu, begitu? Kau malu mengakui kau telah melahirkan anak bisu?" Haru mengabaikan penjelasan Salsa bahwa Alisie bisa berbicara, yang ia lihat selama di rumah dosennya anak itu tak sekalipun mengeluarkan suara. Sudah pasti ia bisu, dan keluarga dosennya mencoba membohonginya?

Sialan!

Divia membatu di tempat, keringat perlahan mulai menetes di sekitar pelipis, berdiri gelisah sebab rahasianya sudah di ketahui oleh Haru lambat laun mulut jalang satu ini sudah pasti akan memberitahu ayahnya, memberitahu Hiro bahwa selama ini ia menyembunyikan darah dagingnya! Tak membawanya serta dalam keluarga ini.

"Kamu ngga usah ngaco, kamu abis dari club?"

"NGGA USAH BAWA-BAWA CLUB! KAU TAK LEBIH BURUK DARIKU YANG TELAH MEMBUANG ANAKNYA KARENA CACAT!" bentak Haru keras-keras, suaranya memenuhi ruangan kamar ayah dan ibu tirinya.

"Aku ngga mau tau, bawa anak itu jauh dari kota ini. Papa ngga boleh sampai tau dia hidup!"

"Aku ngga mau ada orang baru lagi yang masuk ke dalam rumah ini!" tekannya membuat Divia merasa agak lega sebab Haru juga tak mau keberadaan Zifa di ketahui ayahnya mereka berdua berada di lingkaran yang sama.

Divia mendengus geram, Dian seenaknya mengganti nama Zifa tanpa persetujuan darinya membuat ia memiliki rencana melenyapkan anak perempuan itu dengan tangannya sendiri.

"Anak lain?" suara lain menyahuti teriakan Haru yang lebih mendominasi membuat keduanya terkejut setengah mati menyambut kedatangan pria yang di maksud, "kalian berdua lagi bahas apa?" tanya Hiro memandang keduanya secara bergantian.

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang