Sebenarnya Ara bukan salah satu diantara mahasiswa pintar di kampus.
Popularitas yang Ara punya juga tidak seperti anak-anak kampus yang lain. Atau lebih dekatnya Nadia, yang memang punya sifat easy going dan mudah beradaptasi dimana saja
Ara tidak pernah ikut organisasi apapun sejak sekolah, karna Ara tidak pernah tertarik.
Namun Ara tidak bisa di kategorikan bodoh juga, karna meski tidak pintar Ara itu rajin.
Rajin memerhatikan dosen saat menjelaskan dan rajin kumpul tugas tepat waktu. Ara tidak pernah mangkir untuk tugas apapun
Maka saat ujian seperti ini, Ara juga sama seperti yang lain. Belajar mati-matian demi nilai sempurna
Ara belajar sampai tengah malam menghafal materi yang akan masuk saat ujian nanti. Apalagi jurusan yang Ara ambil memang lebih banyak menggunakan ilmu menghafal daripada menghitung. Sampai Ara akhirnya drop.
Kemarin Ara dibawa oleh Andra kerumah sakit, dokter bilang Ara kelelahan dan terlalu banyak pikiran
Awalnya Ara menolak karna Andra dengan gaya pemaksa-nya menggendong Ara dari ruangan sampai ke parkiran dan walau menyembunyikan wajah, Ara juga tau bahwa pasti banyak yang melihat adegan sinetron itu.
Dan kebencian untuk dirinya pun pasti akan bertambah
Andra senang sekali membuatnya repot memang.
"lo udah sembuh emang"? Arka datang dengan sekotak susu coklat ditangan lalu memberikannya pada Ara
"udah" Ara sebenarnya di sarankan untuk rawat inap semalam, tapi Ara menolak tegas.
Ara tidak mau dirawat karna besok ia harus ujian, lalu semakin membuatnya tidak ingin saat Andra menolak pulang dan ingin menemaninya disana
Ogah pake banget!
Andra marah kemarin, dia bilang Ara sangat keras kepala dan tidak mau diatur. Andra juga mengomel seakan Ara adalah anak-anak yang jatuh sakit karna kebanyakan makan es. Tapi Ara bermasa bodoh yang penting ia pulang terserah dengan Andra dan amarahnya
"gue cuma demam kali, bukan tbc" Arka menoyor kepala Ara disusul Nadia yang juga ikutan
"ringan amat tuh rahang ngomong" kata si judes Arka
"lo semalem dianter pak Andra"? Ara mengangguk membenarkan pertanyaan Nadia sambil meminum susu pemberian Arka
Ara memilih tidak menceritakan dimana Andra bahkan membelikannya bubur dan obat penurun demam tambahan serta vitamin. Ara merasa itu agak berlebihan, tapi karna tidak punya tenaga melawan Ara diam saja. Bahkan saat Andra mengantarnya sampai kamar dan menempelkan bye bye fever di keningnya yang entah dia dapat darimana
"dia nganter lo pulang aja, gak ngapa-ngapain lagi"? Ara mengerutkan dahi, memangnya mau apa lagi?
Otak Nadia ini memang terlalu suka memikirkan yang tidak-tidak terlalu sering menonton drama korea juga pasti
"emang lo mau beliau ngapain"?
"ya siapa tau dia ingin menciptakan momen romantis sama lo gitu" Nadia bersorak setuju pada kalimat yang Arka lontarkan.
"gak ada, gak usah mengada-ngada lo berdua"! Ara jadi semakin yakin, memang apapun yang terjadi semalam sebaiknya ia simpan sendiri saja. Karna Nadia dan Arka hanya akan membuatnya emosi jiwa dan raga jika mereka tau.
"gak ada banget atau gak ada aja"? Arka makin menyadari raut kesal Ara, tapi maafkan Arka karna ia tidak peduli
"ada" Madia menoleh dengan heboh setelah tadi sempat mencari pulpen dalam tasnya

KAMU SEDANG MEMBACA
STRUMFREI✓
Chick-LitTernyata memang benar, garis antara cinta dan benci itu nyaris tak ada. Dari yang bukan siapa-siapa bisa menjadi teman hidup.