Menumpang hidup di rumah orang asing membuat gadis penyandang disabilitas yang di buang ibunya merasa semua orang memiliki jiwa dan hati yang tulus karena di perlakukan layaknya manusia oleh Dian, wanita yang membawanya masuk ke dalam hunian wanita...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
kamu memintaku mengubah diriku agar kita terlihat sama, aku tidak bisa mengubah kekurangan yang aku miliki
🐰🐰🐰
Salsa terlihat kewalahan saat membereskan kamarnya yang berantakan total, layaknya terjadi gempa bumi di kamar anak perempuan itu, buku-buku berserakan di mana-mana, pakaian kotor bergantungan di setiap dinding, tas sekolah yang di taruh asal di dekat jendela kamar, sprei yang hendak di ganti namun malah di taruh di lantai, dan bantal-bantal yang belum di berikan sarung.
"Pala gue mau pecah, anjir!" Salsa meremas kepalanya yang pusing sendiri melihat keadaan kamarnya saat ini, bunda menyuruhnya membersihkan seluruh kamar termasuk kamar Zico, kamar milik sendiri saja ia sudah sangat frustasi bagaimana ketiga kamar lainnya. Bisa mati muda dia, padahal drama on goingnya tayang nanti malam, jika ia mati lengkap sudah paket kematiannya, mati penasaran.
"Bisa gak?" tanyanya menghampiri Zifa yang kesulitan memasang sarung bantal, "udah asal-asalan aja," membantu teman sekamarnya itu memasang dua bantal lagi yang belum di pakaikan sarung.
"Kumpulin baju kotor ke dalam ke ranjang aja sana! Abis itu susun buku-buku ke raknya, tas kita taruh aja di atas meja, sama itu tempat makanan Momo tolong sekalian simpen ke dapur."
Kini kedua gadis itu memasuki kamar terakhir, kamar sang dokter.
"Rapi kayak gini apa yang mau di bersihin sih, harusnya otak yang punya kamar tuh yang di bersih-bersih, biar jauh dari pikiran dan perbuatan-perbuatan gak baik." omelnya jengkel sembari mengganti sprei ranjang Zico, "padahal masih wangi,"
Zifa yang kebingungan karena tak di berikan tugas mencoba melihat-lihat ruangan yang baru pertama kali ia masuki, inikah kamar pria itu?
Ia mendekati meja kerja Zico yang di penuhi buku-buku, ada satu frame foto Zico di atas meja, ia melirik Salsa sekilas sebelum menyentuh bingkai foto tersebut, mengusapnya pelan, mengamatinya lamat-lamat. Di ruang tamu juga ia melihat ada banyak bingkai foto keluarga Salsa, ia meringis kecil mengingat ia tak punya benda persegi ini di rumah ibunya.
Tak sengaja matanya menangkap sesuatu yang tak asing di matanya, tangannya menarik ujung buku yang membuatnya penasaran, hampir saja ia mengira pria itu pencuri jika mengambil sesuatu milik orang lain secara diam-diam karena melihat sampul buku mewarnai yang terlihat mirip dengan punyanya yang di berikan Dian dan Chie.
Ada tulisan di bagian depan sampul buku mewarnai pemandangan tersebut, gadis itu mencoba mengeja tulisan tangan yang ia yakini tulisan tangan Zico, "untuk Zifa dari Zico."
Ia tersenyum tipis, mengusap-usap bagian nama pria itu, ia melirik sekilas kearah Salsa yang terlihat memukuli guling pemilik kamar, kemudian mengembalikan buku mewarnai tadi ke tempatnya semula setelahnya ia melangkah mendekati Salsa.