Makan malam keluarga Mahardika sudah terbilang jarang dilakukan sejak beberapa minggu. Tapi hari ini spesial untuk ulang tahun Mentari, Mira memasak banyak dan semua keluarga berkumpul meski sialnya Calista juga ada disana.
Andra tidak suka
Karna Mira selalu saja mencari cela untuk Andra dan Calista bersama, entah beli sesuatu di supermarket lah, potong sayur berdua lah, padahal sebelumnya Mira tidak pernah menyuruhnya ikut campur urusan dapur
Andra tidak suka karna makin kesini Calista makin cari perhatian. Dan dengan sengaja selalu dekat-dekat Andra bersikap layaknya seorang istri yang sedang melayani suami. Andra jengah, tapi hanya mampu pura-pura tidak tau.
Andra sedang di ruang kerjanya, sebentar lagi makan malam akan dimulai sekalian syukuran ulang tahun Mentari katanya
Araminta ardhani: pak maaf ganggu malem2 ini kita gak dapet bocoran apa kek gitu buat besok
Andra membaca pesan Ara dengan senyum tipis. Seketika ide cemerlang muncul di kepalanya
Sementara Ara di kostnya menatap layar ponselnya frustasi, Andra belum membalas tapi sudah membaca pesannya. Kalau bukan Arka dan Nadia yang memaksanya, Ara juga ogah melakukan hal ini, toh ia juga tau bahwa dari dulu memang Andra tidak pernah memberi gambaran mengenai ujian apapun kecuali rentetan materi super panjang.
Kalau biasanya dosen baik hati mau memberitahukan jenis soalnya atau jumlah essay ada berapa jumlah pilihan ganda ada berapa, Andra justru tidak secuil pun. Tapi Ara berharap semoga ujian ini tidak sulit-sulit amat.
"udah belom"? Arka dan Nadia malam ini mendatangi kost Ara hanya untuk memaksa Ara mengirim pesan pada Andra
Sungguh teman-teman yang amat sangat berguna
"belom di bales" jawab Ara cuek, padahal dalam hati ini cukup mengganggunya. Bisa-bisanya ya Andra online tapi pesannya cuma di baca.
Jiwa kurang ajar Ara meronta-ronta
Pak Andra marah kali yah sama gue gara-gara kemarin
Me: pak maaf banget tapi chat saya bukan koran jangan cuma dibaca aja
Nadia yang mengintip layar ponsel Ara tertawa, Arka yang sedang berupaya menghabiskan kacang goreng di toples kecil milik Ara terheran
"udah mulai berani lo ya sama pak Andra" Ara angkat bahu saja, dia yakin sih Andra tidak akan marah
Pak andra: ada. Tapi pake syarat
Ara sudah tau juga hal ini, Andra pasti tidak akan memudahkan semuanya dengan cuma-cuma
"kata pak Andra bakal ada tapi pake syarat" lapor Ara pada Arka dan Nadia
"tanya dulu syaratnya apa, kalau kita bisa lakuin, terus dapet bocoran jangan di bagi-bagi ke yang lain" saran Arka patut Ara pertimbangkan dan Nadia juga mengangguk setuju
"tapi gak papa? nanti pak Andra curiga lagi kenapa cuma kita bertiga yang nilainya bagus" bukan apa-apa kelas Ara itu beberapa diisi oleh orang-orang iri hati dan dengki
"untung kalo nilai kita bagus, kalo enggak? Kan belum tentu. Kecuali gue kan emang udah pasti nilai gue jauh di atas kalian" kata si sombong Arka dengan percaya dirinya
"sombong gak bakal bikin lo masuk surga"! Nadia menoyor kepala Arka dari samping
Ara melihat ketiga toples kaca diatas mejanya sudah kosong tanpa sisa. Semua isinya telah pindah ke dalam lambung Arka
"kok cemilan gue di abisin"! Arka cuek bebek. Makan terus sambil nonton tv saat suara nyaring telfon Ara mencegahnya untuk melanjutkan protesnya
"pak Andra nelpon"! kata Ara dengan panik, apa salahnya sih ketik saja balasan pesan Ara?
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
Chick-LitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.