"Dewa"? Riana berdiri menyambut putranya disusul Dewa yang mencium tangan Riana, benar-benar seperti keluarga sempurna dan entah kenapa Ara merasa iri karna Dewa jauh lebih dekat dengan Riana daripada dirinya sendiri.
Ara segera menepis pikiran itu, ia bangkit berdiri dari duduknya di susul Andra
"selamat siang" Andra menyapa formal, Andra sudah tau soal Dewa dan ia sadar kalau Ara tau bahwa dirinya meneliti keluarganya, gadis itu pasti akan tidak senang. Tapi maksud Andra disini baik, ia hanya ingin tau keluarga Ara seperti apa.
"ngapain kesini"? Respon Dewa tidak suka, ia tidak suka melihat Andra datang kesini untuk ketiga kalinya dan yang paling membuatnya tidak terima adalah Ara ada bersamanya
"dia datang sama aku" Ara menjawab cepat, di depan Dewa ia harus buktikan bahwa perasaan Ara terhadap Dewa sudah selesai. Dewa harus berhenti soal rencana-rencana yang katanya akan melawan keluarga untuk Ara
Ara tidak senang atau merasa istimewa untuk itu, yang ada keluarga akan terpecah belah
"masuk dulu, mama siapkan makan" Dewa memandang Riana penuh tanya sedikit tidak terima saat ia tau bahwa Riana telah jatuh pada pesona laki-laki ini
Dewa tidak mendengar, ia malah duduk di samping Andra yang juga otomatis duduk. Bagi Ara ini adalah pertanda buruk
"Ara gak mau menikah dengan Anda" Andra tau siapa Dewa atau latar belakang di baliknya, Andra ikut prihatin. Tapi kenyataan tetap kenyataan, Ara sudah menerima bahwa mereka tidak akan pernah bersama dan memilih berkorban. Tapi Dewa tidak
Entah karna dia sebagai laki-laki tidak ingin kalah atau memang sangat mencintai Ara, Andra tidak tau. Yang ia tau adalah mereka sekarang saudara dan Andra sama sekali tidak terintimidasi dengan tatapan tajam dari Dewa
Dia akan menikahi Ara dengan atau tanpa restu ayah dan saudara tiri Ara karna bagi Andra Riana adalah paling penting diatas yang lainnya
"bukan tidak mau, tapi belum" Dewa tersenyum sinis, sepertinya Ara memang harus tepuk tangan untuk sikap tenang Kalliandra
"dewa, jangan ngomong kayak gitu. kita gak usah ikut__
"aku harus ikut campur ma, karna Ara gak akan menikah dengan orang yang gak dia cintai" Dewa mengatakan itu sambil menatap kearah Ara, dan Ara tau mengenai tatapan itu.
Dewa sudah terlalu jauh melangkah dan Ara takut Dewa tidak bisa berhenti
"papa udah setuju Dewa" Ara tercengang, sementara Andra tetap menormalkan ekspresi sekalipun jantungnya sempat kaget mendengar itu
"kami sudah bicara, dan papa setuju kalau Ara menikah dengan Andra. Andra orang baik dan mapan. Mama rasa__
"papa bilang begitu karna dia tau aku masih berharap sama Ara"! nada suara Dewa meninggi dan ini justru membuat Ara ingin menangis
Ara merasa telah menjadi jahat, tapi Ara juga merasa dirinya telah mengambil tindakan benar dengan memilih membuat keluarganya aman-aman saja. Walau sepertinya tidak sepenuhnya karna Dewa tidak terima soal ini.
Tapi Ara juga rasanya masih bimbang
"saya bukan ingin ikut campur soal kisah kalian, tapi Ara sudah bilang kalau dia berhenti berjuang untuk hubungan kalian. Sisa kamu yang perlu menerima kenyataan" Ara tidak sempat bingung dari mana Andra tau soal itu, karna Dewa sudah lebih dulu berdiri dan mencengkram kerah baju yang Andra pakai
"jangan sok tau soal saya dan Ara" Dewa berkata dingin sama dinginnya dengan ekspresi yang ia tampilkan, Andra melepas dengan mudah cengkraman itu.
"anda yang harusnya sadar, jangan memaksakan kehendak" Riana memegang lengan Dewa, menahan pukulan yang hampir saja mendarat mulus di pipi Kalliandra
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.