part ini panjang jadi kalo masih ada yg pelit vote sama komen kagak tau lagi dah mau ngomong apa, nangis aja kali ya 😫
playlist hyolyn our tears
Hiro mencengkram erat ponsel di genggamannya, pandangannya mengarah pada sang istri yang sedari tadi sibuk mengamatinya selama mengangkat panggilan telepon dari Zico, "Haru bikin masalah di rumah dosennya, aku di minta datang ke sana."
Divia yang duduk santai di sofa menaikan kedua alisnya bingung, "Siapa?" bertepatan saat wanita anggun yang selalu tampil mempesona tiap hari itu bertanya gadis yang di maksud muncul di tengah-tengah mereka.
"Puas kamu ganggu calon istri orang? Puas?!" sembur Hiro melangkah mendekati anaknya tangannya langsung mencengkram kuat pergelangan kurus gadis itu, "kita ke rumah Zico sekarang!"
"Papa apaan sih!" decak gadis cantik itu berusaha melepaskan tangan ayahnya, meneguk ludah dengan susah payah saat manik matanya mendapati ada gumpalan emosi di bola mata sang ayah.
"Gila! Keluarga ini udah gak waras!" bentaknya dengan napas menggebu-gebu.
"Divia kamu bergegas, kita ke rumah Dian sekarang."
"Yang gila itu kamu, Hiro! Ngapain aku harus ikut ke rumah Dian?! Kalo kamu rindu anakmu pergi sendiri! Aku nggak sudi ke rumah Dian cuma gara-gara kamu ngotot pengen ketemu anak cacat gak berguna itu!"
"Aku juga nggak mau ke sana!" sahut Haru masih tak kehabisan akal untuk melepaskan cengkraman tangan ayahnya.
Hiro menarik nafas dalam-dalam mengembuskannya melalui mulut, "tolong, pakai hati nurani kalian." pintanya dengan nada memohon, "papa berjanji, mungkin ini terakhir kalinya kita melihatnya. Tapi tolong sekali ini saja, datang dan kita lihat gimana keadaannya."
"Ngga sudi aku bertemu sama anak cacat itu!" Divia beranjak dari atas sofa, jemarinya menunjuk-nunjuk wajah pria yang masih berdiri sembari menggenggam erat tangan putrinya, "jangan membuatku merasa amat jijik pada diriku sendiri, melihat anak cacat itu hanya akan membuat aku mengingat aku," hampir saja mulutnya keceplosan mengatakan 'aku sibuk melacur hanya untuk memberikannya makan'
"Biarkan anak sialan itu sampai mati sana!"
"DIVIA!"
"APA?!"
"PAKAI OTAKMU DIVIA! BUKA MATAMU!" Haru meringis kesakitan karena cengkraman tangan ayahnya yang semakin mengencang, jemarinya berusaha menjauhkan tangan pria itu, namun tak bisa tenaganya habis total karena Gio memakai tubuhnya menuntaskan hasrat seksual pemuda brengsek itu.
Divia memandang murka suaminya yang masih saja ngotot untuk menemui anak cacat itu, matanya bisa melihat urat-urat di pelipis Hiro menunjukkan bahwa pria itu sudah di ambang batas kesabarannya, sekali lagi saja dia menolak sudah pasti besok hidupnya berakhir meminta-minta di jalanan atau lebih parahnya kembali menjajahkan selangkangan untuk pria yang sudah berumur.
"Aku nggak mau lama-lama di sana." meskipun nada suara Divia terdengar amat dingin namun jawaban sang istri membuat seulas senyum terbit di kedua sudut bibir pria itu.
"Aku nggak mau ke ikut sana! Papa apa-apaan sih!" kalimat protes yang baru saja keluar dari bibir gadis itu Hiro abaikan begitu saja, "kami tunggu di mobil." tukasnya cepat sebelum sang istri berubah pikiran dan sepanjang malam ini mereka habiskan untuk bertengkar.
"Aku nggak mau ke sana!" pekik Haru sepanjang langkah mereka menuju garasi dimana mobil sang ayah biasa di parkir.
"Papa, lepas!" Haru tak juga berhenti berteriak sekalipun ketiganya sudah memasuki rumah kediaman keluarga Zico.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dosen & Gadis Idiot
RomanceMenumpang hidup di rumah orang asing membuat gadis penyandang disabilitas yang di buang ibunya merasa semua orang memiliki jiwa dan hati yang tulus karena di perlakukan layaknya manusia oleh Dian, wanita yang membawanya masuk ke dalam hunian wanita...