Dua hari Kalliandra tidak masuk dan kalo boleh Ara jujur, dua hari itu Ara menunggu kedatangan Andra.
Bukan untuk mengatakan rindu, Ara sungguh tidak sudi untuk itu. Tentu saja Ara ingin menyerahkan tugas yang sudah selesai ia kerjakan karna terhitung, dua minggu lagi ujian akan dilaksanakan. Dan Ara tidak ingin jadi satu-satunya orang yang tidak mengikuti ujian.
Dapat nilai tidak, dapat malu iya.
Ara bukan tidak usaha. Ia sudah merecoki Arka sang penanggung jawab mata kuliah Andra. Tapi katanya Andra tidak kunjung ada kabar. Terakhir kali adalah saat pria itu bilang akan masuk minggu depan
Ara bimbang, menghubungi Andra lewat email hanya akan menguji kesabarannya karna menunggu balasan Andra sama lamanya menunggu doi membuka hati
Lama bung
"lo gak ada cari pak Andra"? sekedar info, Ara dan Nadia sekarang berada di salah satu mall jakarta. Tidak sering mereka kemari maka kalau sekalinya bisa ya jangan hanya pergi sebentar. Terhitung, sudah lebih dari tiga jam mereka di mall. jalan-jalan mencuci mata, main di time zone dan menemani Nadia membeli satu celana dan piyama. Sementara Ara lebih banyak jajan makanan. Iyalah! Ara gitu lo!
"kemarin gue ke ruangannya beliau belum dateng, nanyain Arka juga katanya belum ada kabar. Gue email gak di bales" katanya lalu memasukkan sesendok ice cream ke mulutnya
"lo tau whatsapp enggak sih"? pertanyaan bodoh Nadia mengalir seringan bulu
"ya taulah bego! lo pikir gue hidup di jaman batu"? Ara membalas sembari ngegas
"ya kalo tau kenapa lo gak hubungin lewat sana"! Nadia balas ngegas
"ya gue gak punya nomernya"! Mereka berdua tidak peduli pada beberapa pengunjung yang sedang menatap kearah mereka. Terusik akan suara bising yang mereka ciptakan
"ya usaha dong bego"!
"males banget ah, apa gak ada bahasan lain"! Seorang pelayan cafe menghampiri meja dimana Ara dan Nadia duduk sembari saling ngegas
"mbak maaf, ini ada apa ya? mungkin suaranya bisa di pelan dikit. Pengunjung lain terganggu" detik itu pula Ara dan Nadia mengedarkan pandangan demi menemui semua mata yang memandang
Nadia berdiri tanpa kata, berjalan menuju kasir untuk membayar ice cream yang mereka pesan
"maaf mas, ini udah mau pulang kok" Ara lalu mengambil tasnya dan Nadia kemudian keluar dari sana
"pulang yuk, gue capek" kata Ara setelah keluar dari tempat tadi, berjalan beriringan dengan satu tangannya memegangi lengan Nadia
"eh itu pak Andra bukan sih"? Secara refleks Ara menolehkan kepalanya kearah telunjuk Nadia
Iya, disana Andra entah dengan siapa. Ara tau, membanding-bandingkan diri sendiri dengan orang lain adalah sebuah hal yang tidak perlu dilakukan, sebuah tanda bahwa kita kurang bersyukur. Tapi maaf saja, Ara pun hanya manusia biasa. Maka melihat perempuan di samping andra dengan body goalsnya wajah yang cantik berpoleskan make up natural serta gaya busananya yang fashionable membuat kadar insecure yang Ara punya makin melambung tinggi.
"cakep anjir" lalu Nadia makin menambahkan lagi kadar Insecure itu
Sungguh sahabat yang amat luar biasa
"huum, udah ayo pulang pegel nih kaki gue"! jangan anggap Ara cemburu melihat Andra yang ditunggunya dua hari sedang disini di mall ini dengan wanita entah siapa, Ara tidak cemburu dan sungguh itu tidak mungkin. Ara hanya kesal. Padahal email yang dia kirim menanyakan kabar tugasnya bukan cuma satu. Ara sedikit kesal
Namun saat langkahnya dan Nadia hampir menyentuh eskalator Andra lebih dulu menghentikan. Ara sebenarnya tidak berhenti tapi Nadia lah yang menahannya. Dan tolong jangan berfikir bahwa Andra memanggil namanya, karna sesungguhnya pria itu memanggil Nadia.
"jam segini masih di mall, kalian gak ada tugas"? Sebagai layaknya seorang dosen, Andra hanya ingin dianggap peduli pada mahasiswanya. Apalagi berkeliaran di mall di jam sembilan malam sementara besok masih kuliah adalah bukan hal yang baik
"ini baru mau pulang kok pak" Nadia menjawab terbata. Kalau ada yang mau tau, si pak Andra sama sekali tidak melihat kearah Ara sejak langkah pertama ia menuju kearah mereka.
"dia mahasiswi kamu mas"? suara merdu itu menyapu pendengaran Ara
"iya" Ara hanya memandang kearah toko di depannya, setidaknya itu lebih baik dari pada memandang wajah Andra
"tugas kamu sudah sampai mana Ara"? Nadia menyenggol lengan Ara. DI saat seperti ini Ara masih saja melamun. Nadia geleng-geleng kepala akan tingkah sahabatnya itu
"saya udah ngirim email ke bapak, tapi bapak gak ada respon. Tugas saya udah selesai dari lama" Ara menjawab lengkap, tidak mau ambil resiko Andra menuduhnya yang tidak-tidak.
"oh" cuma itu, Ara menunggu beberapa detik, menunggu kalimat selanjutnya, dan ternyata memang hanya itu.
Ara baru hendak membuka mulutnya lagi namun Andra lebih dulu menyela
"kalo gitu saya pergi dulu, kalian pulang, besok masih kuliah" Andra berlalu setelah mengangguki ucapan "hati-hati pak" dari Nadia
"kenapa jawabannya cuma oh anjir"!
****
Jam setengah sebelas malam, saat Ara sedang berselancar di dunia maya melalui ponselnya pop up sebuah email masuk. Ara tidak langsung membukanya hingga dua menit kemudian, email baru masuk lagi. Ara jelas penasaran maka ia pun membuka email itu.
Oh dari si andra
From: Kalliandra mahardika
To: Araminta ardhaniTugas kamu, bawa kerumah saya selepas kamu kuliah besok
Ara langsung bangun dari posisi tidurnya, matanya membaca baik-baik rentetan kata yang dosennya tulis. Mungkin saja Andra typo walau itu amat sangat tidak mungkin
Lalu Ara membaca email selanjutnya
From: Kalliandra mahardika
To: Araminta ardhaniAlamat rumah saya bisa kamu tanyakan ke Arka. Saya tidak mau menunggu lama Ara
Ara membekap mulutnya dengan satu tangan, menahan diri agar tidak berteriak. Takut membangunkan tetangga kost-nya
Kenapa pak Andra suka sekali membuatnya kesulitan sih!
Ara membalas pesan Andra dengan emosi yang membara, kenapa harus ribet sampai mendatangi rumahnya segala? padahal mereka bisa ketemu di kampus kan?
From: Araminta ardhani
To: Kalliandra mahardikaMaaf pak, memangnya bapak belum bisa ke kampus?
Emosi boleh, tapi kesopanan tetap harus di jaga. Walau Ara tidak ikhlas
Tak ada balasan, bahkan hingga pukul satu dini hari. Andra benar-benar makhluk yang paling hebat dalam hal menguji kesabarannya.
Kalau keadaannya seperti ini, Ara ingin menyebut semua nama binatang saja rasanya.
![](https://img.wattpad.com/cover/238842798-288-k488586.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
ChickLitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.