bab 36

30.9K 3.6K 491
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

playlist strawberries cigarettes troye sivan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

playlist strawberries cigarettes troye sivan

🐰🐰🐰

"Alisie berangkat hari ini. Moses, gak mau ngomong dulu sama adiknya?"

"Alisie gak bakalan balik kemari lagi ya, mas?"

"Namaku," kepalanya merasakan sesuatu yang keras menghantamnya, gadis kecil itu mendongak menatap ibunya yang baru saja memukulnya dengan tasnya yang keras, padahal ini kali pertama ia ingin menyapa ibunya.

"Ya, mungkin dia gak bakal mau dengerin kamu, makanya kalo dia ngomong ndak usah di tanggapi. Alisie diam aja, kamu denger, mas, kan?" pesan Ben kala itu padanya.

"Bikin susah aja pake kangen-kangenan sama saya, kamu pikir kalo hidup sama saya kamu ada yang urus? Saya gak punya waktu jaga-jaga kamu di rumah. Cari makan buat kamu aja susahnya bukan main, pake minta mau hidup serumah." Alisie kecil tak mengerti ia hanya sibuk mengusap-usap batok kepalanya yang terasa amat sakit.

"Bukannya bersyukur ada yang mau nerima kamu, ngasih kamu makan, malah nuntut ini itu sama ibu bidan."

Divia bagai di rasuki setan, wanita bergaun merah menyala itu menghajar habis-habisan anak kecil yang masih balita, memukuli seluruh tubuh mungilnya yang meronta-ronta minta untuk di lepas, "di panggil gak denger. Sengaja kamu? Mau liat saya marah dulu?!" murkanya menampar ganas wajah anak kecil yang mengigit bagian bawah bibirnya menahan suara isakannya.

"Saya gak suka liat muka kamu, bawaannya mau bunuh orang. Sekali lagi aja kamu berulah saya potong tangan sama kakimu, bersyukur saya kamu gak bisa bicara coba aja kamu bersuara mungkin kamu udah beneran saya bunuh. Dasar anak setan banyak maunya!" ia pikir ibunya lebih suka jika ia menjadi anak pendiam, karena setelah hari itu ibunya lebih banyak diam dan tak main tangan, wanita itu juga membawakan mainan berbie untuknya, hari-harinya ia habiskan mendandani mainan yang ibunya belikan.

Ia mulai bosan, ia mau mainan baru yang lebih bagus karena tangan mainan perempuannya sudah putus, ia tak bisa menyambungkannya kembali, biasanya tiap kesusahan seperti ini ia akan meminta bantuan dari masnya, Ben.

Dosen & Gadis IdiotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang