Maysa Olivia : gimana Ra? Pak Andra udah mau belum? Please Ra gue bener-bener putus asa sekarang. Stress gue denger bokap nyokap ngomel
Ara tidak menanggapi pesan dari Maysa, ia lalu mengunci ponselnya dan memasukkan benda itu kembali ke tas selempang yang ia bawa
Hari ini Arka mengajaknya dan Nadia menonton film baru, sebenarnya Ara tidak begitu suka menonton apalagi jika itu film romantis. Tanpa diminta pasti Ara hanya akan mengantuk sepanjang film.
Tapi daripada kebosanan di kost, Ara memilih ikut. Hitung-hitung refreshing dari banyaknya tugas akhir-akhir ini.
Arka sedang mengantri membeli tiket sementara Nadia masih dalam perjalan menuju kemari
Maka Arka dengan judesnya menyuruh Ara untuk antri membeli minum dan cemilan
Padahal ini hari biasa, tapi antrian cukup panjang. Rasanya untuk sekedar mengantri saja Ara sudah malas.
"maaf mbak, uangnya kurang" Ara malu setengah mati, ia pakai uang pribadinya sendiri. lalu Ara meraba seisi tasnya. Semakin panik saat menyadari bahwa dompetnya tidak ada dalam tas selempang yang ia bawa
Memalukan
"pake ini saja mbak" suara itu familiar bagi Ara, ia menoleh untuk kemudian terkejut. Entah karna terlalu kaget atau terlampau tidak percaya, Ara sampai tidak sadar bahwa Dewa telah menyeretnya keluar dari barisan antri.
"kamu.. Kok bisa disini"? Ara terbata, jantungnya seakan ingin melompat keluar lalu menertawakan ekspresi terkejutnya sekarang.
Ara jadi merasa kesal, ada saja hal yang membuat jantungnya jumpalitan. Jika seperti ini terus lama-lama ia bisa kena serangan jantung.
"kebetulan ada urusan di jakarta. Terus saya liat kamu disini" Ara hanya mampu mengangguk sambil bilang 'oh'
Lalu hening menguasai
"sama siapa kesini"? Ara lalu teringat Arka, pria itu belum kembali sampai sekarang
Beli tiket di depok apa gimana sih?!
Berdua dengan Dewa begini membuat Ara gugup. Sudah lama sekali tidak pernah terjadi yang seperti ini. Apalagi terakhir kali mereka bertemu berakhir dengan tidak baik
"kok ngelamun"? Ara gelagapan, lalu menangkap sosok Nadia yang untungnya sudah datang. Langsung saja Ara menarik paksa lengan sahabatnya itu untuk menemaninya menghadapi Dewa
"sama temen, kenalin dia Nadia" Nadia tersenyum sopan, menerima uluran tangan Dewa dengan senyum sambil saling menyebutkan nama
"kami mau nonton" Ara merutuk dalam hati, jawaban macam apa itu?
tidak dikasi tau juga pasti Dewa sudah tau!Gimana seh!
Ara makin tambah kesal karna Nadia hanya berdiri sambil memasang senyum sopan. Benar-benar tidak membantu sekali
Benar-benar tidak ada gunanya
"pulang sama siapa? biar saya antar"
Ara merasa tidak ada yang salah dengan itu, maka tanpa pikir panjang Ara mengangguk.
Arka datang dan mengatakan filmnya akan segera dimulai, Dewa memutuskan untuk ikut dan disetujui saja oleh ketiganya.
Ara mengeluarkan ponselnya yang bergetar, pertanda pesan baru masuk ke ponselnya
Pantas kamu tolak ajakan saya, sedang sama yang lain rupanya
Saya gak akan cabut hukuman itu kecuali kamu penuhi syarat dari saya
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.