Mentari sudah menginjak usia dua puluh saat terakhir kali ara berkunjung ke rumah mira. Yang patut di syukuri adalah hubungan keluarga yang dulunya sempat merenggang perlahan-lahan mulai membaik.mentari selalu menyempatkan diri datang di hari libur untuk sekedar makan malam dengan kedua orangtuanya.
Hari ini dengan keterkejutan yang masih belum hilang, ara memandang dirinya pada pantulan cermin raksasa di kamar andra.
"cantik" itu kata andra yang bahkan masih mengenakan handuk usai mandi sehabis pulang kerja.air dari rambutnya bahkan masih menetes ke bahu ara hingga mengenai wajahnya.
"awas rambut kamu masih basah" meski pernikahannya dan andra sudah terbilang lama ara masih saja ara.ia tetap tidak mudah merona atau tersipu setiap kali andra bersikap romantis.
Terlebih lagi, ara masih saja tidak leluasa berada di rumah mira dan di kamar andra yang lampunya redup sekali
"tapi wangi kan"? ara mengangguk saja, sudah ingin jadi ayah empat bulan lagi tapi andra makin kesini makin manja. seperti bukan andra yang dulu ia kenal
"kita disini berapa lama"? andra yang sedang berpakaian menoleh pada ara
"kita pulang sekarang kalau kamu gak nyaman" dan pria itu tentu saja masih sama, andra masih menempatkan ara sebagai prioritas utamanya.ara adalah segala-galanya
"gak, aku cuma nanya aja" meski mira sudah tidak seperti dulu lagi, kadang-kadang perhatian kecilnya datang ia bahkan mengirimi ara banyak hadiah dan makanan waktu tau sebentar lagi dia akan punya cucu.tapi seperti andra yang tidak pernah berubah, mira juga sama.kadang-kadang ara masih merasakan aura dingin dari mira.
Karena pada dasarnya memang bukan ara yang diinginkan oleh mira
Mereka tiba kemarin sore saat mira menelfon andra dan meminta mereka datang untuk menghadiri acara pertunangan mentari.
Iya benar sekali. Ara juga masih terkejut mengetahui mentari akan menikah di usia yang lumayan masih muda.masih sangat muda malah, sama seperti dirinya saat menikah dengan andra dulu
Mereka memang cukup dekat, mentari juga lumayan sering bercerita soal pacarnya yang seorang pengusaha yang ia kenal waktu menghadiri ulang tahun temannya. Dan sekarang, mereka akan menikah.ara terkejut saking senangnya
"kamu mau makan sesuatu sayang? mau kue"? kata andra menawarkan, sejak kemarin sampai hari ini ara memang lebih banyak di kamar andra. Rumah terutama dapur menjadi terlalu sibuk, para bibi dari keluarga andra banyak yang datang dan mengerjakan ini itu sementara mira melarang ara untuk ikut campur.bukan karena mira tidak sudi ara membantu tapi kondisi ara yang sedang hamil muda dan perutnya yang sudah membuncit membuat mira agak khawatir nantinya ara kelelahan dan ternyata itu sangat di setujui andra. Pria itu bisa dibilang terlalu berlebihan karena ia bahkan melarang ara turun dari kasurnya.
"aku mau ambil sendiri aja" ara baru akan mencapai pintu saat andra menahannya
"gak usah, saya aja kamu mau apa"? ara rasanya kesal di tahan-tahan terus. Sebenarnya ia juga tidak enak karena terlalu 'di manja' begini. Bahkan ara baru sekali menyapa keluarga andra yang datang dari tempat jauh. Ara takut di cap sombong apalagi menjadi bahasan di tengah-tengah obrolan keluarga.
"aku mau turun, mau bantuin yang lain" memang mereka sedang apa sih di bawah sampai ara tidak boleh lelah? Tidak boleh membantu? Merakit pesawat? Membangun candi?
"saya bilang enggak" andra itu mantan dosen yang cukup di segani, sampai sekarang nada tidak ingin di bantah dan seperti memerintah itu masih ada.
Mungkin sudah ada pada andra sejak lahir, dan makin di kembangkan saat tau ara ini lebih muda darinya jadi harus menurut
Tapi kadang-kadang ara juga capek, andra rasanya terlalu berlebihan dalam hal menjaganya.seolah ara sebelumnya tidak pernah hidup di bumi dan tidak tau ada apa saja disana.
"aku tuh mau nyapa keluarga kamu di bawah.gara-gara kamu aku bangun siang gak ikut sarapan sama mereka"! ara mengungkapkan kekesalannya meski andra di depannya santai saja. Andra memang selalu tidak mau ara membantah.meski sedang dirumah orang tuanya pun andra tetap meminta jatah meski ara sudah menolak mati-matian.andra selalu punya ultimatum agar ara menurut
Kenapa kalo dirumah mama? Mereka gak bakal denger juga kalo kamu teriak
Ara ingin mengumpat mendengarnya, tapi takut anaknya dengar dan andra pasti juga akan menegurnya.
"di bawah udah banyak orang, nanti anak saya juga ikutan capek nanti" ara mendengus, seolah anak ini ada atas hasil jerih payahnya sendiri
"anak kamu"? ara bertanya sinis, kalau ini anaknya saja bisa tidak andra saja yang nantinya melahirkan.jujur ara masih takut walaupun mira bilang akan menemaninya selama persalinan nanti
"memang anak saya kan"
"aku yang mengandung"
"saya yang buat" ara terdiam, ia menatap andra dengan kesal.pria ini memang tidak punya filter kalau sudah bersama ara
"perlu saya ulangi? berkali-kali waktu itu"? Tapi bagi andra, kesalnya ara itu menggemaskan
"kamu bisa diem gak"?! oke baik, perdebatan tidak penting ini biarkan andra menjadi pemenang
Andra terkekeh, menuntun ara untuk kembali duduk di kasur mengelus pelan perut ara yang membuncit Bayangan mengenai dirinya yang sebentar lagi jadi ayah selalu membuatnya bahagia.sudah ada banyak hal yang tersusun di kepalanya mengenai apa-apa saja yang bisa ia lakukan bersama anaknya kelak
"aku bosen tau gak sih kamu ngurung aku di kamar" ara mulai berceloteh dan dengan sabar andra selalu mampu mendengar
"tadi waktu kamu pergi kerja mama sama tari ikut-ikutan larang aku" kata mentari, andra sudah berpesan dengan sangat tegas untuk tidak memberikan pekerjaan apapun pada ara.dan mira juga ikutan menurut
"kamu terlalu manjain aku tau gak, gimana kalau nanti aku gak bisa ngapa-ngapain"? andra curang, ia hanya mau ara bergerak untuk dirinya.bukan untuk orang lain.orang lain bahkan mama ara sendiri tidak boleh menyuruh-nyuruh ara kecuali andra seorang.
Egois sekali pria itu
Andra masih diam dengan tangan yang berada di perut ara
"gimana kalo aku terlalu bergantung sama kamu"? yang ini ara serius, meski andra berulang kali berjanji tidak akan meninggalkan nya tidak ada yang bisa membantah apa mau tuhan.memangnya andra kira dia bisa membujuk tuhan untuk hidup abadi? Atau paling tidak negosiasi dia akan mati setelah ara mati saja?
"ya gak papa, kan ada saya" andra menjawab enteng.
"aku gak mau sama kamu terus ah, bosen tau pengen coba sama orang lain" ara sih cuma bercanda. andra itu tipe pencemburu.mendengar ara memuji aktor di tv saja bisa membuatnya mengurung ara seharian di kamar.
Sama seperti kali ini, saat andra sudah menciumnya secara tergesa-gesa hampir tidak membiarkan ara untuk menarik nafas.ara tau andra tidak suka kalimatnya barusan.
"saya gak mau kamu begadang, takut kamu capek. Tapi kamu jangan mancing"
Ara tertawa, membiarkan andra kembali menciumnya hingga merambat kemana-mana.

KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.