bab 56

17.7K 1.3K 260
                                    

halo, masih ada yg nungguin cerita ini update?

aku meminta maaf yg sebesar-besarnya karna hiatus terlalu lama tanpa ada kabar bahkan tanpa bilang lebih dulu, aku ngga terbiasa menyapa pembacaku, makanya hilang gitu aja tanpa memberitahu kalian.

kiranya masih ada yg mau baca cerita ini.

meskipun ceritanya ugal-ugalan aku berharap kalian menyukai cerita dosen & gadis idiot

sekali lagi aku minta maaf, tolong jangan marah, aku menyayangi kalian

playlist terimakasih kasih su speed up

"Udah enakan?" Zico menaruh cangkir bekas susu hamil istrinya di atas meja nakas, "mau ke rumah sakit?"

"Aku kesakitan, Zico,"

"Sakit banget, ya? Muka kamu sampai merah begini," Zico membelai lembut pipi istrinya.

Zifa mengangguk lemah, jujur perutnya semakin besar semakin bertambah sakit, ia tak bisa tidur dengan nyaman gerak sedikit saja bawaannya nyeri. Sulit mencari posisi yang pas hanya untuk tidur saja.

"Aku lelah, tolong keluarkan dia,"

Zico menghela nafas berat, kerjaannya menumpuk, ponselnya berkali-kali di hubungi pihak rumah sakit, di tambah usia kehamilan istrinya yang hendak memasuki bulan kedelapan ia di buat kalang kabut.

Bagaimana tidak, Zifa kembali menggunakan gerakan isyaratnya, berkali-kali gadis itu memohon kepadanya untuk segera mengeluarkan bayi yang ada di perut gadis itu.

Bagaimana mungkin ia bisa melakukannya.

"Ngga bisa sayang, belum waktunya bayi keluar, kalo emang sakit benget kita ke rumah sakit, ya?"

Zifa meremas kuat ujung kemeja putih yang Zico kenakan, keringat menetes membahasi keningnya. Ia tak sanggup lagi, jujur ini sakit sekali.

Zico mengelusi lengan istrinya, berharap hal itu dapat meredakan nyeri di tubuh sang istri.

"Aku harus bagaimana, Zico? Aku ingin seperti kamu bisa tertidur pulas, aku lelah. Bayi menyakiti aku,"

"Hei, kok jahat banget. Setiap ibu hamil emang ngerasain yang namanya tidur aja ngga nyaman." Zico kembali menghela nafas kali ini jauh lebih gusar.

"Nak, jangan nakal, ya. Lihat mamanya kesakitan ini. Sampe ngomong sama papa ngga mau lagi," ujarnya dengan jemari sibuk membelai perut besar sang istri.

"Jaga mama baik-baik di dalam sana. Kasihan mama, ngga bisa bobo tiap malam," Zico merunduk untuk dapat mencium puncak perut istrinya.

"Coba kamu baringan, biar aku pijitin." Zifa menggeleng tak setuju, setiap kali berbaring perutnya nyut-nyutan, bayi menendang terus-menerus.

"Mau sampai kapan kamu begini terus? Besok aku udah harus masuk kerja. Udah tengah malam, tidur sekarang, ya?"

"Aku tidak suka terbangun lagi di saat kamu tertidur, aku tidak suka, Zico."

"Kan bisa bangunkan saya. Biasain bangunin suami."

"Aku tidak bisa. Aku tidak mau menganggu kamu." Zico mengacak-acak rambutnya yang belum di potong selama Zifa hamil.

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang