Haru tak benar-benar pergi dari sana, gadis dengan rok mini abu-abu itu kembali melangkah masuk ke dalam bangunan tersebut ingin memastikan jika anak haram itu memang benar di genjot keempatnya.
Haru menyalakan senter ponselnya supaya menerangi jalan menuju ruangan di mana kali terakhir ia meninggalkan June, mendesah gusar saat tak menemukan siapa-siapa lagi di depan ruangan di mana tadi mereka berdebat.
Haru menghentak sepatu bertumit yang ia kenakan, mulutnya sibuk mengumpati ketololan June sampai sepasang tangan menariknya menyeretnya masuk ke ruangan yang lain, saat tahu siapa pelaku yang tadi memeluk pinggangnya bibirnya meringis cemas ketara sekali ia takut menghadapi Gio seorang diri, "lo mau ngapain?"
Gio menyulut batang rokok di tangannya atensinya tak sedikitpun lepas dari sosok Haru, "gue masih kesal sama sikap cowok lo yang plin-plan."
Gio melangkah cepat saat menyadari bahwa gadis itu hendak melarikan diri, "lepas!" jerit Haru dengan kedua kaki menendang-nendang udara, tenaga Gio saat memeluknya seakan ingin meremukkan seluruh tulangnya, ia memekik tak kala badannya di hempas ke meja dengan posisi membelakangi Gio.
Gio menarik kedua tangan Haru menahannya di belakang punggung, "lo mau apa anjing!"
Gio menjambak rambut Haru dengan tangan yang tak ia gunakan menahan lengan yang masih berusaha melepaskan diri darinya, membawa wajah cantik itu mendongak memandang kearahnya.
"Gue mau genjot lubang lo bikin mulut lo desah keenakan."
"Anjing lo! Lepas! Gue bukan lonte! Lepasin anjing!"
"Setelah lubang lo gue masukin ngga ada alasan lagi bilang lo bukan lonte." Gio menaikkan ujung rok pendek yang gadis itu pakai, pikirannya semakin berkelana melihat celana dalam hitam yang kontras dengan kulitnya yang putih mulus tanpa cela.
"Sakit!" Haru menjerit saat kepalanya di benturkan ke meja sebab kakinya tak mau berhenti bergerak, "gue bakalan kasih tau June kalo lo berani macam-macam!"
"Diem lo perek!" Gio kembali membenturkan kepala gadis yang terus mengoceh tak jelas dengan kedua kaki tak mau diam, tangannya buru-buru menurunkan resleting celananya lanjut menurunkan celana dalamnya mengocok pelan kemaluannya seraya menampar bokong bulat yang masih di tutupi celana dalam.
"Gila! Ngga waras lo mau make punya temen sendiri! Lepasin anjing! Lepas!" Haru menjerit kuat, ketakutannya semakin menjadi saat belahan pantatnya merasakan sesuatu yang hangat, ujung kemaluan Gio.
Haru bergerak layaknya cacing kepanasan perbuatannya memancing emosi Gio hingga pria itu merendahkan badannya nyaris menimpa tubuh mungil itu, tangannya menampar kencang pipi kanan gadis itu.
Gio menegakkan kembali tubuhnya menarik ke bawa celana dalam gadis itu sampai lutut, meludah banyak di area pantat Haru yang tersaji indah di hadapannya tangannya kembali membenturkan kepala anak perempuan itu akibat tak mau berhenti bergerak.
Gio tanpa melakukan foreplay langsung melesakkan penisnya memasuki lubang yang masih mengering itu membuat jeritan kesakitan terdengar nyaring di sana.
"Sakit! Lepas!" Haru menggerakkan kedua kakinya agar kemaluan pria itu tak dapat masuk sepenuhnya, usahanya sia-sia saat rahimmya penuh dengan ukuran yang nyaris lebih besar dari June, "sakit, Gio."
"Setan lo bangsat! Lepasin gue anjing!" tangannya yang tak berdaya mencoba menggapai badan besar Gio, air mata menetes membasahi pipi di saat Gio mulai mengayunkan kemaluannya maju mundur.
Gio meremas bergantian bokong bulat Haru, suaranya yang berat terdengar bagai dengungan lebah di kedua telinga gadis itu menangis tak berdaya saat kemaluannya di obrak-abrik orang asing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen & Gadis Idiot
RomanceMenumpang hidup di rumah orang asing membuat gadis penyandang disabilitas yang di buang ibunya merasa semua orang memiliki jiwa dan hati yang tulus karena di perlakukan layaknya manusia oleh Dian, wanita yang membawanya masuk ke dalam hunian wanita...