Andra tidak menyangka, sekedar meminta bantuan Ara memilih perabotan rumah bisa se-menyenangkan ini. Melihat Ara berjalan di sebelahnya atau mendahuluinya beberapa langkah di depan membuat hatinya bahagia
Bisa-bisanya ia bagai anak remaja di tiga puluh tahun umurnya
Sesekali Andra mencoba menggenggam telapak tangan Ara karna hari ini agak lebih ramai dari biasanya, namun hanya bertahan beberapa detik.
Ara melepaskan tangannya secara paksa dan tanpa kata
"bapak mau cari apa lagi"? Andra membeli beberapa piring mangkok dan cangkir dimana semuanya atas pilihan Ara
"beli rak buku disana" mereka lalu berjalan menuju rak-rak berada
"kamu suka baca buku"? Ara yang sedang melihat-lihat rak di depannya menoleh.
"suka, tapi novel aja. Itu juga udah lebih sering baca di hp" jawabnya jujur. Andra sudah tau sebenarnya karna kebanyakan anak muda sekarang memang seperti itu
Bicara soal usia, itu juga sedikit mengusik pikiran Andra. Hubungannya dan Ara belum menunjukkan kemajuan apa-apa. Ara sama sekali tidak mengerti dengan kedekatan yang susah payah Andra bangun, lalu bahasan soal usia turut muncul kepermukaan.
Ara adalah perempuan berusia dua puluh satu tahun, Andra tidak mengerti sebenarnya apa maksud takdir membuatnya bertemu dengan Ara
Atau hanya dirinya saja yang sedang di permainkan lewat Ara?
Tidak bisa seperti itu. Andra tidak akan biarkan itu.
Banyak hal yang harus Andra pikirkan, banyak yang harus Andra pertimbangkan jika tetap ngotot menginginkan Ara dalam hidupnya
Namun Andra tidak masalah.
"pak"! Ara menepuk lengan Andra untuk kedua kalinya, tidak habis pikir bisa-bisanya melamun di tempat ramai
"kenapa Ra? maaf saya melamun" jawab Andra kemudian
"bapak lagi ada masalah ya"? Andra menggeleng, ia tidak harus beritahukan sekarang. Semuanya harus bertahap dan pelan-pelan agar Ara pun tidak bingung
"menurut kamu ini bagus"? Andra mengalihkan pembicaraan, Ara mengangguk membenarkan pertanyaan andra
"ini warnanya gak terlalu mencolok, gak terlalu besar atau kecil juga. Kalau bukunya di tata baik dan rapi pasti bisa muat banyak" kata Ara menjelaskan, melihat itu Andra tersenyum dan tanpa basa-basi langsung membeli lemari pilihan Ara
Jam makan siang tiba, tidak terasa Andra mengajak Ara memutari toko sampai dua jam. Bersyukur karna Ara tidak mengeluh sama sekali. Maka sebagai imbalannya Andra membawa Ara ke salah satu restoran untuk makan siang.
"pesan sepuasnya, saya mau ke toilet sebentar " Andra baru akan berdiri namun Ara menahannya
"bapak mau pesan apa, sekalian aja"
"samain aja sama kamu" lalu Andra melanjutkan langkah menuju toilet
Sembari menunggu pesanannya datang Ara mengambil ponsel dari tas kecil yang ia bawa. Kaget mendapat puluhan panggilan dari Arka dan Nadia
Tumben
Nanad nadia :
Ra yang di group seriusan?
Ra?
Woy ellah!
Ra? Lo sama pak andra ada apa sih kasi tau lah biar gue gak stres karna penasaran
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.